4.2.1 Wujud Nilai Kepatuhan
Nilai kepatuhan merupakan nilai yang dimiliki oleh masyarakat sebagai tanda patuh terhadap Tuhan, pimpinan atau sebuah perintah. Nilai kepatuhan
masyarakat terhadap sebuah wejangan yang berlaku di lingkungan masyarakat pemilik cerita dipengaruhi oleh kepercayaan kejawen klasik. Mereka
mempercayai suatu kekuatan yang melebihi segala kekuatan yang disebut kasekten, hal ini sesuai dengan pendapat Koentjaraningrat. Kekuatan yang mereka
percayai salah satunya adalah ruh leluhur. Kepatuhan masyarakat terhadap petuah para leluhurnya merupakan salah satu wujud penghormatan terhadap leluhurnya.
Masyarakat desa Somawangi masih menghormati leluhurnya yaitu Raden Somawangi sebagai pendiri Desa Somawangi. Masyarakat percaya arwah Raden
Somawangi selalu melindungi keselamatan dan kesejahteraan desanya. Mereka juga mengetahui dan mematuhi larangan yang diberikan oleh Raden Somawangi.
Wujud dari nilai kepatuhan dapat diukur dari perilaku masyarakat Desa Somawangi sebagai berikut:
4.2.1.1 Memahami dan mengamalkan prinsip-prinsip yang ada di masyarakat
Suatu masyarakat yang tinggal dalam satu lingkungan memiliki pedoman hidup sehari-hari. Seperti halnya masyarakat lainnya, masyarakat Desa
Somawangi juga memiliki prinsip-prinsip mengenai tata cara hidup di masyarakat sehari-hari, baik itu sebuah perintah untuk dijalankan ataupun sebuah larangan
yang tidak boleh dilakukan masyarakat, pada kenyataannya masyarakat Desa Somawangi mempercayai adanya sebuah larangan yang diwariskan Raden
Somawangi. Berdasarkan wawancara dengan Bapak Wiyoto, menyatakan sebagai berikut :
Neng Desa Somawangi wargane esih mentingaken norma-norma sing ana neng masyarakat, yen kaitane karo nilai kepatuhan warga karo critane
Raden Somawangi rata-rata esih pada percaya lan sebagian besar kie esih didadikaken pedoman masyarakat saben ndinane wawancara, 23 April
2011. Warga desa di Desa Somawangi masih mementingkan norma-norma yang
berlaku di masyarakat, berkaitan tentang nilai kepatuhan warga dengan cerita Raden Somawangi rata-rata masih mempercayainya dan sebagian
besar masih dijadikan pedoman masyarakat sehari-hari. Berdasar kutipan di atas maka dapat diambil kesimpulan bahwa
masyarakat Desa Somawangi masih memegang teguh prinsip-prinsip kepatuhan terhadap larangan Raden Somawangi. Masyarakat menjadikan prinsip tersebut
sebagai pedoman hidup sehari-hari. Sesuai dengan pendapat Munib bahwa nilai atau norma dalam masyarakat harus dijunjung tinggi untuk menentukan ciri
manusia. Selain itu Scwartz menjelaskan bahwa nilai berkaitan dengan cara bertingkah laku dan tujuan akhir tertentu. Masyarakat memiliki sebuah nilai yang
berkembang di lingkungannya dan mengamalkan nilai-nilai tersebut sebagai wujud manusia yang patuh. Prinsip-prinsip yang ada di masyarakat terbentuk dari
perilaku masyarakat yang dapat diukur dari nilai. Masyarakat tidak berani meninggalkan larangan tersebut karena takut memperoleh kutukan dari leluhur
mereka.
4.2.1.2 Menghormati sebuah petuah yang menjadi pedoman hidup sehari- hari