Bahan pengisi ini dihasilkan dari penggilingan atau pengolahan quartz atau kaca untuk menghasilkan partikel berukuran 0,1-100 µ m. Partikel silika dengan ukuran
koloidal kira-kira 0,4µ m secara kolektif disebut pengisi mikro diperoleh dari proses pengendapan. Partikel pengisi umumnya membentuk 30-70 volume atau 50-85
berat komposit.
4
2.1.1.3 Bahan Coupling
Untuk menciptakan ikatan yang kuat antara matriks resin dan partikel bahan pengisi diperlukan bahan pengikat coupling. Bahan pengikat merupakan komponen
yang sangat penting dari materi resin komposit. bahan pengikat harus biokompatibel dengan bahan pengisi dan matriks resin. Produsen telah mengatasi hal ini, tekanan
akan ditempatkan pada restorasi dengan demikian tekanan dapat ditransfer dari matriks resin lemah ke tahap filler kuat. Salah satu teori pemakaian komposit
mengatakan bahwa ikatan antara bahan pengikat dan partikel filler akan sedikit larut dalam lingkungan mulut. Ketika ikatan rusak , partikel pengisi ditarik keluar matriks
resin, sehingga memperlihatkan resin lembut. Resin ini kemudian aus, dan memperlihatkan partikel filler yang lebih besar ke lingkungan mulut, dan siklus ini
berlangsung terus-menerus.
16
Bahan pengikat berfungsi untuk mengikat partikel bahan pengisi dengan resin matriks. Adapun kegunaannya yaitu untuk meningkatkan sifat mekanis dan fisik
resin, dan untuk menstabilkan hidrolitik dengan pencegahan air. Bahan ini mempunyai manfaat membuat partikel pengisi anorganik dengan matriks resin
organik berikatan satu sama lain. Jika tidak ada ikatan yang baik, maka tekanan yang diterima oleh resin komposit tidak tersebar ke seluruh partikel yang ada sehingga
mudah terjadi fraktur.
4,5
2.1.2 Jenis Resin Komposit
Klasifikasi resin komposit berdasarkan ukuran partikel pengisinya terdiri atas resin komposit tradisional, resin komposit macrofiller, resin komposit microfiller, resin
komposit hibrid dan resin komposit nanofiller.
Universitas Sumatera Utara
a. Resin komposit tradisional
Resin komposit tradisional memiliki kandungan partikel glass filler dengan rata- rata ukuran partikel 10-20µm dan partikel yang paling besar adalah 40µ m. Jenis resin
komposit ini menghasilkan kekurangan pada hasil akhir permukaan yang kasar, dan kusam karena partikel filler menonjol dari permukaan resin.
3
b. Resin Komposit Macrofiller
Resin komposit makrofil mengandung silika koloid dengan rata-rata ukuran partikel 10µm sampai 100µm. Partikel pengisinya 70 sampai 80 dari berat.
Ukuran besar partikel pengisi dalam komposit macrofilled menghasilkan restorasi yang terasa kasar bila dilihat menggunakan explorer. Kemungkinan akumulasi plak
dan perubahan warna lebih besar dengan komposit macrofilled dibandingkan dengan jenis lain. komposit macrofilled memiliki ciri khas akan berubah sedikit abu-abu
ketika digosok dengan instrumen.
4,16
c. Resin Komposit Microfiller
Ukuran partikel komposit microfilled jauh lebih kecil dari komposit macrofill
0,01µm - 0,1µ m. Komposit microfill setelah di polish sangat halus dan tampilan permukaan sangat mirip dengan enamel. Partikel filler ini sangat kecil dan merupakan
leburan silika. Luas permukaan partikel filler sangat kecil sehingga membutuhkan lebih banyak resin untuk membasahi permukaan partikel filler. Pada hasil komponen
resin komposit yang tinggi menghasilkan peningkatan koefisien ekspansi termal dan kekuatan yang lebih rendah.
4,16
d. Resin komposit Hibrid
Komposit jenis ini kuat dan memiliki hasil poles yang baik. Kandungan filler resin komposit hybrida ini adalah 75 sampai 80 berat. Partikel filler rata-rata 0,4µm
sampai 1µ m, tetapi dengan jangkauan yang lebih luas dari ukuran partikel 0,5µm - 3µm. Resin komposit ini disebut hybrid atau campuran karena mereka memiliki
berbagai partikel ukuran. komposit hibrida sangat populer, kekuatan dan ketahanan abrasi yang dapat diterima kecil untuk restorasi kelas I dan II. Permukaan akhir
mereka hampir sama baiknya dengan microfill, dengan demikian, mereka juga digunakan untuk restorasi kelas III dan IV.
4,16
Universitas Sumatera Utara