Jenis Bahan Pengisi Bahan Coupling

2.1.1 Komposisi Resin Komposit 2.1.1.1 Matriks resin Kebanyakan resin komposit menggunakan campuran monomer aromatic dan atau aliphatic dimetacrylate seperti bisphenol A glycidyl methacrylate BIS-GMA, selain itu juga banyak dipakai adalah tryethylene glycol dimethacrylate TEGDMA, dan urethane dimethacrylate UDMA adalah dimethacrylate yang umum digunakan dalam komposit gigi. Kelemahan sistem epoksi, seperti lamanya pengerasan dan kecenderungan perubahan warna, mendorong Bowen mengkombinasikan keunggulan epoksi CH-O-CH2 dan akrilat CH2=CHCOO. Percobaan-percobaan ini menghasilkan pengembangan molekul BIS-GMA. Molekul tersebut memenuhi persyaratan matrik resin suatu komposit gigi. 5 Polimerisasi pada resin komposit menyebabkan pengerutan. Bis-GMA memiliki molekul yang lebih tinggi dari pada methyl methacrylate MMA dapat mengurangi pengerutan saat polimerisasi. Nilai pengerutan akibat polimerisasi Bis-GMA adalah 7,5 sedangkan methyl methacrylate MMA adalah 22. 4

2.1.1.2 Jenis Bahan Pengisi

Penambahan partikel bahan pengisi kedalam resin matriks secara signifikan meningkatkan sifatnya. Seperti berkurangnya pengerutan karena jumlah resin sedikit, berkurangnya penyerapan air dan ekspansi koefisien panas, dan meningkatkan sifat mekanis seperti kekuatan, kekakuan, kekerasan, dan ketahanan abrasi. Faktor-faktor penting lainnya yang menentukan sifat dan aplikasi klinis komposit adalah jumlah bahan pengisi yang ditambahkan, ukuran partikel dan distribusinya, radiopak, dan kekerasan. 5 Ukuran rata-rata partikel pengisi berdiameter 0,2 – 0,3 µm partikel fine atau 0,04 µm partikel microfine. Presentase volume dari partikel bahan pengisi lebih kecil dari presentase berat resin komposit itu sendiri. Teknologi di bidang kedokteran telah berhasil mengembangkan teknologi bahan pengisi yang lebih kecil yaitu komposit nanofiller dengan ukuran 1 – 10 nm. 3,16 Universitas Sumatera Utara Bahan pengisi ini dihasilkan dari penggilingan atau pengolahan quartz atau kaca untuk menghasilkan partikel berukuran 0,1-100 µ m. Partikel silika dengan ukuran koloidal kira-kira 0,4µ m secara kolektif disebut pengisi mikro diperoleh dari proses pengendapan. Partikel pengisi umumnya membentuk 30-70 volume atau 50-85 berat komposit. 4

2.1.1.3 Bahan Coupling

Untuk menciptakan ikatan yang kuat antara matriks resin dan partikel bahan pengisi diperlukan bahan pengikat coupling. Bahan pengikat merupakan komponen yang sangat penting dari materi resin komposit. bahan pengikat harus biokompatibel dengan bahan pengisi dan matriks resin. Produsen telah mengatasi hal ini, tekanan akan ditempatkan pada restorasi dengan demikian tekanan dapat ditransfer dari matriks resin lemah ke tahap filler kuat. Salah satu teori pemakaian komposit mengatakan bahwa ikatan antara bahan pengikat dan partikel filler akan sedikit larut dalam lingkungan mulut. Ketika ikatan rusak , partikel pengisi ditarik keluar matriks resin, sehingga memperlihatkan resin lembut. Resin ini kemudian aus, dan memperlihatkan partikel filler yang lebih besar ke lingkungan mulut, dan siklus ini berlangsung terus-menerus. 16 Bahan pengikat berfungsi untuk mengikat partikel bahan pengisi dengan resin matriks. Adapun kegunaannya yaitu untuk meningkatkan sifat mekanis dan fisik resin, dan untuk menstabilkan hidrolitik dengan pencegahan air. Bahan ini mempunyai manfaat membuat partikel pengisi anorganik dengan matriks resin organik berikatan satu sama lain. Jika tidak ada ikatan yang baik, maka tekanan yang diterima oleh resin komposit tidak tersebar ke seluruh partikel yang ada sehingga mudah terjadi fraktur. 4,5

2.1.2 Jenis Resin Komposit