Arrester Metal Oksida MOA

terminal kumparan yang akan mengakibatkan sela bantu tembus dan dialiri arus petir. Setelah arus petir menjadi nol, maka arus susulan berfrekuensi daya akan mengalir pada kumparan disebabkan impedansi kumparan yang berubah menjadi sangat rendah pada frekuensi daya. Akibatnya busur api pada sela bantu tidak stabil dan akhirnya padam. Arus yang mengalir pada kumparan akan membangkitkan medan magnet yang akan menerpa busur api pada sela utama, membuat lintasan busur api semakin panjang dan suhunya berkurang. Sehingga saat arus susulan bernilai nol, busur api pada sela utama padam. Pemadaman busur api inilah yang membedakan antara arrester katup sela aktif dengan arrester katup sela pasif. Dalam aplikasi arrester katup sela aktif pada jaringan bertegangan tinggi selalu ditambahkan satu atau lebih set ‘sela utama – kumparan – sela bantu’ atau dengan menggunakan resistor tak – linear sebagai pengganti sela bantu.

2.1.2.3. Arrester Metal Oksida MOA

Arrester atau yang juga sering dikatakan sebagai penangkal petir adalah alat pelindung peralatan sistem tenaga listrik terhadap surja petir yang sifatnya sebagai by-pass di sekitar isolasi yang membentuk jalan yang mudah dilalui oleh arus kilat ke sistem pentanahan sehingga tidak menimbulkan tegangan lebih yang tinggi dan tidak merusak isolasi peralatan listrik. Arrester metal oksida merupakan arrester yang banyak digunakan sejak 1976 hingga saat ini [5]. Arrester ini tidak memiliki sela percik gap udara Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara Adalah besar puncak tegangan impuls yang terjadi diantara kedua terminal arrester ketika arrester tersebut menyalurkan arus impuls. Jenis arus impuls dalam menentukan tegangan sisa adalah: a. Arus impuls hubung – buka : 30-100 60-200 µs, i ≤ 2 kA b. Arus impuls petir : 820 µs, i ≤ 40 kA c. Arus impuls tinggi : 410 µs, i ≤ 100 kA, umumnya pada arrester 65 dan 100 kA Tegangan ini harus di bawah tegangan ketahanan terhadap tegangan impuls. 4. Arus peluahan maksimum Adalah nilai puncak tertinggi dari arus impuls 510 μ s yang dapat dialirkan arrester tanpa merusak arrester. Dewasa ini, arus peluahan maksimum arrester dirancang 100 kA untuk gardu dan 65 kA untuk arrester jenis saluran. 5. Arus nominal Adalah besar puncak arus impuls 820 µs menurut standar, dan digunakan untuk mengklasifikasikan arrester. Puncak arus nominal umumnya adalah: a. 2,5 kA, digunakan untuk sistem bertegangan nominal 36 kV b. 5 kA, digunakan untuk sistem bertegangan pengenal 132 kV c. 10 kA, digunakan untuk sistem bertegangan nominal 3 – 360 kV, dan d. 20 kA, digunakan untuk sistem bertegangan nominal diatas 360 kV hingga 756 kV. 6. Tegangan percik frekuensi daya Universitas Sumatera Utara Adalah besar tegangan efektif frekuensi daya yang membuat terjadinya percikan di sela arester. Tegangan percik frekuensi daya harus cukup tinggi agar sela arester tidak terpercik jika terjadi hubung singkat satu fasa ke tanah maupun pada saat terjadi operasi hubung-buka. Biasanya tegangan percik frekuensi daya ditetapkan ≥ 1,5 kali tegangan pengenal arrester. 7. Tegangan percik impuls petir maksimum Adalah puncak tegangan maksimum impuls 1,250 μ s, yang membuat sela arrester pasti terpercik atau bekerja. Misalnya ada suatu arrester tegangan percik impuls maksimum 65 kV – 1,250 μ s, sebanyak 5 kali, maka sela arrester akan terpercik 5 kali. 8. Frekuensi pengenal Sama dengan frekuensi sistem dimana arrester dipasang. 2.2. Mekanisme Sambaran Petir [6] Universitas Sumatera Utara Petir adalah mekanisme pelepasan muatan listrik di udara yang dapat terjadi di dalam awan, antara awan, awan dengan udara, dan antara awan dengan tanah. Antara awan dengan permukaan bumi dapat dianalogikan seperti dua keping lempeng bermuatan, dimana lempeng pertama adalah awan dan lempeng kedua adalah bumi. Terjadinya muatan pada awan diakibatkan adanya pergerakan awan secara teratur dan terus menerus yang membuat awan terpolarisasi sehingga muatan negatif akan berkumpul pada salah satu sisi, sedangkan muatan positif berkumpul pada sisi yang lainnya. Muatan listrik pada awan ini akan menimbulkan beda potensial antara awan dengan bumi yang akan menimbulkan medan listrik antara awan dan bumi. Jika medan listrik antara awan dengan bumi lebih besar daripada kekuatan dielektrik udara yang mengantarai awan dengan bumi, maka akan terjadi pelepasan muatan pertama yakni pilot leader. Pada ujung pilot leader akan terjadi proses ionisasi sehingga terjadi pelepasan kedua yang disebut downward leader. Pada ujung downward leader terjadi lagi pelepasan muatan hingga semakin mendekati bumi yang disebut leader. Saat leader semakin mendekati bumi, terjadi medan listrik yang sangat tinggi antara ujung leader dengan bumi, yang membuat terjadi penumpukan muatan di ujung suatu objek yang berada dipermukaan bumi. Sehingga muatan yang berasal dari bumi bergerak menuju ujung leader. Titik pertemuan antara kedua aliran yang berbeda muatan ini disebut titik pukul striking point yang diperlihatkan pada Gambar 2.6.c. Sesaat setelah pertemuan kedua aliran berbeda muatan tersebut terjadi perpindahan muatan dari permukaan tanah keawan melalui Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara Sambaran langsung adalah kilat yang menyambar langsung pada kawat fasa untuk saluran tanpa kawat tanah atau pada kawat tanah untuk saluran dengan kawat tanah. Pada saluran udara tegangan menengah diasumsikan bahwa pada saluran dengan kawat tanah tidak ada kegagalan perisaian. Hal ini dikarenakan tinggi kawat diatas tanah relative rendah 10 - 13 meter dan juga karena dengan sudut perisaian yang biasanya lebih kecil dari 60 sudah dapat dianggap semua sambaran kilat mengenai kawat tanah, jadi tidak ada kegagalan perisaian. Untuk itu dalam tugas akhir ini akan dibahas tentang gangguan sambaran langsung pada saluran udara tegangan menengah tanpa kawat tanah. Saat kilat menyambar kawat tanah atau kawat fasa maka akan timbul arus besar dan sepasang gelombang berjalan yang merambat ke kawat. Arus yang besar ini dapat membahayakan peralatan – peralatan yang ada pada saluran. Besarnya arus atau tegangan akibat sambaran ini tergantung pada besarnya arus kilat, waktu muka dan jenis tiang saluran. Karena saluran tegangan menengah tidak begitu tinggi diatas tanah, maka jumlah sambaran langsungpun relative rendah. Makin tinggi tegangan sistem makin tinggi tiangnya, dan makin besar pula jumlah sambaran ke saluran itu.

2.2.2. Bentuk Gelombang

Dokumen yang terkait

Studi Tata Ulang Letak Transformator Pada Jaringan Distribusi 20 KV Aplikasi PT. PLN (Persero) Rayon Binjai Timur

5 67 73

Studi Analisis Pengaruh Harmonisa Terhadap Transformator Distribusi (Aplikasi Pada PT. PLN (Persero) Cabang Medan, Rayon Medan Kota)

9 81 93

Studi Pengaruh Ketidakseimbangan Beban Terhadap Arus Netral Dan Losses Pada Trafo Distribusi PLN Ranting Lubuk Pakam

13 90 69

Studi Analisis Gangguan Gardu Trafo Distribusi pada Saluran Distribusi 20 kV di PT. PLN Cabang Medan.

28 124 53

Sistem Pelayanan Pelanggan Pada PT. PLN (Persero) Ranting Medan Denai

8 112 48

PERHITUNGAN OUTAGE RATE AKIBAT SAMBARAN KILAT TIDAK LANGSUNG PADA SALURAN DISTRIBUSI 20 KV (STUDI KASUS : FEEDER SRL 4 GI SRONDOL - Diponegoro University | Institutional Repository (UNDIP-IR)

0 0 9

ANALISIS USIA ARRESTER PADA JARINGAN DISTRIBUSI TERHADAP SAMBARAN KILAT DENGAN MENGGUNAKAN ATP- EMTP Studi Kasus PLN Ranting Medan Johor Diajukan untuk memenuhi salah satu persyaratan dalam menyelesaikan pendidikan sarjana (S-1) pada Departemen Teknik Ele

0 0 11

BAB II TINJAUAN PUSTAKA - Analisis Usia Arrester Pada Jaringan Distribusi Terhadap Sambaran Kilat Dengan Menggunakan Atpemtp Studi Kasus PLN Ranting Medan Johor

0 2 20

ANALISIS PERBANDINGAN POLA PEMASANGAN ARRESTER PADA JARINGAN DISTRIBUSI 20 kV PT. PLN AREA CILACAP - repository perpustakaan

0 1 17

BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Tinjauan Pustaka - ANALISIS PERBANDINGAN POLA PEMASANGAN ARRESTER PADA JARINGAN DISTRIBUSI 20 kV PT. PLN AREA CILACAP - repository perpustakaan

0 3 31