Bentuk Gelombang Teori Perhitungan Probabilitas Kegagalan dan Usia Arester

Sambaran langsung adalah kilat yang menyambar langsung pada kawat fasa untuk saluran tanpa kawat tanah atau pada kawat tanah untuk saluran dengan kawat tanah. Pada saluran udara tegangan menengah diasumsikan bahwa pada saluran dengan kawat tanah tidak ada kegagalan perisaian. Hal ini dikarenakan tinggi kawat diatas tanah relative rendah 10 - 13 meter dan juga karena dengan sudut perisaian yang biasanya lebih kecil dari 60 sudah dapat dianggap semua sambaran kilat mengenai kawat tanah, jadi tidak ada kegagalan perisaian. Untuk itu dalam tugas akhir ini akan dibahas tentang gangguan sambaran langsung pada saluran udara tegangan menengah tanpa kawat tanah. Saat kilat menyambar kawat tanah atau kawat fasa maka akan timbul arus besar dan sepasang gelombang berjalan yang merambat ke kawat. Arus yang besar ini dapat membahayakan peralatan – peralatan yang ada pada saluran. Besarnya arus atau tegangan akibat sambaran ini tergantung pada besarnya arus kilat, waktu muka dan jenis tiang saluran. Karena saluran tegangan menengah tidak begitu tinggi diatas tanah, maka jumlah sambaran langsungpun relative rendah. Makin tinggi tegangan sistem makin tinggi tiangnya, dan makin besar pula jumlah sambaran ke saluran itu.

2.2.2. Bentuk Gelombang

Bentuk gelombang tidak selalu sama. Hal ini dikarenakan pengaruh besarnya arus, kecuraman kenaikan arus, serta lama waktu kejadian. Karena adanya perbedaan setiap petir ini, maka bentuk standar petir ditiap – tiap Negara atau lembaga berbeda – beda, seperti Jepang yang standarnya JIS, Jerman VDE, Universitas Sumatera Utara = 0,15 Universitas Sumatera Utara = . = 8. . = 1 + sin Universitas Sumatera Utara Dimana : α = Sudut perisaian untuk gangguan sambaran langsung jaringan distribusi 60 w = Panjang isolator cm Xs = Daerah yang tidak terlindungi oleh perisaian m Sehingga berdasarkan Gambar 2.8, maka: = + …………………………………………...2.6 Maka besar probabilitas petir menyambar kawat fasa adalah [1]: = …………………………………………...2.7

2.2.4. Teori Perhitungan Probabilitas Kegagalan dan Usia Arester

Tidak selamanya arester bekerja sebagaimana mestinya saat ada arus surja petir ataupun arus surja hubung. Kegagalan arester beroperasi bukan hanya membuat peralatan terganggu namun juga rusak, dan hal ini juga mempengaruhi kinerja dan ketahanan arester. Berdasarkan kondisi ini maka probabilitas kegagalan kinerja arester dapat dihitung dengan menggunakan persamaan – persamaan berikut. Dimana selain besar arus petir yang menyambar, durasi sambaran petir merupakan salah satu parameter terpenting yang harus diketahui. Faktor yang cukup penting diketahui dalam penggunaan arrester adalah tegangan frekuensi daya tertinggi yang mungkin dipikul arrester. Tegangan ini merupakan tegangan yang mempertahankan arus frekuensi daya 50 Hz yang durasinya akan selalu lebih lama dari pada durasi pada arus petir. Besar arus frekuensi daya ini sendiri ditentukan oleh besarnya arus petir yang datang. Universitas Sumatera Utara Semakin besar arus petir maka arus frekuensi daya memiliki kemungkinan untuk bernilai besar juga. Jika arus frekuensi daya ini besar dan berlangsung cukup lama maka hal inilah yang memungkinkan arrester gagal bekerja dengan sebagaimana mestinya. Dalam tugas akhir ini tidak secara keseluruhan lamanya durasi sambaran digunakan, melainkan waktu-ekor yang dijadikan variabel bebaslah yang diteliti. Distribusi waktu-ekor ini dipengaruhi oleh probabilitas distribusi arus puncak, yakni [9]: = …………………………2.8 Dimana terdapat ketentuan yakni [10]: Untuk 20 , = 61.1 = 1.33 dan 20 , = 33.3 = 0.605 Dengan adanya Persamaan 2.8 tersebut, maka probabilitas waktu-ekor dapat diperoleh dari persamaan [9,11]: g = − = . ………………...2.9 Dimana merupakan konstanta berdasarkan observasi [11] yang besarnya 0.85 dan nilai dapat diambil dari Tabel 2.1 [12]. Tabel 2.1. Konstanta Distribusi Frekuensi Kumulatif Gelombang Arus Petir Parameter Nilai 50 Nilai 16 Arus Puncak kA 24 51 Time-to-half µs 89 631 Universitas Sumatera Utara Berdasarkan persamaan – persamaan yang ada, maka probabilitas kegagalan arrester bekerja oleh sambaran ke fasa dapat dinyatakan dengan persamaan berikut [9,11]: = ∫ ∫ ∞ ∞ ……...…..2.10 Dimana : : Probabilitas kegagalan arrester : Fungsi probabilitas kerapatan arus puncak : Fungsi probabilitas kerapatan nilai time-to-half dari gelombang arus : Arus petir yang diperlukan untuk menyebabkan kegagalan untuk nilai T 50 Untuk nilai Time-to-half diperlihatkan oleh Tabel2.1. : Waktu-ekor maksimum yang digunakan dalam simulasi µs : Besar probabilitas petir menyambar kawat fasa Jika jaringan distribusi tersebut menggunakan kawat tanah, maka kemungkinan besar objek yang akan disambar oleh petir adalah kawat tanah tersebut. Namun tidak menutup kemungkinan arrester akan gagal bekerja. Kegagalan yang lebih dari 1 kali atau dapat dikatakan berkali – kali, akan mempengaruhi performa arrester yang lambat laun akan membuat usia arrester semakin pendek. Usia rata – rata arrester yang dipengaruhi oleh kegagalannya dalam bekerja dinyatakan oleh persamaan berikut [9,11] : = ∙ ∙ …………………………………...2.11 Universitas Sumatera Utara Dimana : = Usia arrester rata-rata tahun = Jumlah sambaran petir ke saluran berdasarkan standar IEEE banyak100km. tahun = Jarak antara arrester km = Probabilitas kegagalan arrester akibat petir BAB III Universitas Sumatera Utara METODOLOGI PENELITIAN

3.1. Tempat dan Waktu

Dokumen yang terkait

Studi Tata Ulang Letak Transformator Pada Jaringan Distribusi 20 KV Aplikasi PT. PLN (Persero) Rayon Binjai Timur

5 67 73

Studi Analisis Pengaruh Harmonisa Terhadap Transformator Distribusi (Aplikasi Pada PT. PLN (Persero) Cabang Medan, Rayon Medan Kota)

9 81 93

Studi Pengaruh Ketidakseimbangan Beban Terhadap Arus Netral Dan Losses Pada Trafo Distribusi PLN Ranting Lubuk Pakam

13 90 69

Studi Analisis Gangguan Gardu Trafo Distribusi pada Saluran Distribusi 20 kV di PT. PLN Cabang Medan.

28 124 53

Sistem Pelayanan Pelanggan Pada PT. PLN (Persero) Ranting Medan Denai

8 112 48

PERHITUNGAN OUTAGE RATE AKIBAT SAMBARAN KILAT TIDAK LANGSUNG PADA SALURAN DISTRIBUSI 20 KV (STUDI KASUS : FEEDER SRL 4 GI SRONDOL - Diponegoro University | Institutional Repository (UNDIP-IR)

0 0 9

ANALISIS USIA ARRESTER PADA JARINGAN DISTRIBUSI TERHADAP SAMBARAN KILAT DENGAN MENGGUNAKAN ATP- EMTP Studi Kasus PLN Ranting Medan Johor Diajukan untuk memenuhi salah satu persyaratan dalam menyelesaikan pendidikan sarjana (S-1) pada Departemen Teknik Ele

0 0 11

BAB II TINJAUAN PUSTAKA - Analisis Usia Arrester Pada Jaringan Distribusi Terhadap Sambaran Kilat Dengan Menggunakan Atpemtp Studi Kasus PLN Ranting Medan Johor

0 2 20

ANALISIS PERBANDINGAN POLA PEMASANGAN ARRESTER PADA JARINGAN DISTRIBUSI 20 kV PT. PLN AREA CILACAP - repository perpustakaan

0 1 17

BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Tinjauan Pustaka - ANALISIS PERBANDINGAN POLA PEMASANGAN ARRESTER PADA JARINGAN DISTRIBUSI 20 kV PT. PLN AREA CILACAP - repository perpustakaan

0 3 31