BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Tingginya kebutuhan energi listrik membuat penyedia layanan listrik harus meningkatkan sistem keandalan tenaga listrik, pelayanan, dan kontinuitas tenaga
listrik yang maksimal. Selama proses penyaluran tenaga listrik pada gardu distribusi sering terjadi gangguan petir. Gangguan petir ini menyebabkan terjadi
tegangan lebih pada peralatan, sehingga pada gardu distribusi selalu diperlengkapi dengan komponen pengaman gardu distribusi yakni arrester. Intensitas gangguan
petir yang cukup tinggi di Indonesia khususnya di sumatera utara akan mempengaruhi keandalan dan usia arrester. Sebelumnya penelitian ini telah
dilakukan di Thailand pada jaringan distribusi 22 kV berkawat tanah dengan besar probabilitas kegagalannya adalah 0.001557 dengan jarak antar tiang berarester 5
km dan 10 km dan usia arrester kira-kira 61 tahun untuk gangguan petir yang menyambar kawat tanah dan 31 tahun untuk gangguan petir yang menyambar
kawat fasa [1]. Untuk itu Tugas Akhir ini akan membahas mengenai pengaruh jumlah
gangguan petir terhadap kegagalan arrester bekerja dan usia arrester berdasarkan kerakteristik petir di Sumut dan arester yang digunakan pada jaringan distribusi 20
kV PLN Ranting Medan Johor.
Universitas Sumatera Utara
1.2. Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah dari tugas akhir ini adalah sebagai berikut : 1.
Bagaimana usia arester pada jaringan distribusi terhadap probabilitas kegagalan arester.
2. Bagaimana pengaruh jumlah hari guruh terhadap besar probabilitas kegagalan
kinerja arester.
1.3. Batasan Masalah
Untuk membatasi materi yang akan dibicarakan dalam tugas akhir ini maka penulis perlu membuat batasan cakupan masalah yang akan dibahas. Hal ini
berguna supaya isi dan pembahasan dari tugas akhir ini menjadi lebih terarah dan dapat mencapai hasil yang diharapkan. Maka penulis membatasi penulisan tugas
akhir ini sebagai berikut : 1.
Usia Arester yang diteliti adalah usia arrester tipe MOA pada jaringan distribusi 20 kV Ranting Medan Johor.
2. Jumlah hari guruh yang diambil dari BMKG Sumatera Utara untuk daerah
Medan dalam menentukan probabilitas kegagalan arester bekerja adalah jumlah hari guruh tahun 2008 hingga 2012.
3. Tugas akhir ini mengabaikan perambatan gelombang akibat sambaran petir.
4. Sesuai dengan keadaan jaringan distribusi di Sumatera Utara yang tidak
menggunakan kawat tanah, maka pada tugas akhir ini perhitungan dengan menggunakan kawat tanah pada jaringan distribusi diabaikan.
Universitas Sumatera Utara
1.4. Tujuan Penulisan