Gambaran Umum Perusahaan Perbankan Di Indonesia

10. Indeks Papan Pengembangan

Mengguankan saham-saham Perusahaan Tercatat yang masuk dalam Papan Pengembangan.

11. Indeks Individual

Indeks harga saham masing-masing Perusahaan Tercatat.

4.1.2 Gambaran Umum Perusahaan Perbankan Di Indonesia

1. PT Bank Central Asia

PT. Bank Central Asia, Tbk secara resmi berdiri pada tanggal 21 Februari 1957 dengan nama Bank Central Asia NV. Penawaran saham perdana berlangsung pada tahun 2000, dengan menjual saham sebesar 22,55 yang berasal dari divestasi BPPN. Setelah Penawaran Saham Perdana, BPPN masih menguasai 70,30 dari seluruh saham BCA. Penawaran saham kedua dilaksanakan di bulan Juni dan Juli 2001, dengan BPPN mendivestasikan 10 lagi dari saham miliknya di BCA. BPPN melepas 51 dari sahamnya di BCA melalui tender penempatan privat yang strategis pada tahun 2002. Farindo Investment, Ltd yang berbasis di Mauritius, memenangkan tender tersebut. Tahun 2013, BCA terus memperkokoh tradisi tata kelola perusahaan yang baik, kepatuhan penuh pada regulasi, pengelolaan risiko secara baik dan komitmen pada nasabahnya baik sebagai bank transaksional maupun sebagai lembaga intermediasi finansial.

2. PT Bank Bukopin

Bank Bukopin sejak berdiri tanggal 10 Juli 1970 menfokuskan diri pada segmen UMKMK, saat ini telah tumbuh dan berkembang menjadi bank yang Universitas Sumatera Utara masuk ke kelompok bank menengah di Indonesia dari sisi aset. Seiring dengan terbukanya kesempatan dan peningkatan kemampuan melayani kebutuhan masyarakat yang lebih luas, Bank Bukopin telah mengembangkan usahanya ke segmen komersial dan konsumer. Dengan struktur permodalan yang semakin kokoh sebagai hasil pelaksanaan Initial Public Offering IPO pada bulan Juli 2006, Bank Bukopin terus mengembangkan program operasionalnya dengan menerapkan skala prioritas sesuai strategi jangka pendek yang telah disusun dengan matang. Penerapan strategi tersebut ditujukan untuk menjamin dipenuhinya layanan perbankan yang komprehensif kepada nasabah melalui jaringan yang terhubung secara nasional maupun internasional, produk yang beragam serta mutu pelayanan dengan standar yang tinggi. Keseluruhan kegiatan dan program yang dilaksanakan pada akhirnya berujung pada sasaran terciptanya citra Bank Bukopin sebagai lembaga perbankan yang terpercaya dengan struktur keuangan yang kokoh, sehat dan efisien. Keberhasilan membangun kepercayaan tersebut akan mampu membuat Bank Bukopin tetap tumbuh memberi hasil terbaik secara berkelanjutan.

3. PT Bank Negara Indonesia

BNI didirikan pertama kali pada tanggal 5 Juli 1946. BNI merupakan bank pertama yang didirikan dan dimiliki oleh Pemerintah Indonesia. Bank Negara Indonesia mulai mengedarkan alat pembayaran resmi pertama yang dikeluarkan Pemerintah Indonesia, yakni ORI atau Oeang Republik Indonesia, pada malam menjelang tanggal 30 Oktober 1946, hanya beberapa bulan sejak Universitas Sumatera Utara pembentukannya. Hingga kini, tanggal tersebut diperingati sebagai Hari Keuangan Nasional, sementara hari pendiriannya yang jatuh pada tanggal 5 Juli ditetapkan sebagai Hari Bank Nasional. Menyusul penunjukan De Javsche Bank yang merupakan warisan dari Pemerintah Belanda sebagai Bank Sentral pada tahun 1949, Pemerintah membatasi peranan Bank Negara Indonesia sebagai bank sirkulasi atau bank sentral. Bank Negara Indonesia lalu ditetapkan sebagai bank pembangunan, dan kemudian diberikan hak untuk bertindak sebagai bank devisa, dengan akses langsung untuk transaksi luar negeri. Sehubungan dengan penambahan modal pada tahun 1955, status Bank Negara Indonesia diubah menjadi bank komersial milik pemerintah. Perubahan ini melandasi pelayanan yang lebih baik dan tuas bagi sektor usaha nasional. Sejalan dengan keputusan penggunaan tahun pendirian sebagai bagian dari identitas perusahaan, nama Bank Negara Indonesia 1946 resmi digunakan mulai akhir tahun 1968. Perubahan ini menjadikan Bank Negara Indonesia lebih dikenal sebagai BNI 46. Penggunaan nama panggilan yang lebih mudah diingat - Bank BNI - ditetapkan bersamaan dengan perubahaan identitas perusahaan tahun 1988. Status hukum dan nama BNI berubah menjadi PT Bank Negara Indonesia Persero pada tahun 1992, sementara keputusan untuk menjadi perusahaan publik diwujudkan melalui penawaran saham perdana di pasar modal pada tahun 1996. Pada tahun 2004, identitas perusahaan yang diperbaharui mulai digunakan untuk menggambarkan prospek masa depan yang lebih baik, setelah keberhasilan mengarungi masa-masa yang sulit. Sebutan Bank BNI dipersingkat menjadi Universitas Sumatera Utara BNI, sedangkan tahun pendirian - 46 - digunakan dalam logo perusahaan untuk meneguhkan kebanggaan sebagai bank nasional pertama yang lahir pada era Negara Kesatuan Republik Indonesia. Pada akhir tahun 2012, Pemerintah Republik Indonesia memegang 60 saham BNI, sementara sisanya 40 dimiliki oleh pemegang saham publik baik individu maupun institusi, domestik dan asing. BNI adalah bank terbesar ke-4 di Indonesia berdasarkan total aset, total kredit maupun total dana pihak ketiga. BNI menawarkan layanan jasa keuangan terpadu kepada nasabah, didukung oleh perusahaan anak: Bank BNI Syariah, BNI Multi Finance, BNI Securities dan BNI Life Insurance. BNI memiliki total asset sebesar Rp333,3 triliun dan mempekerjakan lebih dari 24.861 karyawan pada akhir tahun 2012. Untuk melayani nasabahnya, BNI mengoperasikan jaringan layanan yang luas mencakup 1.585 outlet domestik dan 5 cabang luar negeri di New York, London, Tokyo, Hong Kong dan Singapura, 8.227 unit ATM milik sendiri, 42.000 EDC serta fasilitas Internet banking dan SMS banking.

4. PT Bank Nusantara Parahyangan PT Bank Nusantara Parahyangan

didirikan berdasarkan Akta Pendirian No. 47, tanggal 18 Januari 1972, yang dibuat dihadapan Komar Andasasmita, SH, Notaris di Bandung. Bank BNP semula didirikan dengan nama PT Bank Pasar Karya Parahyangan yang berorientasi bisnis pada usaha retail, kemudian pada bulan Juli 1989 ditingkatkan statusnya menjadi Bank Umum Nasional dengan harapan dapat meningkatkan pelayanan jasa perbankannya lebih luas dan dapat Universitas Sumatera Utara membidik sektor ekonomi yang lebih besar lagi, sekaligus berganti nama menjadi PT Bank Nusantara Parahyangan. Bank BNP melengkapi ijin operasionalnya dengan ijin sebagai Bank Devisa untuk melayani ragam transaksi dan akses perdagangan yang lebih luas khususnya untuk transaksi valuta asing dan perdagangan luar negeri melalui transaksi ekspor dan impor. Tahun 2000, berdasarkan keputusan RUPSLB tanggal 15 September 2000, Bank BNP mengubah status perusahaan menjadi perusahaan publik terbuka dengan menawarkan 50.000.000 saham biasa kepada masyarakat dengan harga nominal Rp. 500,- per lembar sahamnya, disertai dengan penerbitan waran sejumlah 20.000.000 lembar yang dicatatkan pada Bursa Efek Jakarta tanggal 10 Januari 2001, sehingga jumlah saham beredar saat itu menjadi sebanyak 150.000.000 saham. Dengan tujuan untuk memperkuat struktur permodalan Bank BNP, maka pada bulan Juli 2006 dilakukan Penawaran Umum Terbatas I PUT 1 kepada pemegang saham atas sejumlah 158.275.000 lembar saham dengan harga penawaran sebesar Rp. 550,- per saham, sehingga jumlah saham beredar yang telah dikeluarkan Bank BNP menjadi 316.550.000 saham. Pada tanggal 17 Desember 2007, kepemilikan mayoritas saham Bank BNP telah beralih kepada ACOM CO, LTD. Japan ACOM dan The Bank of Tokyo Mitsubishi UFJ, Ltd. BTMU melalui akuisisi saham sebanyak 75,41 saham Bank BNP, dimana ACOM menguasai 55,41 dan BTMU menguasai 20 dari seluruh saham yang telah dikeluarkan Bank BNP, sehingga dengan demikian keduanya menjadi Pemegang Saham Pengendali Bank BNP. Selanjutnya per 31 Desember Universitas Sumatera Utara 2011, komposisi saham ini menjadi 75,51 saham dimana ACOM menguasai 60,31 dan BTMU menguasai 15.20 dari seluruh saham. Hingga tahun 2013 jumlah saham yang telah dikeluarkan Perseroan seluruhnya berjumlah 416.513.158 lembar dengan nominal Rp. 208. 256.579.000.

5. PT Bank Rakyat Indonesia

PT Bank Rakyat Indonesia adalah salah satu bank milik pemerintah yang terbesar di Indonesia. Pada awalnya Bank Rakyat Indonesia BRI didirikan di Purwokerto, Jawa Tengah oleh Raden Bei Aria Wirjaatmadja dengan nama De Poerwokertosche Hulp en Spaarbank der Inlandsche Hoofden atau Bank Bantuan dan Simpanan Milik Kaum Priyayi Purwokerto, suatu lembaga keuangan yang melayani orang-orang berkebangsaan Indonesia pribumi. Lembaga tersebut berdiri tanggal 16 Desember 1895, yang kemudian dijadikan sebagai hari kelahiran BRI. Pada periode setelah kemerdekaan RI, berdasarkan Peraturan Pemerintah No. 1 tahun 1946 Pasal 1 disebutkan bahwa BRI adalah sebagai Bank Pemerintah pertama di Republik Indonesia. Dalam masa perang mempertahankan kemerdekaan pada tahun 1948, kegiatan BRI sempat terhenti untuk sementara waktu dan baru mulai aktif kembali setelah perjanjian Renville pada tahun 1949 dengan berubah nama menjadi Bank Rakyat Indonesia Serikat. Pada waktu itu melalui PERPU No. 41 tahun 1960 dibentuklah Bank Koperasi Tani dan Nelayan BKTN yang merupakan peleburan dari BRI, Bank Tani Nelayan dan Nederlandsche Maatschappij NHM. Kemudian berdasarkan Penetapan Presiden Penpres No. 9 tahun 1965, BKTN diintegrasikan ke dalam Bank Indonesia Universitas Sumatera Utara dengan nama Bank Indonesia Urusan Koperasi Tani dan Nelayan.Setelah berjalan selama satu bulan, keluar Penpres No. 17 tahun 1965 tentang pembentukan bank tunggal dengan nama Bank Negara Indonesia. Dalam ketentuan baru itu, Bank Indonesia Urusan Koperasi, Tani dan Nelayan eks BKTN diintegrasikan dengan nama Bank Negara Indonesia unit II bidang Rural, sedangkan NHM menjadi Bank Negara Indonesia unit II bidang Ekspor Impor Exim. Undang-Undang No. 14 tahun 1967 tentang Undang-undang Pokok Perbankan dan Undang-undang No. 13 tahun 1968 tentang Undang-undang Bank Sentral mengembalikan fungsi Bank Indonesia sebagai Bank Sentral dan Bank Negara Indonesia Unit II Bidang Rular dan Ekspor Impor dipisahkan masing- masing menjadi dua Bank yaitu Bank Rakyat Indonesia dan Bank Ekspor Impor Indonesia. Selanjutnya berdasarkan Undang-undang No. 21 tahun 1968 menetapkan kembali tugas-tugas pokok BRI sebagai bank umum. Undang-Undang Perbankan No. 7 tahun 1992 dan Peraturan Pemerintah RI No. 21 tahun 1992 status BRI berubah menjadi perseroan terbatas sejak 1 Agustus 1992 . Kepemilikan BRI saat itu masih 100 di tangan Pemerintah Republik Indonesia. Pada tahun 2003, Pemerintah Indonesia memutuskan untuk menjual 30 saham bank ini, sehingga menjadi perusahaan publik dengan nama resmi PT. Bank Rakyat Indonesia Persero Tbk, yang masih digunakan. 6. PT Bank Tabungan Negara Bank BTN mencatatkan saham perdana di Bursa Efek Indonesia pada 17 Desember 2009. Seiring dengan langkah tersebut, Bank BTN tetap fokus pada inti bisnisnya sejak 1976 sebagai penyedia kredit perumahan dan menjadi market Universitas Sumatera Utara leader dalam pembiayaan perumahan. Fokus bisnis ini juga ditegaskan dengan mempelopori sekuritisasi aset di Indonesia melalui Kontrak Investasi Kolektif Efek Beragunan Aset KIK EBA pada 2009. Kinerja Bank BTN terus bertumbuh dan pada tahun 2009 berhasil masuk dalam jajaran 10 bank terbesar di Indonesia dari sisi jumlah aset dan jumlah kredit yang disalurkan.

7. PT Bank Danamon Indonesia

PT Bank Danamon Indonesia didirikan pada 1956. Nama Bank Danamon berasal dari kata “dana moneter” dan pertama kali digunakan pada 1976, ketika perusahaan berubah nama dari Bank Kopra. Pada 1988, Bank Indonesia meluncurkan paket reformasi perbankan yang dikenal dengan “Paket Oktober 1988” atau PAKTO 88. Tujuan utama PAKTO 88 adalah untuk membangun kompetisi dalam sektor perbankan dengan memberikan kemudahan persyaratan, termasuk liberalisasi peraturan tentang pendirian bank swasta domestik baru dan bank joint-venture. Sebagai hasil dari reformasi ini, Bank Danamon menjadi salah satu bank valuta asing pertama di Indonesia, dan menjadi perusahan publik yang tercatat di Bursa Efek Jakarta. Danamon adalah salah satu institusi keuangan terbesar di Indonesia dari jumlah pegawai – sekitar 72,000 termasuk karyawan anak perusahaan pada Desember 2012. Pada 2004, Danamon juga membangun bisnis asuransi dan bisnis keuangan rumah tangga lewat Adira Insurance dan Adira Kredit dulunya Adira Quantum. Pembelian bisnis kartu American Express di Indonesia pada 2006 memposisikan Danamon sebagai salah satu penerbit kartu terbesar di Indonesia. Universitas Sumatera Utara Danamon adalah bank ke-enam terbesar di Indonesia berdasarkan asset pada tahun 2013, dengan jaringan cabang yang mencakup lebih dari 3,300 kantor cabang dan point of sales , termasuk unit Danamon Simpan Pinjam DSP dan unit Syariah, serta kantor-kantor cabang anak perusahaannya . Danamon juga didukung oleh serangkaian fasilitas perbankan elektronik yang komprehensif.

8. PT Bank Pembangunan Daerah Jawa Barat

Pendirian Bank Pembangunan Daerah Jawa Barat dilatar belakangi oleh Peraturan Pemerintah Republik Indonesia nomor 33 tahun 1960 tentang penentuan perusahaan di Indonesia milik Belanda yang dinasionalisasi. Salah satu perusahaan milik Belanda yang berkedudukan di Bandung yang dinasionalisasi yaitu NV Denis De Erste Nederlansche Indische Shareholding yang sebelumnya perusahaan tersebut bergerak di bidang bank hipotek. Sebagai tindak lanjut dari Peraturan Pemerintah nomor 33 tahun 1960 Pemerintah Propinsi Jawa Barat dengan Akta Notaris Noezar nomor 152 tanggal 21 Maret 1961 dan nomor 184 tanggal 13 Mei 1961 dan dikukuhkan dengan Surat Keputusan Gubernur Propinsi Jawa Barat nomor 7GKDHBPD61 tanggal 20 Mei 1961, mendirikan PD Bank Karya Pembangunan dengan modal dasar untuk pertama kali berasal dari Kas Daerah sebesar Rp. 2.500.000,00. Peraturan Daerah Propinsi Jawa Barat nomor 11PD-DPRD72 tanggal 27 Juni 1972 tentang kedudukan hukum Bank Karya Pembangunan Daerah Jawa Barat sebagai perusahaan daerah yang berusaha di bidang perbankan dikeluarkan untuk menyempurnakan kedudukan hukum Bank Karya Pembangunan Daerah Jawa Barat. Selanjutnya melalui Peraturan Daerah Propinsi Jawa Barat nomor Universitas Sumatera Utara 1DP-040PD1978 tanggal 27 Juni 1978, nama PD. Bank Karya Pembangunan Daerah Jawa Barat diubah menjadi Bank Pembangunan Daerah Jawa Barat. Aktivitas Bank Pembangunan Daerah Jawa Barat ditingkatkan menjadi Bank Umum Devisa berdasarkan Surat Keputusan Direksi Bank Indonesia Nomor 2584KEPDIR tanggal 2 November 1992 serta berdasarkan Perda Nomor 11 Tahun 1995 mempunyai sebutan Bank Jabar dengan logo baru. Dalam rangka mengikuti perkembangan perekonomian dan perbankan, maka berdasarkan Perda Nomor 22 Tahun 1998 dan Akta Pendirian Nomor 4 Tanggal 8 April 1999 berikut Akta Perbaikan Nomor 8 Tanggal 15 April 1999 yang telah disahkan oleh Menteri Kehakiman RI tanggal 16 April 1999, bentuk hukum Bank Jabar diubah dari Perusahaan Daerah PD menjadi Perseroan Terbatas PT. Bank Jabar menjadi Bank Pembangunan Daerah pertama di Indonesia yang menjalankan dual banking system, yaitu memberikan layanan perbankan dengan sistem konvensional dan dengan sistem syariah dalam rangka memenuhi permintaan masyarakat akan jasa layanan perbankan yang berlandaskan Syariah, maka sesuai dengan izin Bank Indonesia No. 2 18DpGDPIP tanggal 12 April 2000, sejak tanggal 15 April 2000. Nama perseroan berubah menjadi PT Bank Pembangunan Daerah Jawa Barat dan Banten dengan sebutan call name Bank Jabar Banten berdasarkan Hasil Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa RUPS-LB PT Bank Pembangunan Daerah Jawa Barat tanggal 3 Juli 2007 di Bogor, sesuai dengan Surat Keputusan Gubernur Bank Indonesia No. 963KEP.GBI2007 tanggal 26 November 2007 tentang Perubahan Izin Usaha Atas Nama PT Bank Universitas Sumatera Utara Pembangunan Daerah Jawa Barat menjadi Izin Usaha Atas Nama PT Bank Pembangunan Daerah Jawa Barat dan Banten serta SK Direksi Nomor 1065SKDIR-PPN2007 tanggal 29 November 2007. Perseroan resmi berubah menjadi bank bjb b

10. PT Bank Bumi Arta

erdasarkan Hasil Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa RUPS- LB PT. Bank Pembangunan Daerah Jawa Barat Banten Nomor 26 tanggal 21 April 2010, sesuai dengan Surat Bank Indonesia No.1278APBUBd tanggal 30 Juni 2010 perihal Rencana Perubahan Logo serta Surat Keputusan Direksi Nomor 1337SKDIR-PPN2010 tanggal 5 Juli 2010. Didirikan di Jakarta pada tanggal 3 Maret 1967 dengan nama Bank Buni Arta Indonesia. Pada tangggal 18 September 1976, Bank Bumi Arta mendapat izin Menteri Keuangan Republik Indonesia untuk menggabungkan usahanya dengan Bank Duta Nusantara. Penggabungan usaha bertujuan untuk memperkuat struktur permodalan dan memperluas jaringan operasional bank. Delapan kantor cabang Bank Duta Nusantara di Jakarta, Bandung, Semarang, Surakarta, Surabaya, Yogyakarta dan Magelang menjadi kantor cabang Bank Bumi Arta. Selanjutnya seiring dengan Kebijaksanaan Pemerintah melalui PAKTO 1988 dimana perbankan diberikan peluang yang lebih besar untuk mengembangkan usahanya dan berkat persiapan yang cukup lama dan terarah dari pengelola bank maka pada tanggal 20 Agustus 1991 dengan persetujuan dari Bank Indonesia, Bank Bumi Arta ditingkatkan statusnya menjadi Bank Devisa. Universitas Sumatera Utara Sejak tanggal 14 September 1992 dengan izin dari Menteri Kehakiman RI nama Bank Bumi Arta Indonesia diganti menjadi bank Bumi Arta. Penggantian nama ini dilakukan untuk memudahkan pengenalan masyarakat terhadap Bank Bumi Arta. Kemudian untuk memperkuat struktur permodalan dan operasional bank serta untuk lebih professional dan transparan pada tanggal 1 Juni 2006 Bank Bumi Arta melaksanakan IPO Initial Public Offering dan mencatatkan sahamnya di Bursa Efek Jakarta.

11. PT Bank CIMB Niaga

Bank CIMB Niaga berdiri pada tanggal 26 September 1955 dengan nama Bank Niaga. Pada dekade awal berdirinya, fokus utama adalah pada membangun nilai-nilai inti dan profesionalisme di bidang perbankan. Sebagai hasilnya, Bank Niaga dikenal luas sebagai penyedia produk dan layanan berkualitas yang terpercaya. Di tahun 1987, Bank Niaga membedakan dirinya dari para pesaingnya di pasar domestic dengan menjadi Bank yang pertama menawarkan nasabahnya layanan perbankan melalui mesin ATM di Indonesia. Pencapaian ini dikenal luas sebagai masuknya Indonesia ke dunia perbankan modern. Kepemimpinan Bank dalam penerapan teknologi terkini semakin dikenal di tahun 1991 dengan menjadi yang pertama memberikan nasabahnya layanan perbankan online. Bank Niaga menjadi perusahaan terbuka di Bursa Efek Jakarta dan Bursa Efek Surabaya kini Bursa Efek IndonesiaBEI pada tahun 1989. Keputusan untuk menjadi perusahaan terbuka merupakan tonggak bersejarah bagi Bank dengan Universitas Sumatera Utara meningkatkan akses pendanaan yang lebih luas. Langkah ini menjadi katalis bagi pengembangan jaringan Bank di seluruh pelosok negeri. Pemerintah Republik Indonesia selama beberapa waktu pernah menjadi pemegang saham mayoritas Bank CIMB Niaga saat terjadinya krisis keuangan di akhir tahun 1990-an. Pada bulan November 2002, Commerce Asset-Holding Berhad CAHB, kini dikenal luas sebagai CIMB Group Holdings Berhad CIMB Group Holdings, mengakuisisi saham mayoritas Bank Niaga dari Badan Penyehatan Perbankan Nasional BPPN. Di bulan Agustus 2007 seluruh kepemilikan saham berpindah tangan ke CIMB Group sebagai bagian dari reorganisasi internal untuk mengkonsolidasi kegiatan seluruh anak perusahaan CIMB Group dengan platform universal banking. Dalam transaksi terpisah, Khazanah yang merupakan pemilik saham mayoritas CIMB Group Holdings mengakuisisi kepemilikan mayoritas Lippo Bank pada tanggal 30 September 2005. Seluruh kepemilikan saham ini berpindah tangan menjadi milik CIMB Group pada tanggal 28 Oktober 2008 sebagai bagian dari reorganisasi internal yang sama. Sebagai pemilik saham pengendali dari Bank Niaga melalui CIMB Group dan LippoBank, sejak tahun 2007 Khazanah memandang penggabungan merger sebagai suatu upaya yang harus ditempuh agar dapat mematuhi kebijakan Single Presence Policy SPP yang telah ditetapkan oleh Bank Indonesia. Penggabungan ini merupakan merger pertama di Indonesia terkait dengan kebijakan SPP. Pada bulan Mei 2008, nama Bank Niaga berubah menjadi Bank CIMB Niaga. Kesepakatan Rencana Penggabungan Bank CIMB Niaga dan Universitas Sumatera Utara LippoBank telah ditandatangani pada bulan Juni 2008, yang dilanjutkan dengan Permohonan Persetujuan Rencana Penggabungan dari Bank Indonesia dan penerbitan Pemberitahuan Surat Persetujuan Penggabungan oleh Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia di bulan Oktober 2008. Lippo Bank secara resmi bergabung ke dalam Bank CIMB Niaga pada tanggal 1 November 2008 Legal Day 1 atau LD1 yang diikuti dengan pengenalan logo baru kepada masyarakat luas. Bergabungnya Lippo Bank ke dalam Bank CIMB Niaga merupakan sebuah lompatan besar di sektor perbankan Asia Tenggara. Bank CIMB Niaga kini menawarkan nasabahnya layanan perbankan yang komprehensif di Indonesia dengan menggabungkan kekuatan di bidang perbankan ritel, UKM dan korporat dan juga layanan transaksi pembayaran. Penggabungan ini menjadikan Bank CIMB Niaga menjadi bank terbesar ke-5 dari sisi aset, pendanaan, kredit dan luasnya jaringan cabang. Dengan komitmennya pada integritas, ketekunan untuk menempatkan perhatian utama kepada nasabah dan semangat untuk terus unggul, Bank CIMB Niaga akan terus memanfaatkan seluruh daya yang dimilikinya untuk menciptakan sinergi dari penggabungan ini. Keseluruhannya merupakan nilai- nilai inti Bank CIMB Niaga dan merupakan kewajiban yang harus dipenuhi bagi masa depan yang sangat menjanjikan.

12. PT Bank Internasional Indonesia

PT Bank Internasional Indonesia didirikan 15 Mei 1959. Setelah mendapatkan ijin sebagai bank devisa pada 1988, BII mencatatkan sahamnya di Bursa Efek Jakarta dan Bursa Efek Surabaya sekarang Bursa Efek Indonesia atau Universitas Sumatera Utara BEI pada tahun 1989. Sejak menjadi perusahaan publik, BII telah tumbuh menjadi salah satu bank swasta terkemuka di Indonesia. 31 Maret 2013, sebesar 97,29 saham BII dimiliki oleh Malayan Banking Berhad Maybank, grup keuangan terbesar di Malaysia. BII merupakan salah satu bank terbesar di Indonesia dengan jaringan internasional yang memiliki 415 cabang termasuk cabang Syariah dan cabang luar negeri, 1.388 ATM termasuk CDM Cash Deposit Machine BII di seluruh Indonesia, dan juga terkoneksi dengan lebih dari 20.000 ATM yang tergabung dalam jaringan ATM PRIMA, ATM BERSAMA, ALTO, CIRRUS, dan jaringan MEPS Malaysia, sekaligus terhubung dengan 3.500 ATM Maybank di Malaysia dan Singapura serta memiliki kantor luar negeri di Mauritius dan Mumbai sedang dalam proses reaktivasi 31 Maret 2013, total simpanan nasabah sebesar Rp89,3 triliun dan total aset Rp118,3 triliun. BII menyediakan serangkaian jasa keuangan melalui kantor cabang, jaringan ATM, phone banking, mobile banking dan internet banking. BII tercatat di Bursa Efek Indonesia BNII dan aktif di sektor Perbankan UKM, Ritel, dan Global Wholesale.

13. PT. Bank Swadesi

Bank of Indonesia adalah sebuah bank devisa yang cukup berkembang di Jakarta. Berdiri sejak 44 tahun lalu di Surabaya, yang bermula dengan Bank Pasar Swadesi. PT. Bank Swadesi didirikan pada tahun 1968 berdasarkan akta No. 20 tertanggal 28 September 1968 dari Njoo Sioe Liep, SH, notaris di Surabaya, dengan nama PT. Bank Pasar Swadesi. Pada tahun 1984 kepemilikan bank diambil alih oleh keluarga Chugani. Seiring dengan berjalannnya waktu, tahun Universitas Sumatera Utara 1989 Bank swadesi secara resmi beroperasi menjadi Bank Umum dengan nama PT. Bank Swadesi dan tahun 1990, Bank Swadesi melakukan penggabungan usaha merger dengan PT Bank Perkreditan Rakyat Panti Daya Ekonomi yang berkedudukan di Surakarta. Pada tahun 1994, Bank Swadesi mendapatkan peningkatan status dari Bank Indonesia yang secara resmi menjadi Bank devisa. Dalam upaya pengembangan usaha serta sekaligus mendekatkan diri pada sentra bisnis nasional, maka tahun 1995 Kantor Pusat Bank Swadesi dipindahkan dari Surabaya ke Jakarta. Sebagai antisipasi terhadap perkembangan perbankan khususnya dalam aspek permodalan, Bank Swadesi terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada tanggal 1 Mei 2002 sebagai lembaga perbankan ke-22 yang “go-public”dengan harga perdana Rp 250. Selanjutnya, Bank Swadesi telah menjalin aliansi strategis dengan Bank of India berupa pengambilalihan saham sebanyak 235.600.000 lembar atau 76 dari keseluruhan saham Bank Swadesi di tahun 2007 dan sebagai salah satu komitmen dari Bank of India untuk meningkatkan struktur permodalan, maka pada tanggal 26 Juni 2008 telah diadakan RUPS Luar Biasa yang menyetujui penawaran terbatas I dalam Rangka memesan efek terlebih dahulu sebanyak 558.000.000 saham biasa atas nama dengan total nilai nominal Rp. 139,5 milyar. Pada akhir bulan November 2011 bank swadesi telah disetujui oleh pihak berwenang mengganti nama dan logo menjadi Bank of Indonesia. Universitas Sumatera Utara

14. PT. Bank Victoria International

PT. Bank Victoria International didirikan di Jakarta 1994. PT. Bank Victoria International memperoleh ijin dari Menteri Keuangan Republik Indonesia untuk beroperasi sebagai Bank Umum dan mulai beroperasi secara komersil.Pada 1997 Bank melakukan Penawaran Umum Terbatas PUT IV sebesar Rp 116,75 miliar yang disertai dengan penerbitan Waran Seri V sebesar Rp 66,97 miliar pada tahun 2008. Pada tahun 2010, Untuk mendukung Arsitektur Perbankan Indonesia API, pada 1 April 2010 Bank Swaguna secara resmi dikonversi menjadi Bank Victoria Syariah. Pada tahun 2011, Bank telah melaksanakan ri PT. Bank Victoria International memperoleh ijin dari Bank Indonesia sebagai Pedagang Valuta Asing. Bank Victoria International menerbitkan Obligasi II dan Obligasi Subordinasi I Baru pada tahun 2007, masing-masing berjumlah Rp 200 miliar dan Bank telah mengakuisisi Bank Swaguna sebagai entitas anak PT Bank Victoria International Tbk. dan melakukan penyetoran modal untuk meningkatkan modal Bank Swaguna sehingga sesuai dengan persyaratan minimum permodalan Bank menurut Arsitektur Perbankan Indonesia API, dan mempersiapkan konversi Bank Swaguna sebagai Bank Victoria Syariah sehingga dapat resmi beroperasi pada tahun 2010. ght issue sebesar Rp195 miliar, exercise warran Bank menerbitkan Obligasi Bank Victoria III Tahun 2012 dengan Tingkat Bunga Tetap dan Obligasi Subordinasi Bank Victoria II Tahun 2012 dengan sebesar Rp 8 miliar dan pemupukan laba bersih Perusahaan sebesar Rp 239 miliar. Universitas Sumatera Utara Tingkat Bunga Tetap, masing-masing sebesar Rp 200 miliar untuk Obligasi Bank Victoria III dan Rp 300 miliar untuk Obligasi Subordinasii Bank Victoria II.

15. PT. Bank Mayapada Internasional

PT. Bank Mayapada Internasional didirikan berdasarkan akta notaris No. 196 tanggal 7 September 1989 dari Edison Jingga, SH, pengganti dari Misahardi Wilamarta, SH. Akta pendirian ini disahkan oleh Menteri Kehakiman Republik Indonesia dengan Surat Keputusan No. C2-25.HT.01.01TH.90 tanggal 10 Januari 1990 serta diumumkan dalam Tambahan Berita Negara Republik Indonesia No. 37 tanggal 10 Mei 1994. Terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada tanggal 29 Agustus tahun 1997 dengan harga perdana Rp 800.

16. PT. Mega Bank

PT. Mega Bank berawal dari sebuah usaha milik keluarga bernama PT. Bank Karman yang didirikan pada tahun 1969 dan berkedudukan di Surabaya, selanjutnya pada tahun 1992 berubah nama menjadi PT. Mega Bank dan melakukan relokasi Kantor Pusat ke Jakarta. Seiring dengan perkembangannya PT. Mega Bank pada tahun 1996 diambil alih oleh PARA GROUP PT. Para Global Investindo dan PT. Para Rekan Investama. Untuk lebih meningkatkan citra PT. Mega Bank, pada bulan Juni 1997 melakukan perubahan logo dengan tujuan bahwa sebagai lembaga keuangan kepercayaan masyarakat, akan lebih mudah dikenal melalui logo perusahaan yang baru tersebut. Dan pada tahun 2000 dilakukan perubahan nama dari PT. Mega Bank menjadi PT. Bank Mega. Universitas Sumatera Utara Dalam rangka memperkuat struktur permodalan maka pada tahun yang sama PT. Bank Mega melaksanakan Initial Public Offering dan listed di BEJ maupun BES. Dengan demikian sebagian saham PT. Bank Mega dimiliki oleh publik dan berubah namanya menjadi PT. Bank Mega Tbk. Pada saat krisis ekonomi, Bank Mega mencuat sebagai salah satu bank yang tidak terpengaruh oleh krisis dan tumbuh terus tanpa bantuan pemerintah bersama-sama dengan Citibank, Deutche Bank dan HSBC. 17 PT. Bank Himpunan Saudara PT. Bank Himpunan Saudara 1906, Tbk pertama kali didirikan pada tahun 1906 dengan nama Vereeniging Himpoenan Soedara oleh para saudagar batik dan kulit di Bandung dan sekitarnya, dengan tujuan utama untuk menyalurkan usaha jasa keuangan secara simpan pinjamberdiri atas prakarsa 3 tiga orang kaum saudagar saat itu, H. Basoeni, H. Damiri dan H. Bajoeri yang berkeinginan mengadakan satu perkumpulan kaum saudagar. Dengan adanya persamaan tujuan, H.Basoeni dan kawan-kawan mencari beberapa saudagar lainnya, sampai terkumpul sebanyak 10 sepuluh orang Saudagar. Pada tahun 1908, perkumpulan ini juga aktif berperan dalam pergerakan nasional sebagai mitra perkumpulan Boedi Oetomo di daerah Jawa Barat yang bergerak di bidang perekonomian. tahun 1912 Vereeniging Himpoenan Soedara mengajukan permohonan untuk mendapat pengesahan sebagai badan hukum dan dikabulkan berdasarkan Government BesluitNo. 33 tanggal 4 Oktober 1913. Pada tanggal 11 November 1955 Menteri Keuangan memberi izin kepada Himpunan Soedara untuk melakukan usaha bank tabungan yang berlaku surut Universitas Sumatera Utara mulai tanggal 04 Februari 1955, seiring dengan berlakunya Peraturan Pemerintah No. 1 Tahun 1955 Lembaran Negara No. 2, tentang Pengawasan terhadap Urusan Kredit, yang menetapkan bahwa semua perusahaan dan badan yang mengadakan usaha-usaha untuk memberikan kredit atas tanggungan pribadi adalah Bank Tabungan. Pada bulan April 1992 PT Bank Tabungan Himpunan Saudara HS 1906 berubah menjadi PTBank Himpunan Saudara 1906 dengan adanya penyertaan modal serta manajemenkepengurusan oleh MEDCO Group perusahaan swasta nasional yang bergerak dalam bidang perminyakan dan gas bumi serta kontraktor dan pada bulan Juli 1993 dengan berlakunya Undang-Undang Perbankan No. 71992 berdasarkan SK MenteriKeuanganNo.Kep.067KM.171993, PTBank HS 1906 beroperasi sebagi Bank Umum yang peresmiannya dilakukan oleh Drs. Marie Muhammad yang saat itu menjabat Menteri Keuangan RI Pada tahun 2006, PTBank Himpunan Saudara 1906, Tbk mengubah nama panggilancall name menjadi Bank Saudara dengan bentuk hukum yang sama dan diikuti dengan perubahan logo perusahaan. Pada tanggal 15 Desember 2006, PT Bank Himpunan Saudara 1906, Tbk melakukan penawaran umum saham perdana perseroan kepada masyarakat Initial Public Offering yang efeknya tercatat pada Bursa Efek Jakarta BEJ dengan kode SDRA, dalam upaya peningkatan kinerja perusahaan serta menjadi perusahaan yang terbuka dan dimiliki oleh publik. Universitas Sumatera Utara 4.2 Hasil Penelitian 4.2.1 Analisis Deskriptif

Dokumen yang terkait

Pengaruh Earning Per Share dan Dividend Per Shara Terhadap Harga Saham pada Perusahaan Perbankan di Bursa Efek Indonesia Tahun 2012-2012

1 43 69

Pengaruh Dividend Per Share Dan Earning Per Share Terhadap Harga Saham Pada Perusahaan Go Public Di Bursa Efek Indonesia

0 47 83

Pengaruh Return On Equity dan Dividend Per Share Terhadap Harga Saham (Studi Kasus Pada Perusahaan Pertambangan Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia)

1 15 141

PENGARUH PRICE EARNING RATIO, RETURN ON INVESTMENT, DAN DIVIDEN PER SHARE TERHADAP RETURN SAHAM PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR DI BURSA EFEK INDONESIA.

0 3 24

PENGARUH DIVIDEND PER SHARE DAN EARNINGS PER SHARE TERHADAP HARGA SAHAM PADA INDUSTRI PERBANKAN Pengaruh Dividend Per Share dan Earning Per Share Terhadap Harga Saham Pada Industri Perbankan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun 2011-2013.

0 2 14

PENGARUH DIVIDEND PER SHARE DAN RETURN ON INVESTMENT TERHADAP HARGA SAHAM PADA PERUSAHAAN YANG GO PUBLIC DI BURSA EFEK INDONESIA PERIODE 2004-2007.

0 0 10

ANALISIS PENGARUH RETURN ON INVESTMENT (ROI), EARNING PER SHARE (EPS), dan DEVIDEN PER SHARE (DPS) TERHADAP HARGA SAHAM PERUSAHAAN PERTAMBANGAN BATUBARA DI BURSA EFEK INDONESIA (BEI).

0 0 86

ANALISIS PENGARUH DIVIDEND PER SHARE DAN DIVIDEND PAYOUT RATIO TERHADAP ABNORMAL RETURN SAHAM PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA.

0 0 85

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang - Analisis Pengaruh Dividend Per Share dan Return On Investment Terhadap Harga Saham Perusahaan Perbankan di Bursa Efek Indonesia

0 0 8

ANALISIS PENGARUH RETURN ON INVESTMENT (ROI), EARNING PER SHARE (EPS), dan DEVIDEN PER SHARE (DPS) TERHADAP HARGA SAHAM PERUSAHAAN PERTAMBANGAN BATUBARA DI BURSA EFEK INDONESIA (BEI).

0 0 23