3.7 Jenis Data
Menurut sumbernya, data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder. Data sekunder adalah “data yang telah dikumpulkan oleh lembaga
pengumpul data dan dipublikasikan kepada masyarakat pengguna data” Kuncoro, 2009:148. Data sekunder yang digunakan dalam penelitianini adalah data
sekunder kuantitatif berupa laporan keuangan yang berasal dari hasil publikasi Bursa Efek Indonesia.
3.8 Metode Pengumpulan Data
Pengumpulan data dilakukan melalui studi dokumentasi dengan mengumpulkan data pendukung dari literatur dan buku-buku referensi untuk
mendapatkan gambaran masalah yang diteliti serta mengumpulkan data sekunder yang relevan dari laporan yang dipublikasikan oleh dan Bursa Efek Indonesia.
3.9 Teknik Analisis Data
Metode analisis yang digunakan adalah metode analisis deskriptif dan metode analisis statistik sebagai berikut:
3.9.1 Metode Analisis Deskriptif
Analisis deskriptif adalah kegiatan mengumpulkan dan mengelompokkan data mentah untuk kemudian dianalisis dan diinterpretasikan secara objektif
Kuncoro, 2009:192. Dalam penelitian ini, penulis mengumpulkan dan mengelompokkan data yang diperoleh, kemudian dianalisis dan diinterpretasikan
sehingga memberikan informasi dan gambaran mengenai topik yang dibahas.
Universitas Sumatera Utara
3.9.2 Metode Analisis Statistik
Penelitian ini menggunakan analisis statistik yaitu analisis regresi linear berganda digunakan untuk mengetahui pengaruh dividend per share dan return on
investment terhadap harga saham perusahaan perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.
Adapun persamaan regresi yang digunakan, yaitu:
Y
i,t
= a + b
1
X
1
+ b
2
X
2
Keterangan: + e
Y
i,t
a = Konstanta
= Harga saham perusahaan i pada tahun t
X
1
X = Dividend Per Share DPS
2
b = Return On Investment ROI
1
= Koefisien regresi variabel X b
1 2
= Koefisien regresi variabel X e
= Standard error
2
3.9.3 Uji Asumsi Klasik
Sebelum melakukan analisis regresi, agar mendapatkan perkiraan yang efisien dan tidak bias maka dilakukan pengujian asumsi klasik. Adapun syarat
Asumsi Klasik yang harus dipenuhi model regresi berganda sebelum data tersebut
dianalisis adalah sebagai berikut: 1.
Uji Normalitas
Salah satu uji persyaratan yang harus dipenuhi yaitu uji normalitas data populasi. Hasil uji normalitas yang baik adalah bentuk distribusi normal atau
Universitas Sumatera Utara
mendekati normal. Jika data berdistribusi normal, titik-titik plotnya harus berada pada suatu garis lurus Rochaety et.al, 2009:104.
Uji ini juga dilakukan dengan beberapa pendekatan, antara lain:
a. Pendekatan Kolmogorv-Smirnov
Alat uji ini digunakan untuk memastikan apakah data di sepanjang garis diagonal berdistribusi normal. Hipotesisnya sebagai berikut:
H H
= data residual berdistribusi normal
a
Dengan menggunakan tingkat signifikan � 5. Jika nilai Asymp.Sig 2
tailed taraf nyata α, maka H = data residual tidak berdistribusi normal
diterima artinya data residual berdistribusi normal. Sebaliknya jika nilai Asymp.Sig 2 tailed taraf nyata α, maka H
a
b. Pendekatan Histogram
diterima artinya data residual tidak berdistribusi normal.
Untuk menguji normalitas data dapat dilihat dengan kurva normal. Kurva normal yaitu kurva yang memiliki ciri-ciri khusus, salah satu diantaranya adalah
mean, modus, dan median pada tempat yang sama. Ukuran kemiringan puncak kurva ke kiri atau ke kanan dikenal dengan nama “kemiringan kurva” atau
“kemencengan kurva” skewness. Kemencengan suatu kurva distribusi data dapat bertanda positif arah kanan dan bertanda negatif arah kiri.
c. Pendekatan Grafik
PP plot akan membentuk plot antara nilai-nilai teoritis sumbu x melawan nilai-nilai yang didapat dari sampel sumbu y. Apabila plot dari keduanya
berbentuk linier didekati garis lurus, maka hal ini merupakan indikasi bahwa
Universitas Sumatera Utara
residual menyebar normal. Bila pola-pola titik yang terletak selain di ujung-ujung plot masih berbentuk linier, meskipun ujung-ujung plot agak menyimpang dari
garis lurus, dapat dikatakan bahwa sebaran data adalah menyebar normal.
2. Uji Heteroskedastisitas
Asumsi heteroskedastisitas adalah asumsi dalam regresi dimana varians dari residual tidak sama untuk satu pengamatan ke pengamatan lain. Jika varians
dari residual dari suatu pengamatan ke pengamatan lain tetap, maka disebut homoskedastisitas. Salah satu uji untuk mengetahui heteroskedastisitas ini adalah
dengan melihat penyebaran dari varians residual pada diagram pencar scatter plot. Analisis pada gambar scatter plot yang menyatakan model regresi linear
berganda tidak terdapat heteroskedastisitas Nugroho, 2005:63 jika:
a. Titik-titik data menyebar di atas dan di bawah atau di sekitar angka 0. b. Titik-titik data tidak mengumpul hanya di atas atau di bawah saja.
c. Penyebaran titik-titik data tidak boleh membentuk bola bergelombang melebar kemudian menyempit dan melebar kembali.
d. Penyebaran titik-titik data sebaiknya tidak berpola. Uji ini juga dapat dilakukan melalui uji Glejser, yaitu dengan meregres
nilai absolut residual terhadap variabel independen.Apabila signifikansi dari taraf nyata 5, maka dianggap tidak terjadi masalah heteroskedastisitas, dan
begitu sebaliknya.
3. Uji Autokorelasi
Uji ini digunakan untuk menguji apakah dalam sebuah model regresi linear berganda ada korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t dan
Universitas Sumatera Utara
kesalahan pengganggu pada periode t-1 periode sebelumnya Erlina, 2011:106. Model regresi yang baik adalah regresi yang bebas dari autokorelasi. Gejala
autokorelasi dideteksi dengan menggunakan the Breusch-Godfrey BG test. Untuk mendeteksi ada tidaknya autokorelasi maka dilakukan pengujian the
Breusch-Godfrey BG test dengan ketentuan bila variabel auto lag menunjukkan probabilitas signifikan di atas 005 berarti data tidak terkena autokorelasi.
4 . Uji Multikolinieritas
Uji ini digunakan untuk menguji apakah dalam sebuah model regresiditemukan adanya korelasi antara veriabel independen. Jika terjadi korelasi,
maka dikatakan terdapat masalah multikolinieritas. Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi antar variabel independen. Pengujian terhadap
ada tidaknya multikolinieritas dilakukan dengan melihat toleransi variabel dan Variance Inflation Factor VIF dengan membandingkan sebagai berikut:
a. Bila VIF 5 terdapat masalah multikolinieritas b. Bila VIF 5 tidak terdapat masalah multikolinieritas
c. Tolerance 0,1 maka diduga mempunyai persoalan multikolinieritas d. Tolerance 0,1 maka tidak terdapat multikolinieritas.
3.9.4 Pengujian Hipotesis
Model regresi yang sudah memenuhi asumsi-asumsi klasik tersebut akan digunakan untuk menganalisis, suatu perhitungan statistik disebut signifikan
secara statistik apabila nilai uji statistiknya berada dalam daerah kritis daerah dimana
�
�
ditolak. Sebaliknya, disebut tidak signifikan bila uji statistiknya
Universitas Sumatera Utara
berada dalam daerah dimana �
�
diterima. Model pengujian yang dilakukan adalah uji F dan uji t.
1. Uji Signifikansi Simultan Uji-F
Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui apakah semua variabel bebas secara bersama-sama atau serempak mempunyai pengaruh yang signifikan
terhadap variabel terikat. Bentuk pengujiannya adalah: a. H
:b
1
b. H =
�
2
=0, artinya tidak terdapat pengaruh yang signifikan secara bersamaan dari dividend per share DPS dan return on investment ROI terhadap harga
saham.
a
Dengan menggunakan tingkat signifikan α 5, jika nilai sig.F 0,05
maka H : minimal satu
�
�
≠0, artinya terdapat pengaruh yang signifikan secara bersamaan dari dividend per share DPS dan return on investment ROI
terhadap harga saham.
diterima, artinya tidak ada pengaruh yang signifikan secara bersamaan dari variabel bebas terhadap variabel terikat. Sebaliknya, jika nilai sig. F 0,05
maka H
a
diterima, artinya ada pengaruh yang signifikan secara bersamaan dari variabel bebas terhadap variabel terikat. Pengambilan keputusan juga dapat
dilakukan dengan membandingkan nilai F
hitung
dan nilai F
tabel.
a. H Dimana kriterianya,
yaitu: diterima jika F
hitung
F
tabel
b. H pada α = 5
a
diterima jika F
hitung
F
tabel
pada α = 5
Universitas Sumatera Utara
2.Uji Signifikansi Parsial uji-t
Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui apakah setiap variabel bebas secara parsial mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap variabel terikat.
Bentuk pengujiannya adalah:
a. Dividend Per Share DPS
H
H :
b
1
= 0, artinya dividend per share DPS tidak berpengaruh yang signifikan terhadap harga saham perusahaan perbankan di Bursa Efek Indonesia.
b. Return On Investment ROI
: b
1
≠0,artinya dividend per share DPS berpengaruh yang signifikan terhadap harga saham perusahaan perbankan di Bursa Efek Indonesia.
H
H :
b
2
= 0, artinya return on investment ROI tidak berpengaruh yang signifikan terhadap harga saham perusahaan perbankan di Bursa Efek
Indonesia.
Dengan menggunakan tingkat signifikan α 5, jika nilai sig. t 0,05 H :
b
2
≠0,artinya return on investment ROI berpengaruh yang signifikan terhadap harga saham perusahaan perbankan di Bursa Efek Indonesia.
diterima, artinya tidak ada pengaruh yang signifikan variabel bebas terhadap variabel terikat. Sebaliknya jika sig. t 0,05 H
a
diterima, artinya ada pengaruh yang signifikan antara variabel bebas terhadap variabel terikat. Nilai t
hitung
juga dapat dibandingkan dengan nilai t
tabel
1. H . Kriteria pengambilan keputusannya yaitu:
diterima jika- t
tabel
t
hitung
t
tabel
2. H pada α = 5
a
diterima jika t
hitung
t
tabel
dan t
hitung
t
tabel
pada α = 5
Universitas Sumatera Utara
3. Koefisien Determinasi R
2
Koefisien determinasi adalah koefisien nilai yang menunjukkan besarnya variasi variabel terikat dependent variable yang dipengaruhi oleh variasi
variabel bebas independent variable. Pengukuran besarnya persentase kebenaran dari uji regresi tersebut dapat dilihat melalui nilai koefisien determinasi multiple
R
2
koefisien determinan mengukur proporsi dari variasi yang dapat dijelaskan oleh variabel bebas. Apabila nilai R
2
suatu regresi mendekati satu, maka semakin baik regresi tersebut dan semakin mendekati nol, maka variabel
independen secara keseluruhan tidak bisa menjelaskan variabel dependen. Adjusted R Square ini digunakan untuk melihat berapa besar pengaruh faktor-
faktor yang ditimbulkan oleh variabel-variabel bebas terhadap variabel terikat.
Universitas Sumatera Utara
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Gambaran Umum Perusahaan 4.1.1 Gambaran Umum Pasar Modal Di Indonesia
Secara historis, pasar modal telah hadir jauh sebelum Indonesia merdeka. Pasar modal atau bursa efek telah hadir sejak jaman kolonial Belanda dan
tepatnya pada tahun 1912 di Batavia. Pasar modal ketika itu didirikan oleh pemerintah Hindia Belanda untuk kepentingan pemerintah kolonial atau VOC.
Meskipun pasar modal telah ada sejak tahun 1912, perkembangan dan pertumbuhan pasar modal tidak berjalan seperti yang diharapkan, bahkan pada
beberapa periode kegiatan pasar modal mengalami kevakuman. Hal tersebut disebabkan oleh beberapa faktor seperti perang dunia ke I dan II, perpindahan
kekuasaan dari pemerintah kolonial kepada pemerintah Republik Indonesia, dan berbagai kondisi yang menyebabkan operasi bursa efek tidak dapat berjalan
sebagimana mestinya. Pemerintah Republik Indonesia mengaktifkan kembali pasar modal pada
tahun 1977, dan beberapa tahun kemudian pasar modal mengalami pertumbuhan seiring dengan berbagai insentif dan regulasi yang dikeluarkan pemerintah.
Secara singkat, tonggak perkembangan pasar modal di Indonesia dapat dilihat tabel berikut:
Universitas Sumatera Utara