Latar Belakang Dr. Drs. R. Kintoko Rochadi, MKM 3. dr. Halinda Sari Lubis, MKKK

BAB 1 PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Tesis ini mengkaji perilaku masyarakat dalam pencegahan penyakit Demam Berdarah Dengue DBD, karena rantai penularan penyakit DBD mempunyai hubungan dengan perilaku bersih dan sehat yang belum terwujud di masyarakat. Keberhasilan pemutusan rantai penularan penyakit DBD sangat erat kaitannya dengan kesadaran dan tanggung jawab masyarakat untuk mau menjaga kebersihan rumah dan lingkungannya. Alasan yang melatarbelakangi pengkajian perilaku masyarakat dalam pencegahan penyakit DBD salah satunya yaitu penyakit demam berdarah dengue DBD adalah penyakit menular yang disebabkan oleh virus dengue dan ditularkan melalui gigitan nyamuk Aedes aegypti. Penyakit ini dapat menyerang semua orang, mengakibatkan kesakitan dan kematian, terutama pada anak-anak, dan juga dapat menjadi suatu wabah bahkan Kejadian Luar Biasa KLB Soegijanto, 2006: 39. KLB artinya jumlah kasus sudah dua kali lipat atau lebih ditempat yang sama pada kurun waktu yang sama pada tahun dan bulan sebelumnya atau angka kematiannya lebih dari 1 Depkes RI, 2005; Koban, 2005: 4. Pencegahan berkembangnya nyamuk Aedes aegypti sebagai penular DBD menjadi mutlak dilakukan karena vaksin yang efektif terhadap DBD sampai saat ini belum tersedia. Pengobatan yang dilakukan hanya untuk mengurangi gejala sakit dan Rotua Sumihar Sitorus : Perilaku Masyarakat Dalam Pencegahan Penyakit Demam Berdarah Dengue Di Puskesmas Medan Johor Kota Medan Tahun 2009, 2009 USU Repository © 2008 mengurangi risiko kematian. Penanggulangan DBD secara umum ditujukan kepada pemberantasan rantai penularan dengan memusnahkan pembawa virusnya vektor yaitu nyamuk Aedes aegypti, dengan memberantas sarang perkembangbiakannya yang umumnya ada di air bersih yang tergenang di permukaan tanah maupun di tempat-tempat penampungan air Soedarmo, 2005: 56. Mengingat tempat hidup habitat nyamuk Aedes aegypti adalah pada tempat- tempat yang terdapat air bersih, maka orang yang menjaga kebersihan lingkungan masih mungkin terkena DBD. Oleh karena itu program pemberantasan DBD tidak cukup hanya dengan menjaga kebersihan lingkungan, tetapi harus menghindari keberadaan jentik di tempat air yang bersih, misalnya menguras bak mandi setiap 1 minggu sekali. Hal ini dilakukan mengingat kehidupan nyamuk Aedes aegypti diketahui siklus hidupnya selama bertelur hingga menetas 10 sampai 14 hari. Dengan menguras bak mandi 1 minggu sekali tidak memberi kesempatan Aedes aegypti untuk bertelur sehingga dapat menghilangkan tempat perindukannya. Menurut WHO antara tahun 1975-1996 DBD terdeteksi keberadaannya di wilayah Amerika, Eropa Selatan, Afrika Utara, Afrika Selatan, Afrika Utara, Mediterania Timur, Australia dan pada beberapa pulau di Samudra India, Pasifik Selatan dan Tengah serta Karibia WHO, 1999: 1. Tetapi sekarang daerah endemik DBD banyak terdapat di Asia Thailand, Filipina, Kamboja, Malaysia, Singapura, Cina, karena musim epidemik terjadi disaat musim hujan yang hampir setiap tahun terjadi. Epidemik artinya keadaan dimana suatu masalah kesehatan umumnya Rotua Sumihar Sitorus : Perilaku Masyarakat Dalam Pencegahan Penyakit Demam Berdarah Dengue Di Puskesmas Medan Johor Kota Medan Tahun 2009, 2009 USU Repository © 2008 penyakit yang ditemukan pada suatu daerah tertentu dalam waktu yang singkat berada dalam frekuensi jumlah yang meningkat Soegijanto, 2006: 5. Sejak ditemukan kasus DBD pada tahun 1968 di Surabaya dan Jakarta, angka kejadian penyakit DBD meningkat dari 0,05 per 100.000 penduduk menjadi 35,19 per 100.000 penduduk pada tahun 1998. Hal ini terjadi, kemungkinan berhubungan erat dengan a perubahan iklim dan kelembapan nisbi; b terjadinya migrasi penduduk dari daerah yang belum ditemukan atau jarang ditemukan infeksi virus Dengue ke daerah endemis penyakit infeksi virus Dengue atau dari pedesaan ke perkotaan; c meningkatnya kantong-kantong jentik nyamuk Aedes aegypti di perkotaan terutama daerah yang kumuh pada bulan-bulan tertentu Soegijanto, 2006: 25. Akibat peningkatan kejadian penyakit DBD tersebut maka Direktorat Jenderal Pemberantasan Penyakit Menular dan Penyehatan Lingkungan Ditjen PPM PL Departemen Kesehatan RI melakukan penanggulangan wabah meliputi: 1 penyelidikan epidemiologis, yaitu melakukan penyelidikan untuk mengenal sifat- sifat penyebabnya serta faktor yang dapat menimbulkan wabah, 2 pemeriksaan, pengobatan, perawatan, dan isolasi penderita termasuk tindakan karantina, 3 pencegahan dan pengobatan yaitu tindakan yang dilakukan untuk memberikan kepada mereka yang belum sakit tetapi mempunyai risiko terkena penyakit, 4 penyuluhan kepada masyarakat Depkes RI, 2005: 1. Di Propinsi Sumatera Utara kasus DBD tiap tahun terjadi. Data tahun 2003- 2007 menunjukkan bahwa IR Incidence Rate 7,92-30,75 per 100.000 penduduk dan CFR Case Fatality Rate 0,91-2,44. Selama kurun waktu lima tahun tersebut Rotua Sumihar Sitorus : Perilaku Masyarakat Dalam Pencegahan Penyakit Demam Berdarah Dengue Di Puskesmas Medan Johor Kota Medan Tahun 2009, 2009 USU Repository © 2008 terdapat beberapa KabupatenKota Medan, Deli Serdang, Binjai, Tebing Tinggi, Pematang Siantar, Simalungun yang dinyatakan daerah endemis DBD di mana kabupatenkota tersebut merupakan wilayah yang dalam 3 tahun terakhir, setiap tahun ada penderita DBD Dinas Kesehatan Propinsi Sumatera Utara, 2008. Penyebaran DBD yang cukup luas di Indonesia dan beberapa daerah Sumatera Utara termasuk Kota Medan, dikarenakan adanya faktor-faktor yang mendukung terjadinya penyebaran, seperti kondisi geografis atau ketinggian dari permukaan laut, curah hujan, angin, kelembaban, dan musim; juga kondisi demografis, seperti kepadatan penduduk, mobilitas masyarakat yang cukup tinggi, serta perilaku hidup bersih dan sehat yang masih rendah Soegijanto, 2006:11. Penyebaran penyakit DBD secara pesat dikarenakan virus dengue semakin mudah menulari lebih banyak manusia karena didukung oleh: 1 meningkatnya mobilitas penduduk karena semakin baiknya sarana transportasi di dalam kota maupun antar daerah, 2 kebiasaan masyarakat menampung air bersih untuk keperluan sehari-hari, apalagi penyediaan air bersih belum mencukupi kebutuhan atau sumber yang terbatas dan letaknya jauh dari pemukiman mendorong masyarakat menampung air di rumah masing-masing karena nyamuk Aedes aegypti hidup di dalam air bersih, 3 sikap dan pengetahuan masyarakat tentang pencegahan penyakit yang masih kurang Soedarmo, 2005: 16. Upaya-upaya pencegahan dan penanggulangan telah dilakukan oleh pemerintah terutama Dinas Kesehatan. Dinas Kesehatan memiliki program pencegahan dan penanggulangan DBD, seperti: 1 pertolongan pertama pada Rotua Sumihar Sitorus : Perilaku Masyarakat Dalam Pencegahan Penyakit Demam Berdarah Dengue Di Puskesmas Medan Johor Kota Medan Tahun 2009, 2009 USU Repository © 2008 penderita DBD, dan selanjutnya dirujuk ke rumah sakit; 2 penyuluhan terus-menerus ke masyarakat; 3 fogging atau pengasapan pada rumah penderita DBD; 4 penaburan bubuk abate pada tempat-tempat penampungan air; 5 Pemberantasan Sarang Nyamuk PSN dengan cara bergotong royong dan melibatkan masyarakat. Namun, upaya yang telah dilakukan tersebut sampai saat ini belum dapat merubah status beberapa daerah dari daerah endemis menjadi daerah non endemis Dinkes Kota Medan, 2006. Keterlibatan masyarakat dalam pencegahan DBD sangatlah diperlukan karena sangatlah mustahil dapat memutus rantai penularan jika masyarakat tidak terlibat sama sekali. Peran serta masyarakat ini dapat berwujud pelaksanaan kegiatan ‘3M’ menutup wadah-wadah penampungan air, mengubur atau membakar barang-barang bekas yang menjadi sarang nyamuk, dan menguras atau mengganti air di tempat tampungan air di sekitar rumah dan melaksanakan PSN pada lingkungannya Koban, 2005: 9. Ketidakberhasilan pemberantasan DBD secara menyeluruh dapat terjadi dikarenakan tidak semua masyarakat melakukan upaya pemberantasan vektor penular DBD, pemberantasan sarang nyamuk tidak mungkin dapat tuntas dilakukan bila anggota masyarakat sampai ke lingkungan yang terkecil yaitu rumah tangga tidak mau melakukannya Nadesul, 2004; Koban, 2005: 11. Penelitian perilaku masyarakat dalam pencegahan penyakit DBD dilakukan di wilayah kerja Puskesmas Medan Johor. Kecamatan Medan Johor sebagai wilayah kerja Puskesmas Medan Johor merupakan salah satu wilayah di Kota Medan yang Rotua Sumihar Sitorus : Perilaku Masyarakat Dalam Pencegahan Penyakit Demam Berdarah Dengue Di Puskesmas Medan Johor Kota Medan Tahun 2009, 2009 USU Repository © 2008 setiap tahun terjadi kasus DBD merupakan salah satu kecamatan yang endemis DBD. Dari data program surveilance penyakit DBD di wilayah kerja Puskesmas Medan Johor tahun 2007, diketahui jumlah kasus demam berdarah sebanyak 71 kasus yang tersebar di 3 kelurahan, yaitu di Kelurahan Kwala Bekala sebanyak 24 kasus 33,8, Kelurahan Gedung Johor sebanyak 15 kasus 21,1, serta Kelurahan Pangkalan Mashyur sebanyak 32 kasus 45,1 Laporan Kegiatan Puskesmas Medan Johor, 2007. Hal ini menunjukkan tingginya kasus DBD untuk masing- masing kelurahan tersebut, padahal program pencegahan DBD telah dilaksanakan oleh petugas kesehatan yang ada. Sampai dikembangkan sebuah metode promosi kesehatan yang bertujuan meningkatkan partisipasi masyarakat secara aktif dalam pemberantasan penyakit DBD di sekitar tempat tinggalnya Laporan Kegiatan Puskesmas Medan Johor, 2007. Peningkatan partisipasi masyarakat adalah suatu proses di mana individu, keluarga, dan masyarakat dilibatkan dalam perencanaan dan pelaksanaan pemberantasan vektor di rumahnya. Peningkatan partisipasi masyarakat menumbuhkan berbagai peluang yang memungkinkan seluruh anggota masyarakat untuk secara aktif berkontribusi dalam pembangunan Depkes RI, 2005: 1. Perilaku masyarakat sangat erat kaitannya dengan kualitas kegiatan pencegahan penyakit DBD. Oleh karena itu perlu dilakukan penelitian yang dapat mengeksplor perilaku masyarakat dalam pencegahan penyakit DBD, terutama sekali di wilayah kerja Puskesmas Medan Johor yang teridentifikasi sebagai wilayah endemik DBD Kota Medan. Rotua Sumihar Sitorus : Perilaku Masyarakat Dalam Pencegahan Penyakit Demam Berdarah Dengue Di Puskesmas Medan Johor Kota Medan Tahun 2009, 2009 USU Repository © 2008 1.2. Permasalahan Berdasarkan latar belakang di atas, dapat dirumuskan permasalahan penelitian yaitu: bagaimana perilaku keluarga dalam pencegahan penyakit demam berdarah dengue di wilayah pelayanan Puskesmas Medan Johor Kota Medan. 1.3. Tujuan Penelitian Tujuan penelitian ini untuk mengetahui perilaku keluarga dalam pencegahan penyakit demam berdarah dengue di wilayah pelayanan Puskesmas Medan Johor Kota Medan. 1.4. Manfaat Penelitian

1. Bagi Dinas Kesehatan Kota Medan sebagai masukan untuk menyusun