Teknik Menyusun Bagian Jawablah soal-soal di bawah ini dengan tepat dan benar

Bahasa Indonesia SMKMAK Setara Tingkat Semenjana Kelas X Banyaknya perincian bergantung pada banyaknya paragraf yang terdapat dalam karangan. Penyusunan unsurbagian karangan, selain disusun seperti di atas, dapat pula berupa pemaparan atau eksposisi seperti contoh di bawah ini. Topik : Sumber Belajar terdiri atas: - paragraf 1 berisi penjelasan mengenai pengertian sumber belajar - paragraf 2 berisi uraian atau penjelasan tentang macam-macam sumber belajar baik yang berbentuk tulisan maupun lisan dan seterusnya.

E. Menafsirkan Kata, Bentuk Kata, dan Ungkapan Idiomatik

Di dalam bacaan yang kita baca, adakalanya terdapat penggunaan kata yang berbentuk istilah atau kata yang memerlukan penafsiran khusus. Selain kata, terdapat pula penggunaan bentuk kata atau kata turunan serta pemakaian ungkapan idiomatik yang maknanya perlu djelaskan. Untuk membantu mendapatkan penjelasan mengenai pengertian kata, bentuk kata, dan makna idiomatik, kita dapat menggunakan kamus seperti Kamus Besar Bahasa Indonesia. Di dalam kamus, sebuah kata djelaskan secara detail mengenai arti kata, asal kata, kata turunannya, kelas kata, serta pengertian kiasnya jika ada Contoh lembaran halaman dalam kamus: Bahasa Indonesia SMKMAK Setara Tingkat Semenjana Kelas X Wacana yang temanya menyangkut bidang ilmu tertentu seperti: pertanian, teknik, atau kesehatan. Biasanya banyak menggunakan istilah khusus yang menyangkut bidang tersebut, termasuk juga penggunaan bentuk kata, atau ungkapan idiomatiknya. Langkah dalam membaca pemahaman selain mencatat pokok-pokok isi bacaan, juga mendatarkan istilah, bentuk kata, dan penggunaan ungkapan idiomatik yang tidak dimengerti untuk dicarikan maknanya dengan membuka kamus bahasa ataupun kamus istilah. Untuk wacana berbentuk karya sastra seperti cerpen dan puisi, sering kita temui pula kata atau bentukan kata yang tidak bermakna umum melainkan memiliki nuansa makna yang lebih bersifat kedaerahan atau bahasa sehari-hari seperti njelimet, ngawur, kesetanan. Untuk membantu memahami kata-kata seperti itu, kita dapat memanfaatkan kamus. Di samping itu, di dalam puisi atau syair lagu, sering kita temukan penggunaan ungkapan atau idiom. Untuk memahami puisi, kita juga harus dapat menafsirkan bentuk-bentuk idiom atau ungkapan yang bersifat idiomatik. Contoh penggunaan ungkapan dalam puisi. Kaulah kandil kemerlap Pelita jendela di malam gelap Melambai pulang perlahan Sabar, setia selalu Bait kedua, puisi berjudul “Padamu Jua” karya Amir Hamzah Dalam puisi tersebut, terdapat ungkapan kandil kemerlap yang berarti Lilin yang terang. Dan ungkapan pelita jendela ditafsirkan dengan penerang alam sekitarnya. Atau pemberi petunjuk. Dan malam gelap ialah sesuatu yang tidak diketahui atau tidak tentu arah. Kau pada puisi tersebut dimaknai dengan Tuhan. Tuhan menjadi petunjuk jalan kebenaran. Jadi, dalam memahami puisi atau syair, kita harus memahami simbol- simbol yang digunakan. Simbol atau makna kias dapat tercermin dari penggunaan kata, bentukan kata, atau ungkapan yang tak biasa. Untuk memahaminya, kita dapat melihat dari kedudukan kata, kaitan makna antarkata, atau bentukan kata tertentu dengan kata yang lainnya. Jika secara leksikal maupun gramatikal kalimat tersebut tak dapat dimaknai, kita harus menafsirkannya berdasarkan konteks kata atau kalimat. Sebab, setiap untaian kata, frasa, atau kalimat yang terdapat dalam puisi merupakan