Makna Leksikal, Kontekstual, Struktural, dan Makna Metaforis

Bahasa Indonesia SMKMAK Setara Tingkat Semenjana Kelas X kepala sekolah . Kata jatuh yang membentuk kata-kata jatuh cinta, jatuh miskin, jatuh bangun, jatuh hati, dan sebagainya. Gaya bahasa ini kemudian disebut dengan polisemi. Makna metaforis juga dapat berbentuk ungkapan jika dilihat dari segi ekspresi kebahasaannya, yaitu dalam usaha penutur untuk menyampaikan pikiran, perasaan, dan emosinya dalam bentuk-bentuk satuan bahasa tertentu yang dianggap tepat, seperti ungkapan panggung dunia, bunga desa, bintang kelas, jendela informasi, dan bahtera rumah tangga. Beberapa kata di dalam bahasa Indonesia dapat dimaknai secara leksikal, kontekstual, struktural, atau metaforis bergantung pada kebutuhan penggunaannya. Hanya saja kita harus dapat membedakan makna-makna kata tersebut sehingga dapat menggunakannya secara tepat. Perhatikan tabel berikut. emosinya dalam bentuk-bentuk satuan bahasa tertentu yang dianggap tepat, seperti ungkapan panggung dunia, bunga desa, bintang kelas, jendela informasi, dan bahtera rumah tangga. Beberapa kata di dalam bahasa Indonesia dapat dimaknai secara leksikal, kontekstual, struktural, atau metaforis tergantung pada kebutuhan penggunaannya. Hanya saja kita harus dapat membedakan makna-makna kata tersebut sehingga dapat menggunakannya secara tepat. Perhatikan tabel berikut: No Kata Makna Kata leksikal kontekstual struktural metaforis 1. kursi bangku, tempat duduk berebut kursi: jabatan berkursi: menggunakan kursi kursi malas 2. nomor angka, bilangan punya nomor: pegawai negeri menomori: memberikan nomor nomor jitu 3. angin udara, hawa bagai angin: tak tentu arah angin-anginan: tidak tetap angin duduk 4. gelap suram, kelam Kulit gelap: kulit hitam menggelapkan: membuat jadi gelap pasar gelap, gelap mata 5. jatuh tersungkur jatuh: gugur, gagal berjatuhan: jatuh satu-satu jatuh bangun

D. Majas dan Pribahasa

1. Majas

Gejala memperbandingkan pun terjadi pada bentuk-bentuk majas seperti majas perbandingan. Yang termasuk majas perbandingan ialah: maja

D. Majas dan Peribahasa

1. Majas

Gejala memperbandingkan pun terjadi pada bentuk-bentuk majas seperti majas perbandingan. Yang termasuk majas perbandingan ialah: majas perumpamaan, majas metafora, majas personiikasi, majas alegori, dan majas antitesis. 1 Majas perumpamaan, ialah majas perbandingan dua hal yang pada hakekatnya berlainan dan sengaja dianggap sama. Perbandingan ini ditandai oleh pemakaian kata seperti: bagaikan, ibarat, umpama, laksana, dan seperti. Bahasa Indonesia SMKMAK Setara Tingkat Semenjana Kelas X Contoh: a. Larinya cepat laksana kilat. b. Mukanya pucat bagaikan mayat. c. Suaranya menggelagar seperti halilintar. 2 Majas metafora, ialah majas perbandingan yang paling singkat , padat, tersusun rapi. Di dalamnya, terlibat dua ide: yang satu adalah suatu kenyataan dan satunya lagi merupakan perbandingan terhadap kenyataan tadi. Contoh; a. Nani jinak-jinak merpati. b. Dia anak emas pamanku. c. Bapak tulang punggung keluarga kita. 3 Majas personiikasi, adalah jenis majas yang melekatkan sifat-sifat insani kepada barang yang tidak bernyawa atau benda abstrak. Contoh: a. Angin meraung-raung. b. Nyiur melambai-lambai. c. Ombak menerjang karang. 4 Majas alegori, ialah cerita yang diceritakan dengan lambang-lambang. Alegori biasanya berisi tentang moral dan hal-hal yang berkaitan dengan spiritual manusia. Alegori dapat berbentuk puisi maupun prosa. Bentuk alegori singkat misalnya, fabel dan farabel. Fabel adalah sejenis alegori yang di dalamnya terdapat tokoh-tokoh binatang yang dapat berbicara dan bertingkah laku seperti manusia. Contoh: a. Kancil dan buaya b. Kancil dan kura-kura c. Tom dan Jerry Farabel adalah cerita singkat yang mengemukakan masalah moral,