Bahasa Indonesia SMKMAK Setara Tingkat Semenjana Kelas X
Contoh: a. Larinya cepat laksana kilat.
b. Mukanya pucat bagaikan mayat. c. Suaranya menggelagar seperti halilintar.
2 Majas metafora, ialah majas perbandingan yang paling singkat , padat, tersusun rapi. Di dalamnya, terlibat dua ide: yang satu adalah
suatu kenyataan dan satunya lagi merupakan perbandingan terhadap kenyataan tadi.
Contoh; a. Nani jinak-jinak merpati.
b. Dia anak emas pamanku. c. Bapak tulang punggung keluarga kita.
3 Majas personiikasi, adalah jenis majas yang melekatkan sifat-sifat insani kepada barang yang tidak bernyawa atau benda abstrak.
Contoh: a. Angin meraung-raung.
b. Nyiur melambai-lambai. c. Ombak menerjang karang.
4 Majas alegori, ialah cerita yang diceritakan dengan lambang-lambang. Alegori biasanya berisi tentang moral dan hal-hal yang berkaitan
dengan spiritual manusia. Alegori dapat berbentuk puisi maupun prosa. Bentuk alegori singkat misalnya, fabel dan farabel. Fabel adalah
sejenis alegori yang di dalamnya terdapat tokoh-tokoh binatang yang dapat berbicara dan bertingkah laku seperti manusia.
Contoh: a. Kancil dan buaya
b. Kancil dan kura-kura c. Tom dan Jerry
Farabel adalah cerita singkat yang mengemukakan masalah moral,
Bahasa Indonesia SMKMAK Setara Tingkat Semenjana Kelas X
misalnya cerita para nabi atau cerita orang-orang saleh. Sekarang banyak muncul pula cerita yang penuh hikmah dari buah kebaikan
atau akibat perbuatan buruk seperti dalam kisah Rahasia Ilahi, dan Pintu Hidayah.
5 Majas antitesis, ialah sejenis majas yang mengadakan komparasi atau perbandingan antara dua antonim majas ini bersifat perlawanan.
Contoh: a. Dia bergembira ria atas kegagalan dalam ujian itu.
b. Setelah ditodong, ia malah menolong penjahat itu. c. Orang tua itu bergembira atas pernikahan putrinya, sekaligus
merasa was-was dengan masa depannya.
2. Peribahasa
Gaya bahasa perbandingan juga dapat berbentuk peribahasa. Peribahasa adalah kalimat atau kelompok perkataan yang tetap susunannya dan
biasanya mengiaskan sesuatu maksud tertentu. Zaman dahulu peribahasa merupakan sarana untuk mengungkapkan penilaian, nasihat, gurauan,
atau sindiran. Di dalam peribahasa, terdapat simbol atau lambang-lambang yang dianggap mewakili maksud yang ingin diungkapkan.
Contoh peribahasa: 1. Datang tampak muka, pergi tampak punggung.
Artinya: Datang dengan baik, pergi pun harus dengan baik pula. 2. Sepala-pala mandi biar basah.
Artinya: Mengerjakan sesuatu perbuatan hendaklah sempurna, jangan separuh-paruhnya.
3. Arang habis, besi tak kimpal. Artinya: Kerugian sudah banyak, maksud tak sampai.
4. Besar pasak daripada tiang. Artinya: Besar pengeluaran daripada penghasilan.
5. Bagai mencencang air. Artinya: Mengerjakan pekerjaan yang sia-sia.
6. Bagai telur di ujung tanduk. Artinya: Keadaan yang sudang gawat atau genting.
Bahasa Indonesia SMKMAK Setara Tingkat Semenjana Kelas X
7. Bagai anak ayam kehilangan induk. Artinya: Seseorang yang tidak punya pegangan, hidupnya tak
tentu arah.
E. Pilihan Kata dalam Laras Bahasa
Pada pelajaran terdahulu, sudah djelaskan tentang laras bahasa. Laras bahasa adalah ciri khas suatu penggunaan bahasa pada kelompok atau
lingkungan pemakai bahasa tertentu. Kekhususan tersebut meliputi pilihan kata, ungkapan, istilah, ragam bahasa, dan gaya penuturan. Misalnya,
laras bahasa hukum akan banyak menggunakan istilah atau kosakata yang berkaitan dengan hukum, aturan, dan perundang-undangan. Karena
bersifat penjelasan mengenai peraturan, biasanya kalimat dalam bahasa hukum panjang-panjang atau berbentuk kalimat luas.
Lain lagi dengan bahasa sastra, lebih banyak menggunakan kata bermakna konotasi atau simbolik. Kalimatnya pun panjang namun banyak
perumpamaan atau bersifat metaforis. Bahasa pers lebih cenderung menghemat kata atau sering menghilangkan bentuk imbuhan dalam
bentukan kata. Kalimatnya pun bersifat lugas dan apa adanya.
Contoh bahasa hukum: “Jika tindak pidana psikotropika sebagaimana dimaksud dalam Pasal
60, Pasal 61, Pasal 62, Pasal 63, dan Pasal 64, dilakukan oleh korporasi, maka di samping pidananya pelaku tindak pidana, kepada korporasi dikenakan
pidana denda sebesar 2 dua kali pidana denda yang berlaku untuk
tindak pidana tersebut dan dapat djatuhkan pidana penambahan berupa pencabutan izin usaha.”
Contoh bahasa pers: a. “ PT. Natural belum beri Keputusan.”
b. “ Pasokan Melimpah, Permintaan Beras Turun.” c. “ Petani Tak Mampu Penuhi Persyaratan Bank.”
Bahasa Indonesia SMKMAK Setara Tingkat Semenjana Kelas X
RANGKUMAN
A. Pilihan Kata dan Bentukan Kata dalam Kaitannya dengan Konteks atau Topik Pembicaraan
Untuk menyampaikan maksud dan suatu pokok pembicaraan, seseorang akan berupaya menggunakan berbagai kata atau ungkapan
yang dapat mewakili makna atau konsep yang ingin diutarakan. Untuk itu seseorang harus menguasai kosakata, bentukan kata,
ungkapan, dan berbagai istilah kata.
B. Memanfaatkan Kata Bersinonim untuk Menghindari Kata yang Sama Dalam Satu KalimatParagraf
Saat menjelaskan sesuatu seorang pembicara dapat mengucapkan kata yang sama hingga berkali-kali. Untuk menghindari terjadinya
penggunaan kata yang berulang dapat digunakan sinonim atau padanan katanya, contoh: unjuk rasa, demontrasi, dan aksi massa.
C. Makna Leksikal, Makna Kontekstual Situasional, Makna Struktural, dan Metaforis
- Makna leksikal
ialah makna yang sesuai dengan konsep yang digambarkan pada kata tersebut.
- Makna kontekstual
ialah makna yang muncul sesuai dengan konteks kata tersebut dipergunakan.
- Makna struktural
adalah makna yang muncul akibat kata mengalami aiksasi atau penambahan imbuhan serta reduplikasi
dan komposisi. -
Makna metaforis Makna metaforis adalah makna yang ditimbulkan oleh adanya
unsur perbandingan di antara dua hal yang memiliki ciri makna yang sama.
D. Majas dan Peribahasa
1. Majas Majas terdiri atas majas perumpamaan, majas metafora, majas
personiikasi, majas alegori, majas antitesis.