B. Permasalahan
Dari uraian yang terdapat dalam latar belakang diatas, muncul permasalahan sebagai berikut :
1. Bagaimanakah kedudukan anak angkat dalam kekerabatan orang tua kandung dan orang tua angkatnya serta bagaimana pula pewarisannya.
2. Bagaimanakah penyelesaian hukumnya apabila hak terhadap anak angkat tidak terpenuhi dalam hal pembagian warisan.
C. Tujuan Penelitian
Bertitik tolak dari rumusan permasalahan di atas adapun tujuan dari penelitian ini secara umum adalah untuk menemukan jawaban atas
permasalahan yang ada tersebut. Tujuan yang ingin di capai dari penelitian ini adalah :
1. Untuk mengetahui kedudukan anak angkat dalam kekerabatan orang tua kandung dan orang tua angkatnya serta cara pewarisannya.
2. Untuk mengetahui penyelesaian hukumnya apabila hak terhadap anak angkat tidak terpenuhi dalam hal pembagian warisan.
D. Manfaat Penelitian
1. Teoritis Akademis Sebagai bahan untuk menambah khasanan keilmuan bagi para
akademisi dan dunia pendidikan pada umumnya, khususnya di bidang Hukum Waris Adat dalam kaitannya dengan Kedudukan Anak Angkat Sebagai Ahli
Waris Menurut Hukum Adat Tana Toraja.
2. Praktis a. Sebagai bahan masukan bagi para praktisi dalam rangka pembentukan
hukum perdata pada umumnya dan hukum waris adat pada khususnya. b. Sebagai bahan masukan dan kepustakaan bagi peneliti lebih lanjut yang
ingin meneliti tentang pengangkatan anak. c. Di harapkan dapat bermanfaat bagi praktisi hukum seperti hakim dan
pengacara yang berdomisili dan bertugas di Tana Toraja dalam menyelesaikan suatu perkara yang berkaitan dengan masalah
pengangkatan anak dan pewarisannya.
E. Kerangka Pemikiran Kerangka Teoritik 1. Kerangka Konseptual
Dari gambaran kerangka konsep ini, penulis ingin memberikan gambaran guna menjawab perumusan masalah yang telah disebutkan pada awal usulan
penelitian tesis ini yaitu, kedudukan anak angkat sebagai ahli waris menurut hukum adat Tana Toraja. Pengangkatan anak di Tana Toraja memiliki tujuan
Anak Angkat
Menurut Hukum Adat : pengangkatan anak dapat berasal dari kerabat atau lingkungan dari
suami atau istri juga dapat berasal dari yang bukan kerabat yang diangkat menjadi anak
angkat. Menurut PP No.54 Tahun 2007 : anak yang
haknya di alihkan dari lingkungan kekuasaan keluarga orang tua, wali yang sah, atau orang
lain yang bertanggung jawab atas perawatan, pendidikan dan membesarkan anak tersebut, ke
dalam lingkungan keluarga orang tua angkatnya berdasarkan keputusan atau penetapan
pengadilan.
Ahli Waris
Kedudukan anak angkat sebagai ahli waris menurut hukum adat Tana
Toraja, anak angkat masuk dalam kekerabatan orang tua angkatnya,
anak angkat berhak mewaris dari orang tua angkat dan orang tua
kandungnya dan melaksanakan penguburan.
untuk melaksanakan penguburan. Maksudnya bahwa semakin banyak anak berarti semakin banyak tedong kerbau yang akan dikuburkan pada saat
upacara penguburan apabila orang tua angkatnya meninggal dunia. Akibat dari adanya pengangkatan anak ini tidak memutuskan hubungan kekerabatan anak
angkat dengan orang tua kandungnya. Anak angkat juga masuk kedalam kekerabatan orang tua angkatnya sehingga dalam pewarisan anak angkat dapat
menjadi ahli waris dari orang tua kandung dan orang tua angkatnya.
2. Kerangka Teoritik