4.3 Letak Daerah Kecamatan Padangsidimpuan Selatan
Kecamatan Padangsidimpuan Selatan berbatasan langsung dengan : a. Sebelah Utara
: Kecamatan Padangsidimpuan Utara b. Sebelah Selatan
: Kecamatan Padangsidimpuan Tenggara c. Sebelah Barat
: Kecamatan Angkola Selatan Kabupaten TapSel d. Sebelah Timur
: Kecamatan Padangsidimpuan Batunadua Kecamatan Padangsidimpuan Utara terdiri dari 12 KelurahanDesa, yakni :
a. Hanopan b. Sidangkal
c. Wek VI d. Ujung Padang
e. Aek Tampang f.
Padang Matinggi g. Silandit
h. Wek V i.
Sitamiang j.
Losung k. Padangmatinggi Lestari
l. Sitamiang Baru.
Universitas Sumatera Utara
Tabel 2 Jumlah Penduduk Menurut Jenis Kelamin dan Kelompok Umur Tahun 2010
Kelompok Umur
Tahun Jenis Kelamin
Laki - laki Perempuan
Jumlah
0-4 3420
3356 6776
5-9 3504
3334 6838
10-14 3411
3303 6714
15-19 4086
4026 8112
20-24 2836
2808 5644
25-29 2440
2569 5009
30-34 2333
2431 4764
35-39 2252
2299 4551
40-44 2013
1942 3955
45-49 1596
1416 3012
50-54 1043
960 2003
55-59 608
767 1375
60-64 566
677 1243
65 717
1142 1859
Jumlah 30825
31030 61855
Sumber : BPS Kota Padangsidimpuan Bahasa yang dituturkan masyarakat di kecamatan ini adalah bahasa Angkola
dan bahasa Indonesia. Mayoritas penduduknya beragama Islam.
Universitas Sumatera Utara
Tabel 3 Jumlah Penduduk Menurut Jenis Kelamin dan Kecamatan
No Kecamatan
Laki-Laki Perempuan
Jumlah
1 Padangsidimpuan
Tenggara 14389
15421 29810
2 Padangsidimpuan Selatan
30079 30985
61064 3
Padangsidimpuan Batunadua
9169 9227
18396 4
Padangsidimpuan Utara 28491
30782 59273
5 Padangsidimpuan
Hutaimbaru 7603
7877 15480
6 Padangsidimpuan Angkola
Julu 3703
3805 7508
Sumber : BPS Kota Padangsidimpuan
Universitas Sumatera Utara
BAB V
TEMUAN PENELITIAN
5.1 Penggunaan Kata Sapaan Angkola di Kota Padangsidimpuan
Penggunaan kata sapaan bahasa Angkola di kota Padangsidimpuan sekaligus jawaban dari rumusan masalah yang pertama. Masyarakat Angkola di kota
Padangsidimpuan menggunakan kata sapaan untuk mengatur hubungan kekerabatan agar memperoleh keharmonisan dan keserasian dalam kehidupan bermasyarakat dan
berkeluarga. Kata sapaan yang seharusnya digunakan dalam kehidupan sehari-hari pada masyarakat Angkola sudah mengalami pergeseran. Adapun kata sapaan yang
digunakan masyarakat Angkola di Kota Padangsidimpuan menurut Siregar 1984 : 55-56 adalah sebagai berikut:
1. Ompung adalah sapaan untuk orang tua ayah dan ibu.
2. Amang adalah sapaan untuk ayah kandung, dan sapaan timbal balik kepada
anak laki-laki. 3.
Inang adalah sapaan untuk ibu kandung yang melahirkan, dan sapaan timbal balik kepada anak perempuan.
4. Pahompu adalah sapaan untuk cucu.
5. Amang uda adalah sapaan untuk semua adik laki-laki ayah.
6. Amangtua adalah sapaan untuk semua abang ayah.
Universitas Sumatera Utara
7. Inang uda adalah sapaan untuk isteri dari adik ayah.
8. Inang tua adalah sapaan untuk isteri dari abang ayah.
9. Ujing, bujing adalah sapaan untuk adik perempuan dari ibu.
10. Inang tobang adalah sapaan untuk kakak perempuan dari ibu.
11. Bou adalah sapaan saudara perempuan ayah.
12. Nantulang adalah sapaan untuk isteri dari saudara laki-laki ibu. Nantulang juga
merupakan sapaan laki-laki kepada ibu dari isterinya. 13.
Tulang adalah sapaan untuk saudara laki-laki dari ibu. Tulang juga merupakan sapaan laki-laki kepada ayah dari isterinya.
14. Amangboru adalah sapaan untuk suami dari saudara ayah yang perempuan.
15. Anggi adalah sapaan kepada saudara yang lebih muda sesama laki laki atau
sesama perempuan. 16.
Angkang adalah sapaan kepada saudara yang lebih tua sesama laki laki atau sesama perempuan.
17. Amang uda adalah sapaan suami dari adik perempuan ibu kita.
18. Amang tobang adalah suami dari kakak ibu kita.
19. Bere adalah sapaan seorang laki
laki kepada anak laki laki dan anak
perempuan dari saudara perempuannya. Bere juga merupakan sapaan untuk suami dari anak perempuan.
Universitas Sumatera Utara
20. Boru tulang sapaan ini di ucapkan oleh laki
laki dan perempuan kepada anak perempuan dari saudara laki- laki ibu mereka.
21. Eda adalah sapaan timbal balik antara isteri dan saudara perempuan suaminya.
22. Iboto adalah sapaan timbal balik antara saudara laki
laki dan saudara perempuan.
23. Ipar adalah sapaan laki
laki kepada saudara laki laki isterinya.
24. Lae adalah sapaan laki
laki kepada suami dari saudara perempuannya. 25.
Pareban adalah sapaan sesama laki laki yang isterinya bersaudara kandung.
26. Parumaen adalah sapaan laki-laki dan perempuan kepada anak perempuan dari
saudara laki-laki. 27.
Apa ama naposo adalah sapaan laki-laki dan perempuan kepada anak laki-laki dari saudara laki-laki.
28. Tunggane adalah sapaan laki-laki kepada anak laki-laki dari saudara ibu.
Kata sapaan yang tertera di atas merupakan kata sapaan yang digunakan masyarakat dalam kehidupan sehari-hari, baik di lingkungan keluarga dan di
lingkungan masyarakat. Kata sapaan di atas digunakan untuk menyapa seseorang di dalam pergaulan sehari-hari yang telah disusun di dalam adat istiadat masyarakat
Angkola di Kota Padangsidimpuan. Kata sapaan yang dipergunakan masyarakat dalam pergaulan sehari-hari ini bersumber dari pendapat Siregar dalam bukunya yang
berjudul Surat Tumbaga Holing 1984 : 55-56 .
Universitas Sumatera Utara
5.2 Bentuk Kata Sapaan Bahasa Angkola yang Tergeser di Kota