Bab IV Hasil Penelitian dan Pembahasan
181
Jadi total pengaruh pengelolaan keuangan daerah terhadap kualitas laporan keuangan daerah pada Dinas Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah di
Pemerintah Kota Bandung = 5,8 + 12,2 = 18 dengan arah positif. Artinya
pengelolaan keuangan daerah yang makin baik cenderung meningkatkan kualitas laporan keuangan daerah.
4.4.2 Pengujian Hipotesis
Selanjutnya untuk membuktikan apakah sistem pengendalian intern dan pengelolaan keuangan daerah memberikan pengaruh yang signfikan terhadap
kualitas laporan keuangan daerah baik secara bersama-sama maupun secara parsial, maka dilakukan pengujian hipotesis. Pengujian dimulai dari pengujian
secara bersama-sama dan dilanjutkan dengan pengujian secara parsial.
Pengujian Koefisien Jalur Secara Bersama-sama.
Hipotesis Statistik: Ho:
YX1
=
YX2
= 0 Sistem pengendalian intern dan pengelolaan keuangan
daerah secara bersama-sama tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap kualitas laporan keuangan
daerah. Ha:
YX1
YX2
0 Sistem pengendalian intern dan pengelolaan keuangan
daerah secara bersama-sama memiliki pengaruh yang signifikan terhadap kualitas laporan keuangan daerah.
Untuk menguji hipotesis diatas digunakan uji F dengan formula sebagai berikut:
Bab IV Hasil Penelitian dan Pembahasan
182
F
hitung
=
1 2
1 2
2 Y X X
2 Y X X
n k 1R
k1 R
Pembulatan Berdasarkan hasil pengolahan menggunakan software SPSS.15 diperoleh
nilai F
hitung
pengaruh sistem pengendalian intern dan pengelolaan keuangan daerah terhadap kualitas laporan keuangan daerah sebagai berikut.
Tabel 4.64 Uji Anova untuk uji pengaruh sistem pengendalian intern dan
pengelolaan keuangan daerah terhadap kualitas laporan keuangan daerah
ANOVA
b
19,964 2
9,982 113,909
,000
a
7,273 83
,088 27,237
85 Regression
Residual Total
Model 1
Sum of Squares
df Mean Square
F Sig.
Predictors: Constant, X2, X1 a.
Dependent Variable: Y b.
Berdasarkan tabel pengujian diatas dapat dilihat nilai F
hitung
sebesar 113,909 dengan nilai signifikansi p-value sebesar 0,000. Sementara dari tabel F
untuk tingkat signifikansi 0.05 dan derajat bebas 2;83-2-1 diperoleh F
0,052;83
= 3,15. Karena F
hitung
113,909 lebih besar dibanding F
tabel
3,15 maka pada tingkat kekeliruan 5 ada alasan yang kuat untuk menolak Ho dan menerima hipotesis
penelitian Ha, sehingga dengan tingkat kepercayaan 95 dapat disimpulkan system pengendalian intern dan pengelolaan keuangan daerah secara bersama-
sama memiliki pengaruh yang signifikan terhadap kualitas laporan keuangan
Bab IV Hasil Penelitian dan Pembahasan
183
daerah pada Dinas Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah di Pemerintah Kota Bandung.
Besarnya kontribusi atau pengaruh dari sistem pengendalian intern dan pengelolaan keuangan daerah secara bersama-sama terhadap kualitas laporan
keuangan daerah pada Dinas Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah di Pemerintah Kota Bandung sebesar 73,3, sedangkan sisanya sebesar 26,7
merupakan pengaruh faktor lain diluar kedua variabel tersebut seperti sistem akuntansi dan standar akuntansi pemerintahan. Secara visual daerah penolakan
dan penerimaan Ho pada uji pengaruh dari sistem pengendalian intern dan pengelolaan keuangan daerah secara bersama-sama terhadap kualitas laporan
keuangan daerah dapat dilihat pada grafik berikut:
Gambar 4.3 Daerah Penerimaan dan Penolakan Ho Pada Uji Simultan Pengaruh
Sistem Pengendalian Intern dan Penerapan Prinsip Pengelolaan Keuangan Daerah terhadap Kaulitas Laporan Keuangan Daerah
Berdasarkan gambar 4.4 diatas dapat dilihat bahwa Ho ditolak, karena F
hitung
sebesar 113,909 berada pada daerah penolakan Ho, yang menunjukkan bahwa tingkat sistem pengendalian intern dan pengelolaan keuangan daerah
Daerah Penerimaan Ho Daerah
Penolakan Ho
F
0,052;83
= 3,15 F
hitung
=
113,909
Bab IV Hasil Penelitian dan Pembahasan
184
secara simultan berpengaruh terhadap kualitas laporan keuangan daerah pada Dinas Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah di Pemerintah Kota Bandung.
Pengujian Koefisien Jalur Secara Parsial
Karena dari hasil pengujian secara bersama-sama menyimpulkan terdapat pengaruh yang signifikan, selanjutnya dilakukan pengujian secara parsial untuk
melihat lebih jelas variabel mana saja diantara kedua variabel independen, yaitu sistem pengendalian intern dan pengelolaan keuangan daerah yang pengaruhnya
signifikan terhadap kualitas laporan keuangan daerah. Untuk menguji koefisien jalur dari masing-masing variabel eksogen tersebut digunakan uji t, dengan
formula sebagai berikut:
ZXi i
2 Z.XY
ii
P t =
1-R ×C
n-k-1 a. Pengaruh Sistem pengendalian intern Terhadap kualitas laporan keuangan
daerah Hipotesis:
Ho:
ZX
= 0 Sistem pengendalian intern tidak memiliki pengaruh yang
signifikan terhadap kualitas laporan keuangan daerah Ha:
ZX
≠ 0: Sistem pengendalian intern memiliki pengaruh yang signifikan terhadap kualitas laporan keuangan daerah
Statistik uji: Nilai statistik uji t sebesar 7,329 sama dengan nilai t yang terdapat pada
tabel 4.7, selanjutnya nilai tersebut akan dibandingkan dengan nilai t dari tabel.
Bab IV Hasil Penelitian dan Pembahasan
185
Dari tabel t dengan tingkat signifikansi 0.05 dan derajat bebas 83 diperoleh nilai sebesar 1,663. Karena t
hitung
7,329 lebih besar dibanding t
tabel
1,663 maka pada tingkat kekeliruan 5 ada alasan yang kuat untuk menolak Ho dan menerima
hipotesis penelitian Ha, sehingga dengan tingkat kepercayaan 95 dapat disimpulkan bahwa sistem pengendalian intern secara parsial memberikan
pengaruh yang signifikan terhadap kualitas laporan keuangan daerah pada Dinas Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah di Pemerintah Kota Bandung. Secara
visual daerah penolakan dan penerimaan Ho pada uji pengaruh tingkat inflasi terhadap jumlah permintaan kredit dapat dilihat pada grafik berikut:
Gambar 4.4 Daerah Penerimaan dan Penolakan Ho Pada Uji Parsial Pengaruh Sistem
pengendalian intern Terhadap Kualitas laporan keuangan daerah
Berdasarkan gambar 4.5 diatas dapat dilihat bahwa Ho ditolak, karena t
hitung
sebesar 7,329 berada pada daerah penolakan Ho, yang menunjukkan bahwa sistem pengendalian intern secara parsial berpengaruh signifikan terhadap kualitas
laporan keuangan daerah pada Dinas Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah di Pemerintah Kota Bandung. Hal tersebut sesuai dengan teori yang dikemukakan
Mahmudi 2007:27, Untuk menghasilkan laporan keuangan pemerintah daerah
Daerah Penolakan Ho
Daerah Penolakan Ho
Daerah Penerimaan Ho
t = 1,663
-t
tabel
= -1,663 t
hitung tabel
= 7,329
Bab IV Hasil Penelitian dan Pembahasan
186
diperlukan proses dan tahap-tahap yang harus dilalui yang diatur dalam sistem akuntansi pemerintah daerah. Sistem akuntansi di dalamnya mengatur tentang
sistem pengendalian intern SPI, kualitas laporan keuangan sangat dipengaruhi oleh bagus tidaknya sistem pengendalian intern yang dimiliki pemerintah daerah.
b. Pengaruh pengelolaan keuangan daerah terhadap kualitas laporan keuangan daerah
Hipotesis: Ho:
ZY
= 0 Pengelolaan keuangan daerah tidak memiliki pengaruh yang
signifikan terhadap kualitas laporan keuangan daerah Ha:
ZY
≠ 0: Pengelolaan keuangan daerah memiliki pengaruh yang signifikan terhadap kualitas laporan keuangan daerah
Statistik uji: Nilai statistik uji t sebesar 2,678 sama dengan nilai t yang terdapat pada
tabel 4.7, selanjutnya nilai tersebut akan dibandingkan dengan nilai t dari tabel. Dari tabel t dengan tingkat signifikansi 0.05 dan derajat bebas 83 diperoleh nilai
sebesar 1,663. Karena t
hitung
2,678 lebih besar dibanding t
tabel
1,663 maka pada tingkat kekeliruan 5 ada alasan yang kuat untuk menerima Ho dan menolak
hipotesis penelitian Ha, sehingga dengan tingkat kepercayaan 95 dapat disimpulkan bahwa pengelolaan keuangan daerah secara parsial memberikan
pengaruh yang signifikan terhadap kualitas laporan keuangan daerah pada Dinas Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah di Pemerintah Kota Bandung. Secara
visual daerah penolakan dan penerimaan Ho pada uji pengaruh pengelolaan
Bab IV Hasil Penelitian dan Pembahasan
187
keuangan daerah terhadap kualitas laporan keuangan daerah dapat dilihat pada grafik berikut:
Gambar 4.5 Daerah Penerimaan dan Penolakan Ho Pada Uji Pengaruh Sistem
pengendalian intern Terhadap Kualitas laporan keuangan daerah
Berdasarkan gambar 4.6 diatas dapat dilihat bahwa Ho diterima, karena t
hitung
sebesar 2,678 berada pada daerah penolakan Ho, yang menunjukkan bahwa pengelolaan keuangan daerah secara parsial berpengaruh signifikan terhadap
kualitas laporan keuangan daerah pada Dinas Pengelolaan Keuangan dan AsetDaerah di Pemerintah Kota Bandung. Hal tersebut sesuai dengan teori yang
dikemukakan Mahmudi 2007:27, Kualitas dari hasil outcame pengelolaan keuangan daerah sangat dipengaruhi oleh seberapa bagus pengelolaan pada setiap
tahap, baik tahap perencanaan, implementasi maupun pelaporan.
Daerah Penolakan Ho
Daerah Penolakan Ho
Daerah Penerimaan Ho
t = 1,663
-t
tabel
= -1,663 t
hitung tabel
= 2,678
188
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan mengenai pengaruh sistem pengendalian intern dan penerapan prinsip pengelolaan keuangan daerah terhadap
kualitas laporan keuangan daerah pada Dinas Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah di Pemerintah Kota Bandung, maka pada bagian akhir dari penelitian ini,
penulis menarik kesimpulan, sekaligus memberikan saran sebagai berikut.
5.1 Kesimpulan
1. Sistem Pengendalian Intern pada Dinas Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah di Pemerintah Kota Bandung cukup baik. Hal ini telah didukung
dengan unsur sistem pengendalian intern dilingkungan Dinas Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah di Pemerintah Kota Bandung telah
dipraktekkan walaupun belum sesuai dengan kriteria yang ada. 2.
Prinsip pengelolaan keuangan daerah pada Dinas Pengelolaan Keuangan dan Asset Daerah di Pemerintah Kota Bandung berjalan cukup baik. Hal
ini telah diberlakukannya prinsip pengelolaan keuangan daerah di lingkungan Dinas Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah di Pemerintah
Kota Bandung walaupun belum berjalan optimal. 3. Kualitas laporan keuangan daerah pada Dinas Pengelolaan Keuangan dan
Asset Daerah di Pemerintah Kota Bandung cukup baik. Hal ini didukung dengan kualitas laporan keuangan daerah telah dilakukan secara relevan,
andal dan dapat dibandingkan sehingga kualitas laporan keuangan