42
mengunakan mobil truk. Di bangsal daun tersebut dicucuk dengan tali rami, lalu digantung dengan bambu anak atau bambu neon selama 18 hari. Kapasitas satu bambu anak tersebut
sebanyak 40 daun. Bambu-bambu yang berisi daun tembakau, diasapi dan untuk ukuran satu kamar besar diletakkan lima tungku pengasapan. Tungku pengasapan berisi sekam, kayu, briket
dan batubara. Daun yang telah melewati proses pengasapan, kemudian dipindahkan ke gudang fermentasi.
d. Pengolahan Tembakau Kering di Gudang Fermentasi
Untuk pengolahan tembakau di gudang fermentasi biasanya di masukkan ke ruangan yang biasa disebut ruang stafel. Ruang stafel adalah ruang fermentasi tembakau tanpa oksigen
reaksi an aerob, setelah dari ruang stafel kemudian dimasukkan ke kamar pilih. Pada kamar pilih akan dipilih tembakau menurut kualitasnya masing-masing, kemudian tembakau tersebut
ditimbang pengebalan. Pengebalan tembakau biasanya diukur dengan berat 80 kg untuk satu balnya. Tembakau yang di bal dibawa ke bangsal pengembun untuk diembunkan dan dipilih
sesuai merek tembakau. Biasanya tembakau pasir diembunkan selama 16-18 hari, kaki I
40
selama 18-20 hari, dan kaki II selama 20-22 hari. Upaya lainya ialah karyawan pada gudang fermentasi
diharuskan untuk memakai pakaian yang berwarna terang. Warna terang dapat mempengaruhi pemeraman tembakau sehingga daun-daun tembakau memiliki struktur warna yang terang
juga.
41
3.5 Pemasaran Tembakau
Pemasaran tembakau tidak hanya untuk konsumsi dalam negeri tetapi juga untuk pemasaran keluar negeri. Inilah keistimewaan dari tembakau Deli yaitu pemasaran seluruh
40
Kaki I adalah sebutan untuk tanaman tembakau yang sudah mengalami pemetikan sekali.
41
Wawancara dengan Dwi Tomo, Desa Bulu Cina, tanggal
22
Maret 2013.
Universitas Sumatera Utara
43
produksinya dikhususkan untuk memenuhi selera kosumen di luar negeri. Hal ini dikarenakan Tembakau Deli ini memiliki cita rasa serta kualitas yang tinggi di kalangan penikmat tembakau.
Tembakau yang diekspor adalah tembakau cerutu Tembakau Deli, Tembakau Vorstenlanden, Tembakau Besuki Na-Oogst dan tembakau pipa Tembakau Lumajang. Kebun
Bulu Cina ialah kebun yang memproduksi tembakau cerutu, sehingga membuat hasil dari produksi Kebun Bulu Cina dikhususkan untuk diekspor. Tembakau yang dipasarkan ke luar
negeri ialah jenis-jenis tembakau yang berkualitas tinggi dan dapat mencapai harga yang baik. Menurut kualitasnya tembakau cerutu dapat dipakai sebagai pembungkus cerutu cigar wrapper,
dekblad , pembalut cigar binder, omblad dan pengisi filler, yang sedikit banyak berkaitan
dengan letak daun tembakau pada pohonnya. Dalam pemasaran digunakan sistem pemasaran terpusat Centralized Marketing System
atau CMS dengan pusat pemasaran di Bremen Jerman Barat di bawah koordinasi Badan Pengawasan dan Pemasaran Tembakau Indonesia di luar negeri BPPTI. Tembakau-tembakau
cerutu berkualitas baik dekblad, omblad, filler mutu baik dipasarkan dengan cara lelang dan dilengkapi dengan penjualan di luar lelang onderhands, keduanya dilaksanakan di Bremen.
Filler mutu sedang dan rendah di pasarkan di luar lelang dengan pengapalan langsung ke negara
tujuan, tetapi tetap di bawah koordinasi BPPTI.
42
42
H. Silitonga, op.,cit., hal. 34.
Berikut diagram yang menunjukkan produksi tembakau Deli yang di ekspor oleh PT. Perkebunan IX:
Universitas Sumatera Utara
44
Sumber: PTPN II Tanjung Morawa Pada tahun 1974 sampai tahun 1981 PT. Perkebunan IX sudah aktif dalam memproduksi
tembakau. Tahun 1974 sudah memasarkan 18.000 bal setara dengan 1.080.000 kg. Pada tahun 1975 memasarkan 25.000 bal setara dengan 1.500.000 kg. Tahun 1976 sudah mengekspor
31.000 bal. Tahun 1977 merupakan pemasaran yang paling tinggi yaitu sekitar 35.000 bal. Tahun 1978 sebanyak 23.000 bal dan tahun 1979 14.000 bal tembakau. Tahun 1980 sebanyak 9.000 bal
dan 1981 sebanyak 10.000 bal tembakau. Diagram di atas menjelaskan bahwa tahun 1974 sampai tahun 1977 menunjukkan peningkatan yang sangat signifikan, sedangkan tahun 1977
sampai 1981 terjadi kemerosotan.
5 10
15 20
25 30
35 40
1974 1975
1976 1977
1978 1979
1980 1981
Ju ml
a h
b a
l
Diagram 1 Produksi Ekspor Tembakau Sumatera
Tahun 1974 - 1981
Universitas Sumatera Utara
45
Sumber : PTPN II Tanjung Morawa Diagram di atas menunjukkan produksi ekspor tembakau 1982-1989. Tahun 1982
menunjukkan produksi ekspor mencapai 16.000 bal tembakau. Tahun 1983 produksi ekspor sudah mencapai 18.000 bal. Tahun 1984 sudah menggambarkan 17.000 bal tembakau. Tahun
1985 produksi ekspor mencapai sebesar 21.000 bal tembakau, dan tahun 1987 sudah mencapai 16.000 bal tembakau. Tahun 1988 sebesar 12.000 bal tembakau, dan tahun 1989 sudah
menunjukkan 16.000 bal tembakau.
5 10
15 20
25
1982 1983
1984 1985
1986 1987
1988 1989
Ju ml
a h
b a
l
Diagram 2 Produksi Ekspor Tembakau Sumatera
Tahun 1982 - 1989
Universitas Sumatera Utara
46
Sumber: PTPN II Tanjung Morawa Tahun 1990 produksi ekspor tembakau sebesar 15.000 bal tembakau. Tahun 1991
berkisar 17.000 bal tembakau. Tahun 1992 sekitar 14.000 bal tembakau, dan tahun 1993 dan tahun 1994 produksi ekspor menurun, masing-masing 11.000 bal tembakau dan 10.000 bal
tembakau, sedangkan tahun 1995 dan 1996 produksi ekspor naik mencapai kisaran 12.000 bal tembakau.
Pemasaran dapat dilakukan dengan cara lelang atau cara bukan lelang non lelang. Kedua cara ini memiliki keungulan dan kelemahan masing-masing. Cara lelang ditempuh oleh
pihak penjual, bila diperkirakan akan memberikan keuntungan lebih besar daripada cara bukan lelang. Penjualan barang-barang yang bersifat langka, istimewa dan elite biasanya lebih
menguntungkan bagi penjual bila dilakukan dengan cara lelang. Tembakau Deli porsi mutu baik bukan hanya memenuhi salah satu dari ketiga kriteria di atas bahkan ketiga-tiganya. Sejak
puluhan tahun, bahkan sejak lahir dan berkembangnya pasar dunia untuk tembakau ini
2 4
6 8
10 12
14 16
18
1990 1991
1992 1993
1994 1995
1996
Ju ml
a h
b a
l
Diagram 3 Produksi Ekspor Tembakau Sumatera
Tahun 1990 - 1996
Universitas Sumatera Utara
47
penjualannya dilakukan dengan cara lelang. Berikut serangkaian nilai positif dari cara lelang, yaitu:
1. Transparansi Harga
Tawaran-tawaran yang masuk dalam pelelangan, bila mutu sajiannya baik, kertas tawaran bilyet untuk setiap partai
43
2. Persaingan Antar Calon Pembeli
cukup banyak, akan memberikan indikasi pada pihak penjual tentang level harga untuk sesuatu partai maupun partai-partai lain yang mutunya setara, dan
membantu dalam memutuskan apakah sesuatu partai akan dilepas atau tidak. Hal ini akan memberikan indikasi tentang harga jual yang dapat diharapkan bagi partai-partai lain, baik yang
mutunya setara maupun yang bukan. Bagi calon pembeli, walaupun terbatas, transparansi juga dapat dilaksanakan. Bila suatu
tawaran yang diajukannya tidak berhasil memenangkan pembelian, penawar harus menaikkan tingkat tawarannya untuk partai tembakau serupa pada tempo lelang berikutnya. Transparansi
terbatas ini berguna bagi yang bersangkutan dan terutama bagi pihak penjual. Kompilasi harga- harga tawaran yang masuk dalam pelelangan tahun-tahun sebelumnya juga memberikan indikasi
tentang harga bagi pihak penjual. Disamping itu sering terjadi pergeseran jenis-jenis mutu yang dikehendaki pembeli. Selain itu, juga dimungkinkan untuk penafsiran tentang harga-harga yang
dapat diharapkan bagi tembakau porsi non lelangnya.
Persaingan cenderung mendorong harga menjadi naik. Apabila tembakau yang disajikan benar-benar bermutu baik, persaingan berlangsung sangat ketat, terutama bila jumlah sajian
43
Partai adalah istilah yang digunakan untuk kumpulan bal-bal tembakau sekali pengiriman ke pelelangan Bremen.
Universitas Sumatera Utara
48
sedikit dibawah daya serap pasar, sehingga harga jualnya meningkat. Harga jual yang meningkat inilah yang dapat memberikan pendapatan tambahan, yang merupakan perbedaan antara
pendapatan aktual dari lelang dengan pendapatan yang dapat dipandang layak bila dijual secara bukan lelang.
3. Pelelangan Secara Tertutup
Pelelangan secara tertutup bermakna penawar yang satu tidak mengetahui harga yang diajukan penawar yang lain. Cara ini sesuai dengan kehendak dari para calon pembeli, terutama
para pabrikan cerutu. Perdagangan cerutu diwarnai dengan persaingan yang ketat antara pabrikan, dan kerahasiaan menjadi sikap yang dipegang teguh oleh mereka. Bahkan penawar
meminta, apabila menang, identitasnya dirahasiakan. Bagi pihak penjual penerapan cara ini disamping mengakomodasikan kehendak calon
pembeli, juga membawa nilai positif tambahan. Pertama, calon pembeli yang merasa sangat cocok dengan partai-partai tembakau tertentu, tidak ragu untuk menawar dengan harga tinggi
untuk memenangkan pembelian, sehingga memberikan pendapatan tambahan bagi penjual. Kedua, demi menjamin kemenangan, calon yang sama dapat mengajukan tawaran kedua yang
lebih tinggi dari tawaran pertama, walaupun pada kenyataannya tawaran pertama sudah mewakili tawaran tertinggi, yang membuatnya menang dalam pelelangan. Pendapatan yang timbul dari
perbedaan kedua tawaran tersebut bisa cukup besar, yang bagi pembeli merupakan “duit yang dibuang percuma”, tetapi bagi penjual merupakan tambahan pendapatan yang sah.
4. Industri Skala Kecil Dapat Melonjakkan Harga
Beberapa pabrikan merupakan perusahaan cerutu berskala kecil, tetapi sebagian diantaranya sangat sehat, artinya meraih tingkat keuntungan yang tingi dari industrinya. Hal ini
Universitas Sumatera Utara
49
disebabkan karena produk cerutu mereka sangat digemari oleh para pengisapnya, dan sering dikelola serta dikemas secara khusus, misalnya menggunakan tata produksi tradisional. Produk
yang dihasilkan menjadi produk yang bersifat eksklusif dan setiap orang memberi nilai tinggi pada barang eksklusif. Pada pabrik yang berskala kecil, tingkat keuntungan yang tinggi bukan
diperoleh dari bahan baku dengan harga murah.
44
Pada tahun 1982 ada 14 industri yang membeli tembakau, total pembelian tembakau Deli pada tahun 1982 sebesar 8.557 bal tembakau. Pada tahun tersebut industri Schmidt Junior, La
Paz , Engelhardt, Graff Tilly, Schimmelpenninck tidak membeli tembakau Deli, tetapi industri
Dari penjelasan tersebut berarti, industri kecil yang mampu menawar atau membeli tembakau yang dianggap cocok dengan harga sangat tinggi, dapat mengalahkan tawaran dari
pabrik-pabrik besar yang tawarannya rendah. Maka dengan kata lain, pabrik-pabrik kecil tetapi sehat ini turut serta meramaikan persaingan dalam lelang dan kehadirannya mendorong pabrikan
skala besar untuk mengajukan tawaran tinggi. Berikut hasil pemasaran tembakau Deli di bawah naungan PTP IX melalui proses
pelelangan di Bremen Jerman Barat. Kebun Bulu Cina merupakan salah satu kebun PTP IX yang memproduksi daun tembakau yang terbaik. Adapun daftar konsumen di luar negeri di
pemasaran pada tahun 1981 adalah industri STK, Nobel, Schmidt Junior, Arnold Andre, Engelhardt
, Rinn Cloos, Agio, La Paz, Wintermans, OudKampen, Cadena Claassen, Graff Tilly
, Willem II, Schimmelpenninck, Burger, Villeger, Freeman. Total pemasaran secara lelang pada tahun 1981 ialah 9.589 bal tembakau. Pada tahun ini ada 17 industri yang membeli
tembakau Deli di pelelangan.
44
Asep T. Tojib, “Pemasaran Tembakau Sumatera”, dalam Buletin Vol. VIII No. 1 Maret 1994, hal. 11.
Universitas Sumatera Utara
50
lain yaitu Danneman dan Seita menjadi pembeli tembakau di tahun ini. Pada tahun 1983 ada 15 industri yang membeli tembakau, total pembelian tembakau Deli pada tahun 1983 sebesar 6.973
bal. Di tahun ini industri Burger tidak mejadi pembeli tembakau Deli, tetapi diganti oleh industri La Paz
dan Graff Tilly. Pada tahun 1984 ada 16 industri pembeli tembakau Deli. Pada tahun ini pembelian
tembakau Deli sebanyak 5.326 bal tembakau. Industri yang tidak membeli pada tahun ini adalah Freeman
dan Seita, tetapi diganti oleh industri Ritmeester, Schimmelpenninck dan Burger. Tahun 1985 ada 14 industri pembeli tembakau Deli. Pada tahun ini total pembelian tembakau
Deli sebanyak 5.932 bal. Adapun industri yang tidak membeli lagi ialah Ritmeester dan Schimmelpenninck
. Pada tahun 1986 ada 17 industri yang membeli tembakau Deli. Pada tahun ini total
pembelian tembakau Deli sebanyak 5.643 bal. Industri yang tidak membeli tembakau yaitu STK, Cadena Claassen
dan Burger. Industri yang kembali membeli tembakau yaitu Seita, Austria Wien
, Hofnar, Schwering Hasse, Sigar Neos dan TBEVVD Elst. Tahun 1987 ada 13 industri yang membeli tembakau Deli. Pada tahun ini total pembelian tembakau Deli sebanyak 4.625 bal.
Industri yang tidak membeli lagi tembakau Deli ialah La Paz, Graff Tilly, Seita, Hofnar, Schwering Hasse
dan Sigar Neos. Adapun industri yang membeli kembali ialah Cadena Claassen
dan Burger. Pada tahun 1988 ada 12 industri yang membeli tembakau Deli. Pada tahun ini total
pembelian tembakau Deli sebanyak 5.117 bal tembakau. Industri yang tidak membeli yaitu Cadena Claassen
, Austria Wien dan TBEVVD Elst. Adapun industri yang membeli lagi yaitu La Paz
dan Sigar Neos. Tahun 1989 ada 14 industri yang membeli tembakau Deli. Pada tahun ini
Universitas Sumatera Utara
51
total pembelian tembakau sebanyak 4.137 bal. Industri yang tidak membeli yaitu Danneman dan Rinn Cloos
. Industri yang membeli kembali ialah Cadena Claassen, Seita, Hofner dan TBEVVD Elst
. Tahun 1990 ada 16 industri yang membeli tembakau Deli, Pada tahun ini total pembelian
tembakau Deli sebanyak 6.487 bal. Industri yang tidak membeli yaitu Willem II, Hofnar dan Sigar Neos
. Adapun industri yang membeli lagi tembakau Deli ialah Danneman, Rinn Cloos, Austria Wien
, El Guajiro dan Peolifant. Pada tahun 1991 ada 13 industri yang membeli tembakau Deli. Pada tahun ini total pembelian tembakau Deli sebanyak 2.975 bal. Adapun
industri yang tidak membeli pada tahun ini ialah Danneman, Rinn Cloos, Austria Wien, El Guajiro
dan Peolifant, tetapi diganti oleh Schimmelpenninck dan TBEVVD Elst.
45
Pada tahun 1983 terdapat 5 pedagang yang membeli tembakau Deli. Pada tahun ini total pembelian dari pedagang sebanyak 4.745 bal tembakau. Adapun pedagang yang tidak membeli
pada tahun ini ialah TEIC. Pada tahun 1984 terdapat 7 pedagang yang membeli tembakau Deli. Tidak hanya industri yang membeli tembakau Deli, ada juga beberapa pedagang yang
melakukan pembelian. Pada tahun 1981 terdapat 8 pedagang yang membeli tembakau yaitu Ankersmit
, Hellmeringkohne, Franz Krag, Lancotab, A.L. Van Beek Leafoo, Koch Scheltema, Gazan V.D. Linden
, TEIC. Total pembelian dari pedagang sebanyak 4.945 bal tembakau. Pada tahun 1982 terdapat 6 pedagang yang membeli tembakau Deli. Pada tahun ini total pembelian
dari pedagang sebanyak 3.222 bal tembakau. Adapun pedagang yang tidak membeli pada tahun ini ialah Lancotab dan A.L. Van Beek Leafoo.
45
Yusuf Resma Reza, dkk., “Kajian Tentang Masa Depan Tembakau Sumatera”, dalam Buletin
Vol VI No. 3 Juli-September 1992, 1992, Medan: Bagian Penelitian PT. Perkebunan IX,
hal. 58.
Universitas Sumatera Utara
52
pada tahun ini total pembelian tembakau dari pedagang ialah sebesar 4.783 bal tembakau. Adapun pedagang yang tidak membeli pada tahun ini ialah Koch Scheltema dan pedagang yang
membeli lagi ialah TEIC. Sedangkan, pedagang yang baru membeli ialah Lippoel. Pada tahun 1985 terdapat 6 pedagang yang membeli tembakau. Total pembelian pada tahun ini sebanyak
5.701 bal tembakau. Pedagang yang tidak membeli pada tahun ini ialah TEIC. Pada tahun 1986 terdapat 8 pedagang yang membeli tembakau Deli. Total pembelian
tembakau pada tahun ini ialah 6.497 bal tembakau. Pedagang yang tidak membeli lagi ialah A.L. Van BeekLeafoo
. Sedangkan pedagang yang membeli lagi ialah Koch Scheltema, TEIC, dan Aucana
. Pada tahun 1987 terdapat 5 pedagang yang membeli tembakau Deli. Total pembelian tembakau pada tahun ini ialah 6.708 bal tembakau. Adapun pedagang yang yang tidak membeli
lagi yaitu Koch Scheltema, Lippoel, TEIC. Pada tahun 1988 terdapat 3 pedagang yang membeli tembakau Deli. Total pembelian
tembakau pada tahun ini ialah 3.517 bal tembakau. Pedagang yang tidak membeli lagi ialah Gazan V.D. Linden
dan Aucana. Pada tahun 1989 terdapat 3 pedagang yang membeli tembakau Deli. Pada tahun ini total pembelian tembakau sebanyak 4.238 bal tembakau. Pada tahun 1990
terdapat 2 pedagang yang membeli tembakau Deli. Total pembelian tembakau pada tahun ini ialah 3.367 bal tembakau. Pada tahun 1991 terdapat 3 pedagang yang membeli tembakau Deli.
Total pembelian pada tahun ini sebanyak 1.876 bal tembakau. Adapun yang membeli lagi ialah Aucana
.
46
46
Lihat lampiran 15.
Universitas Sumatera Utara
53
BAB IV Eksistensi Tembakau Deli di Kebun Bulu Cina