4
kesuburan tanah dan tanamannya,
7
maka perkebunan ini tetap berusaha menjaga serta meningkatkan kuantitas baik kualitas produksi tembakaunya. Akan tetapi setelah bertahan, justru
pada tahun 1996 perkebunan tembakau Deli di Bulu Cina mengalami kemerosotan. Skop temporal penelitian diawali tahun 1974 hingga 1996. Penetapan tahun 1974 sebagai
skop awal penelitian ini adalah untuk mengkaji keadaan perkebunan tembakau Bulu Cina dalam menapaki proses nasionalisasi. Proses nasionalisasi yang dilakukan oleh pemerintah Indonesia,
berdampak pada perkebunan tembakau Deli di Bulu Cina masuk ke dalam naungan PT. Perkebunan IX. Batas akhir skop temporal pada tahun 1996 merupakan tahun perkebunan
tembakau Deli di Bulu Cina tidak lagi berada di dalam naungan PT. Perkebunan IX. Hal tersebut disebabkan PT. Perkebunan IX dan PT. Perkebunan II bergabung menjadi PT. Perkebunan
Negara II. Walaupun mengalami pergantian struktural, perkebunan Bulu Cina tetap mencoba bertahan. Skop temporal yang diteliti merupakan waktu yang cukup panjang. Namun untuk
melihat suatu perubahan maka layaklah tahun ini untuk diteliti, karena dari tahun tersebut memperlihatkan fluktuasi tembakau Deli sebagai komoditi handal bagi wilayah ini sampai
memperlihatkan kemundurannya. Maka dari pembahasan di atas diangkatlah penelitian berjudul
PERKEBUNAN TEMBAKAU DELI DI KEBUN BULU CINA PTP IX KECAMATAN HAMPARAN PERAK 1974-1996.
1.2 Rumusan Masalah
Rumusan masalah berfungsi untuk menentukan pokok permasalahan yang akan dikaji di dalam pengembangan penulisan. Di samping itu rumusan masalah dapat membimbing agar
penulisan ini dapat terarah dengan baik dan konsisten.
7
Ibid., hal. 5-6.
Universitas Sumatera Utara
5
Adapun permasalahan yang akan dikembangkan di dalam penelitian ini adalah: 1.
Bagaimana keadaan tembakau Deli sebelum tahun 1974? 2.
Bagaimana dinamika tembakau Deli pada tahun 1974-1996? 3.
Mengapa komoditas tembakau Deli di perkebunan Bulu Cina dapat bertahan?
1.3 Tujuan dan Manfaat Penelitian
Kajian tentang Perkebunan Tembakau Deli di Bulu Cina Kecamatan Hamparan Perak 1974-1996 ini memiliki tujuan serta manfaat bagi para pembacanya. Tujuan dan manfaat ini
berguna bagi kalangan akademisi maupun bagi orang-orang yang memerlukannya. Adapun tujuan yang dimaksud ialah:
1. Menjelaskan keadaan tanaman tembakau Deli di Bulu Cina sebelum tahun 1974.
2. Menjelaskan dinamika tembakau Deli perkebunan Bulu Cina pada tahun 1974-1996.
3. Menjelaskan alasan yang mendukung perkebunan Bulu Cina tetap bertahan dalam
penanaman tembakau Deli. Manfaat yang diharapkan di dalam penelitian ini ialah:
1. Memberi dukungan kepada perkembangan ilmu pengetahuan, khususnya di dalam kajian
sejarah agraria. 2.
Memperkaya historiografi Indonesia di dalam penelitian perkebunan. 3.
Sebagai sumber inspirasi bagi para akademisi, sejarawan, dan pemerintah yang ingin meneliti mengenai sejarah agraria serta pengalihan fungsi lahan dalam komoditinya.
4. Sebagai sumber informasi bagi peneliti lain yang juga ingin membahas mengenai Bulu
Cina, sejarah agraria, atau perkebunan tembakau Deli.
Universitas Sumatera Utara
6
1.4 Tinjauan Pustaka
Penulisan karya ilmiah ini sangat diperlukan keakuratan data untuk lebih menonjolkan sisi objektifitas data. Maka dari itu, penting bagi penulis menggunakan beberapa referensi
ataupun literatur yang mendukung keberadaan suatu fakta pada penulisan. Tinjauan pustaka memiliki arti buku-buku ataupun sumber-sumber yang diperlukan dalam penulisan, yang
memiliki kedekatan bahkan menyokong permasalahan yang akan kita teliti sehingga penjelasan yang akan kita berikan kuat adanya.
H. Mohammad Said dalam bukunya Koeli Kontrak Tempo Doeloe dengan Derita dan Kemarahannya
1977, penting bagi penulis karena memberikan penjelasan minat penanaman modal asing ke wilayah Deli. Buku ini juga memberi informasi orang Belanda yang pertama
berkunjung untuk membuka perkebunan Tembakau Deli. Informasi yang ada juga menjelaskan produksi tembakau yang telah ada bahwa jauh sebelum Belanda datang, bahkan merupakan
jumlah yang sangat besar unuk mencukupi kebutuhan dalam negeri. Tuanku Lukman Sinar Basarshah II dalam bukunya Bangun dan Runtuhnya Kerajaan
Melayu di Sumatera Timur , memberi penjelasan mengenai kuantitas perkebunan-perkebunan
yang ada di wilayah Sumatera Timur. Buku ini juga menyajikan info berdirinya perkebunan tembakau Deli di Bulu Cina, yang dahulunya perkebunan lada. Buku ini juga memberi
penjelasan perkembangan tanaman tembakau 1873-1881, kepentingan perkebunan, juga perkembangan perkebunan 1884-1900.
Nasrul Hamdani dalam Seri Informasi Sejarah No.
262011 yang berjudul
Tembakau Deli Pohon Berdaun Emas dari Sumatera
2011
, menjelaskan ungkapan De Millioenen uit Deli berjuta-juta dari Deli. Buku ini mempresentasekan bahwa tanaman tembakau Deli membawa
Universitas Sumatera Utara
7
dunia baru bagi wilayah Sumatera Timur. Buku ini juga menjelaskan bagaimana pohon Tembakau Deli diungkapkan bagai pohon berdaun emas, karena keuntungan yang diberikan
kepada pengelola perkebunan Tembakau Deli. Buku Jan Breman, Menjinakkan Sang Kuli Politik Kolonial, Tuan Kebun, dan Kuli di
Sumatera Timur pada Awal Abad Ke-20 1997, merupakan literatur yang sangat penting.
Memperlihatkan sistem di dalam perkebunan yang sedang berjalan. Buku ini juga memuat data statistik menyangkut misalnya, produksi tembakau Deli pada saat zaman keemasannya.
Buku Sartono Kartodirjo dan Djoko Suryo dalam bukunya Sejarah Perkebunan di Indonesia Kajian Sosial – Ekonomi
1991, memberi informasi bagaimana pasang surut suatu perkebunan dari awal yang bersifat tradisional hingga menjadi PNP yaitu era periode 1956-
1980an. Karl J. Pelzer dalam karyanya yang berjudul Toean Keboen dan Petani Politik Kolonial
dan Perjuangan Agraria di Sumatera Timur 1863-1947 1985, menggambarkan keadaan sejarah
Sumatera Timur, keadaan geografis Sumatera Timur serta bagaimana pembukaan perkebunan di Sumatera Timur. Hal ini berarti menunjukkan kapabilitas wilayah Deli yang akan dijadikan
perkebunan sangat memberikan keuntungan yang tinggi.
1.5 Metode Penelitian