Hasil Pembakaran ANALISA DAN HASIL PENGUJIAN

4.8.4. Analisa perbandingan Kadar Oksigen O

2 dalam Gas Buang Perbandingan kadar O 2 yang terdapat dalam gas buang dari masing-masing pengujian dapat dilihat pada gambar berikut : Gambar 4.9 Grafik Kadar O 2 vs Putaran rpm tiap bahan bakar Berdasarkan hasil pembacaan alat uji emisi Sukyong SY-GA 401 dengan variasi pembebanan jumlah lampu yang sama pada tiap jenis bahan bakar maka didapat kadar O 2 terendah terjadi saat menggunakan bahan bakar 90 premium + 10 super fuel pada putaran mesin 4525 rpm yaitu sebesar 13,08 . Sedangkan kadar O 2 tertinggi dengan menggunakan bahan bakar 100 premium pada putaran mesin 4560 rpm yaitu sebesar 18,12 . Kadar oksigen sisa pada pembakaran dengan bahan bakar premium 100 menunjukkan bahwa tingginya nilai penguapan premium murni sehingga oksigen yang digunakan lebih sedikit daripada dengan menggunakan campuran bahan bakar premium dan super fuel.

4.9 Hasil Pembakaran

Pada pengujian ini juga dilakukan penelitian terhadap proses pembakaran yang terjadi di dalam ruang bakar saat menggunakan bahan bakar premium dan saat menggunakan campuran bahan bakar premium dan serbuk pelepah kelapa Universitas Sumatera Utara sawit. Salah satu parameter yang diteliti yaitu busi. Busi bertugas membantu proses pembakaran, sesuai data timing pengapian yang dihasilkan dari putaran rotor magnet yang disampaikan fulser dan diolah oleh CDI, serta dibangkitkan oleh koil dan diteruskan ke busi. Api dan suhu busi juga dituntut tinggi, untuk mencegah timbulnya endapan kerak. Kondisi pembakaran dapat diteliti dengan cara melihat warna elektroda busi. Karena saat terjadi pembakaran, elektroda busi berada di dalam ruang bakar. Gambar 4.10 menunjukkan busi yang masih baru yang akan digunakan dalam pengujian, sebagai berikut: Gambar 4.10 Busi yang akan digunakan dalam pengujian Busi nomor 1 pada gambar diatas digunakan pada bahan bakar premium 100, busi nomor 2 digunakan pada bahan 95 premium + 5 super fuel, busi nomor 3 digunakan pada bahan 90 premium + 10 super fuel, busi nomor 4 digunakan pada bahan 85 premium + 15 super fuel. Setelah pengujian selesai, terlihat jelas perbedaan pada elektroda busi. Perbedaan tersebut akan terlihat secara visual pada gambar dibawah ini: Universitas Sumatera Utara Gambar 4.11 Busi yang telah digunakan dalam pengujian menggunakan bahan bakar: a 100 premium, b 95 premium + 5 super fuel, c 90 premium + 10 super fuel, d 85 premium + 15 super fuel Dari gambar diatas terlihat perbedaan elektroda busi antara penggunaan bahan bakar premium dan campuran bahan bakar premium dan super fuel. Warna memerah yang terlihat, menunjukkan pembakaran yang mendekati sempurna pada elektroda busi. Hal ini disebabkan super fuel mampu membuat bahan bakar bensin terbakar sempurna dalam ruang bakar kendaraan membantu mencegah terbentuknya deposit karbon arang pada ruang pembakaran yang dapat mengganggu proses pembakaran pada mesin kendaraan. Universitas Sumatera Utara

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Adapun kesimpulan yang dapat diperoleh dari pengujian ini adalah sebagai berikut: 1. Nilai kalor atas HHV 100 premium didapat 47206 kJkg, 95 premium + 5 super fuel memiliki nilai kalor sebesar 43441,27 kJkg, 90 premium + 10 super fuel memiliki nilai kalor sebesar 42411,85 kJkg, sedangkan 85 premium + 15 super fuel memiliki nilai kalor sebesar 38941,25 kJkg. Super fuel murni memiliki nilai kalor sebesar 29941,24. Semakin tinggi kadar super fuel dalam campuran premium-super fuel akan menurunkan nilai kalor bahan bakar, karena nilai kalor super fuel lebih rendah dibandingkan dengan premium. 2. Turunnya nilai kalor pembakaran ini menyebabkan mesin membutuhkan putaran yang lebih tinggi untuk menghasilkan daya keluaran yang sama. contohnya pada beban 2 lampu bahan bakar premium 100 membutuhkan putaran mesin 4330 rpm untuk menghasilkan daya keluaran 200,4 watt ; bahan bakar 95 premium + 5 super fuel membutuhkan putaran mesin 4343 untuk menghasilkan daya keluaran 200,2 watt ; bahan bakar 90 premium + 10 super fuel membutuhkan putaran mesin 4362,5 untuk menghasilkan daya keluaran 200,12 watt ; sedangkan bahan bakar 85 premium + 5 super fuel membutuhkan putaran mesin 4391 untuk menghasilkan daya keluaran 200 watt. Kenaikan putaran pada mesin untuk menghasilkan daya yang sama menunjukkan bahwa kualitas bahan bakar yang semakin menurun. 3. Semakin besar putaran yang dilakukan mesin untuk menghasilkan daya keluaran yang sama maka semakin kecil torsi yang dihasilkan. Torsi tertinggi mesin terjadi pada pengujian dengan menggunakan bahan bakar premium 100 pada putaran mesin 4560 rpm yaitu sebesar 2,112 Nm. Sedangkan torsi terendah mesin terjadi pada pengujian dengan menggunakan bahan Universitas Sumatera Utara