20 gaya kapiler, gaya ini mengakibatkan bahan cenderung menggumpal dan melekat
pada dinding mixer, sedangkan pada kelembaban yang rendah gaya yang dominan adalah gaya elektrostatik, gaya ini menyebabkan partikel-partikel menjadi
bermuatan, cenderung membentuk agregat dan mengalami segregasi. Lama campuran, keefektifan waktu yang digunakan untuk proses pencampuran akan
mempengaruhi hasil pencampuran karena campuran yang sudah homogen bila proses pencampurannya dilanjutkan maka pada waktu tertentu tidak homogen lagi
Parrott, 1971.
2.6.5 Uji preformulasi
Sebelum dicetak menjadi tablet, massa granul perlu diperiksa apakah memenuhi syarat untuk dapat dicetak. Preformulasi ini menggambarkan sifat
massa sewaktu pencetakan tablet, meliputi waktu alir, sudut diam dan indeks tap. Pengujian waktu alir dilakukan dengan mengalirkan 100 gram massa
granul melalui corong. Waktu yang diperlukan tidak lebih dari 10 detik, jika tidak maka akan dijumpai kesulitan dalam hal keseragaman bobot tablet. Hal ini dapat
diatasi dengan penambahan bahan pelicin Cartensen, 1977 . Pengukuran sudut diam digunakan metode corong tegak, granul dibiarkan
mengalir bebas dari corong ke atas dasar. Serbuk akan membentuk kerucut, kemudian sudut kemiringannya diukur. Semakin datar kerucut yang dihasilkan,
semakin kecil sudut diam, semakin baik aliran granul tersebut Voigt, 1995. Indeks tap adalah uji yang mengamati penurunan volume sejumlah serbuk
atau granul akibat adanya gaya hentakan. Indeks tap dilakukan dengan alat volumenometer yang terdiri dari gelas ukur yang dapat bergerak secara teratur ke
Universitas Sumatera Utara
21 atas dan ke bawah. Serbuk atau granul yang baik mempunyai indeks tap kurang
dari 20 Cartensen, 1977.
2.6.6 Evaluasi tablet
a. Kekerasan tablet Kekerasan adalah parameter yang menggambarkan ketahanan tablet dalam
melawan tekanan mekanik seperti goncangan, kikisan dan terjadi keretakan talet selama pembungkusan, pengangkutan dan pemakaian. Kekerasan ini dipakai
sebagai ukuran dari tekanan pengempakan. Kekerasan tablet biasanya 4 – 8 kg,
tablet dengan kekerasan kurang dari 4 kg akan didapatkan tablet yang cenderung rapuh, tapi bila kekerasan tablet lebih besar dari 8 kg akan didapatkan tablet yang
cenderung keras Parrott, 1971. Kekerasan tablet dipengaruhi oleh perbedaan massa granul yang mengisi
die pada saat pencetakan tablet dan tekanan kompressi. Selain itu, berbedanya nilai kekerasan juga dapat diakibatkan oleh variasi jenis dan jumlah bahan
tambahan yang digunakan pada formulasi. Bahan pengikat adalah contoh bahan tambahan yang bisa menyebabkan meningkatnya kekerasan tablet bila digunakan
terlalu pekat Lachman, dkk, 1994. b. Friabilitas
Tablet mengalami
capping
atau hancur akibat adanya goncangan dan gesekan, selain itu juga dapat menimbulkan variasi pada berat dan keseragaman
isi tablet. Pengujian dilakukan pada kecepatan 25 rpm, menjatuhkan tablet sejauh 6 inci pada setiap putaran, dijalankan sebanyak 100 putaran. Kehilangan berat
yang dibenarkan yaitu lebih kecil dari 0,5 sampai 1.
Universitas Sumatera Utara
22 Kerenyahan tablet dapat dipengaruhi oleh kandungan air dari granul dan
produk akhir. Granul yang sangat kering dan hanya mengandung sedikit sekali persentase kelembapan, sering sekali menghasilkan tablet yang renyah daripada
granul yang kadar kelembapannya 2 sampai 4 Lachman, dkk, 1994. c. Waktu hancur
Supaya komponen obat sepenuhnya tersedia untuk diabsorpsi dalam saluran pencernaan, maka tablet harus hancur dan melepaskan obatnya ke dalam
cairan tubuh untuk dilarutkan. Daya hancur tablet juga penting untuk tablet yang mengandung bahan obat seperti antasida atau diare yang tidak dimaksudkan
untuk diabsorpsi tetapi lebih banyak bekerja setempat dalam saluran cerna. Dalam hal ini daya hancur tablet memungkinkan partikel obat menjadi lebih luas untuk
bekerja secara lokal dalam tubuh Ansel, 1989. Waktu hancur tablet adalah waktu yang dibutuhkan untuk hancurnya tablet
dalam medium yang sesuai sehingga tidak ada bagian tablet yang tertinggal diatas kasa alat pengujian. Faktor-faktor yang mempengaruhi waktu hancur adalah sifat
fisika kimia granul dan kekerasan tablet, kecuali dinyatakan lain, waktu hancur tablet tidak bersalut tidak boleh lebih dari 15 menit Lachman, dkk., 1994.
Waktu hancur yang semakin cepat maka akan semakin cepat pula pelarutan dari bahan berkhasiat sehingga akan lebih cepat berkhasiat dalam tubuh.
d. Kadar zat berkhasiat Untuk mengevaluasi kemanjuran suatu tablet, jumlah obat dalam tablet
harus dipantau pada setiap tablet atau
batch
, begitu juga kemampuan tablet untuk melepaskan zat atau obat yang dibutuhkan harus diketahui Lachman, dkk, 1994.
Universitas Sumatera Utara
23 Persyaratan kadar berbeda-beda dan tertera pada masing-masing monografi
masing-masing bahan obat. e. Keragaman bobot
Ditimbang seksama 10 tablet, satu per satu, dan dihitung bobot rata-rata. Dari hasil penetapan kadar, yang diperoleh seperti yang tertera dalam masing-
masing monografi, hitung jumlah zat aktif masing-masing dari 10 tablet dengan anggapan zat aktif terdistribusi homogen. Persyaratannya yaitu jika jumlah zat
aktif dalam masing-masing dari 10 satuan sediaan terletak antara 85,0 hingga 115,0 dari yang tertera pada etiket, atau jika simpangan baku kurang dari atau
sama dengan 6,0 Ditjen POM, 1995. f. Disolusi
Disolusi yaitu larutnya obat dalam cairan pencernaan yang berhubungan langsung dengan efikasi kemanjuran dari tablet dan perbedaan bioavailabilitas
dari berbagai formula Lachman, dkk, 1994. Disolusi adalah suatu proses larutnya zat aktif dari suatu sediaan dalam medium. Hal ini berlaku untuk obat-
obat yang diberikan secara oral dalam bentuk padat seperti tablet, kapsul, atau suspensi. Agar suatu obat dapat diabsorbsi, mula-mula obat tersebut harus larut
dalam cairan pada tempat absorbsi. Suatu obat yang diberikan secara oral dalam bentuk tablet atau kapsul tidak dapat diabsorbsi sampai partikel-partikel obat
tersebut larut dalam cairan pada suatu tempat dalam saluran pencernaan Ansel, 1989. Cara pengujian disolusi tablet dan kapsul, juga persyaratan yang harus
dipenuhi dinyatakan dalam masing-masing monografi obat. Adapun yang diukur adalah jumlah zat berkhasiat yang larut dalam satu satuan waktu dengan alat
dissolution tester
Soekemi, dkk., 1987.
Universitas Sumatera Utara
24
2.7 Titrasi Kompleksometri