39 masing  jenis  tablet.  Ketentuan  umum  dari  kekerasan  tablet  ini  yaitu  4
–  8  kg Parrot, 1970.
3.9.2 Uji friabilitas
Alat: Friability tester Caranya:  Ditimbang  masing-masing  20  tablet  yang  telah  dibersihkan  dari  debu,
dicatat  beratnya  a  gram.  Tablet  dimasukkan  ke  dalam  alat  friabilator,  lalu  alat dijalankan  selama  4  menit  100  kali  putaran.  Setelah  batas  waktu  yang  telah
ditentukan  tablet  dikeluarkan  dan  dibersihkan  dari  debu,  lalu  ditimbang  beratnya b gram.
Friabilitas F = a – ba x 100
Ketentuan umum: Kehilangan berat ≤ 1  Lachman dkk, 1994.
3.9.3 Uji waktu hancur
Alat: Disintegration tester Caranya:  Pengujian  dilakukan  terhadap  6  tablet,  di  mana  dimasukkan  1  tablet
pada  masing-masing  tabung  dari  keranjang,  dimasukkan  satu  cakram  pada  tiap tabung, kemudian  alat dijalankan. Digunakan  air  dengan suhu 37
˚ ± 2˚ C sebagai media  kecuali  dinyatakan  menggunakan  cairan  lain  dalam  masing-masing
monografi.  Pada  akhir  batas  waktu  seperti  yang  tertera  pada  monografi,  angkat keranjang  dan  amati  semua  tablet.  Semua  tablet  harus  hancur  sempurna.  Bila  1
atau  2  tablet  tidak  hancur  sempurna  ulangi  pengujian  dengan  12  tablet  lainnya, tidak  kurang  16  tablet  dari  18  tablet  yang  diuji  harus  hancur  sempurna  Ditjen
POM, 1995.
Persyaratan:  Waktu  yang  diperlukan  untuk  menghancurkan  tablet  tidak  lebih
dari 15 menit untuk tablet tidak bersalut.
Universitas Sumatera Utara
40
3.9.4  Penetapan kadar kalsium laktat 3.9.4.1 Pembakuan Na
2
EDTA
Ditimbang  seksama  220  mg  kristal  ZnSO
4
.7H
2
O,  dilarutkan  dalam erlenmeyer  yang  berisi  25  ml  aquadest,  ditambahkan  5  ml  larutan  buffer  amonia
pH 10 dan 50 mg serbuk indikator EBT. Titrasi dengan larutan Na
2
EDTA 0,05 N sampai titik akhir titrasi berwarna biru.
3.9.4.2 Penetapan kadar tablet kalsium laktat
Timbang  seksama  20  tablet  Kalsium  Laktat.  Digerus  halus  hingga homogen.  Timbang  seksama  sejumlah  serbuk  tablet  setara  dengan  200  mg
kalsium  laktat.  Masukkan  ke  dalam  labu  erlenmeyer  250  ml.  Tambahkan  25  ml akuades  lalu  kocok  hingga  semua  serbuk  larut,  kemudian  disaring.  Tambahkan  5
ml  buffer  amonia  pH  10  dan  50  mg      indikator  EBT.  Kocok  larutan  hingga homogen.  Titrasi  dengan  larutan  Na
2
EDTA  0,05  N  sambil  dikocok  sampai  titik akhir titrasi berwarna biru.
1 ml dinatrium edetat 0,05 N setara dengan 15,42 C
6
H
10
CaO
6
.5H
2
O.
3.9.4.3 Rumus perhitungan
Keterangan: V    =   Volume Na
2
EDTA yang terpakai N    =   Normalitas Na
2
EDTA BR  =   Berat rata-rata tablet kalsium laktat
NS  =   Normalitas standar BS  =   Berat serbuk
BK  =   Berat zat berkhasiat
1 ml dinatrium edetat 0,05 N setara dengan 15,42 mg C
6
H
10
CaO
6
.5H
2
O
Universitas Sumatera Utara
41
3.9.5 Penetapan kadar parasetamol 3.9.5.1 Pembuatan larutan induk baku
Ditimbang  seksama  25  mg  parasetamol  BPFI  dimasukkan  ke  dalam  labu tentukur  25  ml,  dilarutkan  dengan  dapar  fosfat  pH  5,8  sampai  garis  tanda,  lalu
dikocok homogen konsentrasi 1003,1 mcgml. Dipipet  sebanyak  2  ml  larutan  tersebut,  dimasukkan  ke  dalam  labu
tentukur 50 ml,  dicukupkan  dengan  dapar fosfat  pH 5,8  sampai  garis  tanda  maka diperoleh larutan induk baku dengan konsentrasi 40,12 mcgml.
3.9.5.2 Penentuan kurva serapan parasetamol
Dari LIB Parasetamol, dipipet sebanyak 1,62 ml dan dimasukkan ke dalam labu  tentukur  10  ml,  diencerkan  dengan  dapar  fosfat  pH  5,8  sampai  garis  tanda.
Dikocok  homogen  maka  akan  diperoleh  konsentrasi  6,5  mcgml.  Diukur serapannya pada panjang gelombang 200
– 400 nm dan sebagai blanko digunakan dapar fosfat pH 5,8.
3.9.5.3 Penentuan linieritas kurva kalibrasi parasetamol
Dari  LIB  dipipet1,9;  2,8;  3,7;  4,6  dan  5,6  ml,  dimasukkan  ke  dalam  labu tentukur  25  ml,  kemudian  dicukupkan  dengan  dapar  fosfat  pH  5,8  sampai  garis
tanda,  sehingga  diperoleh  konsentrasi  3  mcgml,  4,5  mcgml,  6  mcgml,  7,5 mcgml, dan 9 mcgml. Diukur serapannya pada panjang gelombang maksimum.
3.9.5.4 Penetapan kadar tablet parasetamol
Ditimbang    seksama    sebanyak    20    tablet,    dicatat    beratnya,    kemudian digerus  sampai  homogen.  Ditimbang  sejumlah  serbuk  setara  dengan  25  mg
parasetamol sebanyak 6 kali, masing-masing dimasukkan ke dalam labu tentukur 25  ml  kemudian  dicukupkan  dengan  dapar  fosfat  pH  5,8  sampai  garis  tanda.
Universitas Sumatera Utara
42 Dikocok  homogen  maka  diperoleh  larutan  dengan  konsentrasi  1000  mcgml.
Disaring,  filtrat  pertama  dibuang  dan  filtrat  selanjutnya  ditampung.  Dari  larutan tersebut dipipet sebanyak 0,16 ml dan dimasukkan ke dalam labu tentukur 25 ml,
diencerkan dengan dapar fosfat pH 5,8 kemudian  dicukupkan sampai garis tanda, maka  diperoleh  larutan  dengan  konsentrasi  6,4  mcgml.  Kemudian  diukur
serapannya pada panjang gelombang 243,1 nm dengan menggunakan dapar fosfat pH 5,8 sebagai blanko.
3.9.6 Penetapan kadar antalgin 3.9.6.1 Pembuatan larutan induk baku
Ditimbang  seksama  50  mg  antalgin  BPFI  dimasukkan  ke  dalam  labu tentukur  100  ml,  dilarutkan  dengan  HCl  0,1  N  sampai  garis  tanda,  lalu  dikocok
homogen konsentrasi 495 mcgml. Dipipet  sebanyak  5  ml  larutan  tersebut,  dimasukkan  ke  dalam  labu
tentukur 50 ml, dicukupkan dengan HCl 0,1 N sampai garis tanda maka diperoleh larutan induk baku dengan konsentrasi 49,5 mcgml.
3.9.6.2 Penentuan kurva serapan antalgin
Dari  LIB  Antalgin,  dipipet  sebanyak  10,10  ml  dan  dimasukkan  ke  dalam labu  tentukur  25  ml,  diencerkan  dengan  HCl  0,1  N  sampai  garis  tanda.  Dikocok
homogen  maka  akan  diperoleh  konsentrasi  20  mcgml.  Diukur  serapannya  pada panjang gelombang 200
– 400 nm dan sebagai blanko digunakan HCl 0,1 N.
3.9.6.3 Penentuan linieritas kurva kalibrasi antalgin
Dari  LIB  dipipet  4;  5,5;  7,5;  9,5  dan  11  ml,  dimasukkan  ke  dalam  labu tentukur  25  ml,  kemudian  dicukupkan  dengan  HCl  0,1  N  sampai  garis  tanda,
Universitas Sumatera Utara
43 sehingga diperoleh konsentrasi 8 mcgml, 11 mcgml, 15 mcgml, 19 mcgml, dan
22 mcgml. Diukur serapannya pada panjang gelombang maksimum.
3.9.6.4 Penetapan kadar tablet antalgin
Ditimbang    seksama    sebanyak    20    tablet,    dicatat    beratnya,    kemudian digerus  sampai  homogen.  Ditimbang  sejumlah  serbuk  setara  dengan  25  mg
antalgin sebanyak 6 kali, masing-masing dimasukkan ke dalam labu tentukur 100 ml  kemudian  dicukupkan  dengan  HCl  0,1  N  sampai  garis  tanda.  Dikocok
homogen maka diperoleh larutan dengan konsentrasi 250 mcgml. Disaring, filtrat pertama  dibuang  dan  filtrat  selanjutnya  ditampung.  Dari  larutan  tersebut  dipipet
sebanyak  1,6  ml  dan  dimasukkan  ke  dalam  labu  tentukur  25  ml,  diencerkan dengan  HCl  0,1  N  kemudian  dicukupkan  sampai  garis  tanda,  maka  diperoleh
larutan    dengan    konsentrasi    16    mcgml.    Kemudian    diukur    serapannya    pada panjang gelombang 258 nm dengan menggunakan HCl 0,1 N sebagai blanko.
3.9.7 Uji keragaman bobot
Timbang  seksama  10  tablet,  satu  per  satu,  dan  hitung  bobot  rata-rata. Lakukan  uji  penetapan  kadar  yang  telah  dijelaskan  sebelumnya.  Dari  hasil  rata-
rata  penetapan  kadar  tersebut,  hitung  jumlah  zat  aktif  masing-masing  dari  10 tablet  yang  telah  ditimbang  satu  per  satu  sebelumnya  menurut  beratnya  masing-
masing  dengan  anggapan  zat  aktif  terdistribusi  homogen.  Selanjutnya  dihitung simpangan baku relatifnya SBR. Ditjen POM, 1995.
3.9.8 Uji disolusi tablet
Untuk  menguji  laju  disolusi  tablet  dilakukan  dengan  menggunakan  alat Dissolution Tester.
Universitas Sumatera Utara
44
Tabel 3.4 Kriteria penggunaan alat disolusi
Parasetamol Antalgin
Kalsium Laktat Medium
900 ml dapar fosfat pH 5,8
900 ml HCl 0,1 N 500 ml air
Alat Tipe 2
Tipe 2 Tipe 1
Kecepatan putaran
50 rpm 50 rpm
100 rpm Waktu
30 menit 30 menit
45 menit Cara :
Dimasukkan  sejumlah  volume  media  disolusi  ke  dalam  wadah,  pasang alat,  biarkan  media  disolusi  hingga  suhu  37
˚  ±  0,5˚  C  dan  angkat  termometer. Masukkan  1  tablet  ke  dalam  alat,  hilangkan  gelembung  udara  dari  permukaan
sediaan  yang  diuji  dan  segera  jalankan  alat  pada  laju  kecepatan  seperti  yang tertera  dalam  masing-masing  monografi.  Dalam  interval  waktu  yang  ditetapkan
atau  pada  tiap  waktu  yang  dinyatakan,  ambil  cuplikan  pada  daerah  pertengahan antara  permukaan  media  disolusi  dan  bagian  atas  dari  alat  dayung,  tidak  kurang
dari 1 cm dari titik wadah. Lakukan penetapan seperti yang tertera dalam masing- masing monografi.
Kecuali dinyatakan lain dalam masing-masing monografi persyaratan yang dipenuhi  bila  jumlah  zat  aktif  yang  terlarut  dalam  sediaan  yang  diuji  sesuai
dengan  tabel  penerimaan.  Lanjutkan  pengujian  sampai  3  tahap  kecuali  bila  hasil pengujian  memenuhi  tahap  S1  atau  S2.  Harga  Q  adalah  jumlah  zat  aktif  yang
terlarut  seperti  yang  tertera  pada  masing-masing  konsentrasi  dinyatakan  dalam persentase  kadar  pada  etiket,    angka  5  dan  15  dalam  tabel  adalah  persentase
kadar pada etiket, dengan demikian mempunyai arti yang sama dengan Q. Kriteria penerimaan dapat dilihat pada tabel berikut:
Universitas Sumatera Utara
45
Tabel 3.5 Kriteria penerimaan zat aktif yang larut dengan disolusi
Tahap Jumlah
yang diuji Kriteria Penerimaan
S1 6
Tiap unit sediaan tidak kurang dari Q + 5 S2
6 Rata
– rata dari 12 unit  S1 + S2  adalah sama dengan atau lebih besar dari Q dan tidak 1 unit sediaan yang
lebih kecil dari Q – 15
S3 6
Rata – rata dari 24 unit  S1 + S2 + S3  adalah sama
dengan atau lebih besar dari Q, tidak lebih dari 2 unit sediaan yang lebih kecil dari Q
– 15 dan tidak 1 unit sediaan yang lebih kecil dari Q
– 25 Ditjen POM, 1995
3.9.9 Analisis data secara statistik