Sendi Ramdhani, 2012 Pembelajaran Matematika Dengan Pendekatan Problem Posing Untuk Meningkatkan
Kemampuan Pemecahan Masalah Dan Koneksi Matematis Siswa Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
2. Skala Sikap
Skala sikap adalah Seperangkat nilai angka yang ditetapkan kepada subjek, objek atau tingkah laku dengan tujuan mengukur sifat. Skala sikap ini
diberikan kepada siswa kelompok eksperimen, dengan tujuan untuk mengungkapkan secara umum sikap siswa terhadap pembelajaran problem
posing . Skala sikap yang digunakan adalah model skala Likert, dengan pilihan jawaban SS Sangat Setuju, S Setuju, TS Tidak Setuju, STS
Sangat Tidak Setuju. Pilihan N Netral dihilangkan untuk menghindari sikap ragu-ragu atau rasa aman untuk tidak memihak pada suatu pernyataan
yang diajukan.
D. Teknik Analisis Data
Data-data yang dianalisis berupa data kuantitatif yang terdiri dari hasil tes dan skala sikap siswa. Hasil tes kemampuan pemecahan masalah dan kemampuan
koneksi matematis sebelum dianalisis, peneliti melakukan hal-hal berikut: 1.
Menskor jawaban siswa sesuai dengan kunci jawaban. 2.
Merangkum jawaban dari kelompok eksperimen dan kontrol dalam bentuk tabel.
3. Menghitung peningkatan kemampuan pemecahan masalah dan
kemampuan koneksi matematis yang terjadi sebelum dan sesudah pembelajaran dengan rumus gain ternormalisasi, yaitu:
�� � � � � =
− � � −
Meltzer, 2002
Sendi Ramdhani, 2012 Pembelajaran Matematika Dengan Pendekatan Problem Posing Untuk Meningkatkan
Kemampuan Pemecahan Masalah Dan Koneksi Matematis Siswa Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
Setelah melakukan penskoran, merangkum jawaban dalam tabel dan menghitung peningkatan kemampuan pemecahan masalah dan kemampuan
koneksi matematis , maka peneliti melakukan analisis statistik deskriptif sebagai berikut:
1. Menghitung rerata hitung pretes dan postes, dengan menggunakan
rumus:
n X
X
n i
i
1
Keterangan:
X
= rerata
i
X = data ke-i n = banyak data
2. Menghitung deviasi standar pretes dan postes untuk mengetahui
penyebaran kelompok, dengan menggunakan rumus:
1
1 2
n X
X SD
n i
i
Keterangan: SD = Standar Deviasi
X
= rerata
i
X = data ke-i n = banyak data
Sendi Ramdhani, 2012 Pembelajaran Matematika Dengan Pendekatan Problem Posing Untuk Meningkatkan
Kemampuan Pemecahan Masalah Dan Koneksi Matematis Siswa Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
Selanjutnya peneliti melakukan analisis untuk mengetahui perbedaan rerata kelas eksperimen dengan kelas kontrol dan peningkatan kemampuan pemecahan
dan koneksi matematis, dengan langkah-langkah sebagai berikut: 1.
Menguji normalitas. Uji normalitas digunakan untuk melihat apakah data hasil tes berdistribusi normal atau tidak. Uji normalitas dilakukan
pada data hasil pretes, postes, dan gain dengan menggunakan uji normalitas lillefors Kolmogorof-Smirnov.
2. Menguji homogenitas. Uji homogenitas digunakan untuk melihat
apakah data hasil tes homogen atau tidak. Uji homogenitas mengunakan
Levene’s test. 3.
Jika diketahui data berdistribusi normal dan homogen, maka selanjutnya untuk menguji beda dua rerata digunakan uji-t .
Sedangkan jika data berdistribusi normal dan tidak homogen maka pengujian beda dua rerata yang digunakan uji-
t’, yaitu uji beda dua rerata yang variannya berbeda.
4. Jika diketahui data tidak berdistribusi normal maka untuk menentukan
perbedaan rerata antara kelompok eksperimen dan kelompok kontrol digunakan uji non parametrik yaitu uji Mann-Whitney.
5. Untuk mengetahui peningkatan kemampuan pemecahan masalah dan
koneksi matematis siswa dengan pembelajaran matematika dengan pendekatan problem posing dianalisis menggunakan gain score
ternormalisasi menurut Hake 1999 dengan rumus sebagai berikut: =
� − �
�
100 − �
�
Sendi Ramdhani, 2012 Pembelajaran Matematika Dengan Pendekatan Problem Posing Untuk Meningkatkan
Kemampuan Pemecahan Masalah Dan Koneksi Matematis Siswa Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
Keterangan : = gain score ternormalisasi
� = skor rerata post-test �
�
= skor rerata pre-test Menurut Hake 1999, gain score ternormalisasi merupakan
metode yang baik untuk menganalisis hasil pre-test dan post-test. Gain score merupakan indikator yang baik untuk menunjukkan tingkat
kefektifan pembelajaran yang dilakukan dilihat dari skor pre-test dan post-test. Tingkat perolehan gain score ternormalisasi dikategorikdanan
dalam tiga kategori Hake, 1999, yaitu:
Tabel 3.11 Kriteria Skor Gain Ternormalisasi
Skor Gain Interpretasi
0,7 0,3
≤ 0,7 ≤ 0,3
Tinggi Sedang
Rendah
6. Untuk mengkategorikan kualitas kemampuan pemecahan
masalah dan koneksi matematis siswa digunakan penilaian skala lima dan tabel konversi sebagai berikut:
Tabel 3.12 Kualitas Pencapaian Kemampuan
Persentase Pencapaian Interpretasi
40 00
55 40
75 55
90 75
100 90
E D
C B
A
Sangat Tinggi Tinggi
Cukup Rendah
Sangat Renda
Suherman, 1990
Sendi Ramdhani, 2012 Pembelajaran Matematika Dengan Pendekatan Problem Posing Untuk Meningkatkan
Kemampuan Pemecahan Masalah Dan Koneksi Matematis Siswa Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
Adapun untuk menjawab rumusan masalah nomor tiga mengenai sikap siswa terhadap pembelajaran problem posing , dilakukan analisis hasil skala sikap
siswa. Untuk mengkategorikan sikap siswa terhadap pembelajaran problem posing , peneliti menggunakan tiga kriteria, yaitu
Tabel 3.13 Kriteria Sikap
Rerata Skor Sikap Interpretasi
− � − � ≤ + �
+ � ≤ Rendah
Sedang Tinggi
Keterangan: = mean teoritis =
3
item
S = luas jarak sebaran : 3 Luas jarak sebaran =
1
5 item
item
Azwar, 2003
Berikut ini alur uji statistik untuk melihat perbedaan dua rerata:
Gambar 3.1 Diagram Alur Uji Statistik
Uji Mann-Whitney
Data Pretes Postes Uji Normalitas
Uji Homogenitas
Uji t Uji t’
ya tidak
ya
tidak Normal ?
Homogen ?
Sendi Ramdhani, 2012 Pembelajaran Matematika Dengan Pendekatan Problem Posing Untuk Meningkatkan
Kemampuan Pemecahan Masalah Dan Koneksi Matematis Siswa Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
E. Agenda Penelitian