Sendi Ramdhani, 2012 Pembelajaran Matematika Dengan Pendekatan Problem Posing Untuk Meningkatkan
Kemampuan Pemecahan Masalah Dan Koneksi Matematis Siswa Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
masalah dan koneksi matematis. Sedangkan instrumen non tes terdiri dari skala sikap. Masing-masing instrumen diuraiakan sebagai berikut.
1. Tes Kemampuan Koneksi dan Pemecahan Masalah Matematis
Tes diberikan sebelum dan sesudah pembelajaran matematika, baik pada siswa yang pembelajarannya dengan pembelajaran matematika dengan
pendekatan problem posing maupun pembelajaran konvensional. Penyusunan soal diawali dengan pembuatan kisi-kisi soal yang mencakup sub
pokok bahasan, aspek kemampuan yang diukur, indikator serta jumlah soal. Setelah membuat kisi-kisi kemudian dilanjutkan dengan menyusun soal dan
kunci jawaban yang mengacu kepada pedoman penskoran. Adapun pedoman penilaian didasarkan pedoman penskoran rubrik untuk
kemampuan koneksi matematis yang dimodifikasi dari Sumarmo 1994, sebagai berikut:
Tabel 3.1 Pedoman Penskoran Rubrik Tes Kemampuan Koneksi Matematis
Reaksi Terhadap Soal Masalah Skor
Tidak ada jawaban Jawaban hampir tidak mirip sesuai dengan pertanyaan, persoalan
atau dengan masalah 1
Jawaban ada beberapa yang mirip sesuai dengan pertanyaan, persoalan atau dengan masalah tetapi koneksinya tidak jelas
2 Jawaban ada beberapa yang mirip sesuai dengan pertanyaan,
persoalan atau dengan masalah dan koneksinya jelas tetapi kurang lengkap
3 Jawaban mirip sesuai dengan pertanyaan, persoalan atau dengan
masalah tetapi kurang lengkap 4
Jawaban mirip sesuai dengan pertanyaan, persoalan atau dengan masalah secara lengkap
5
Sendi Ramdhani, 2012 Pembelajaran Matematika Dengan Pendekatan Problem Posing Untuk Meningkatkan
Kemampuan Pemecahan Masalah Dan Koneksi Matematis Siswa Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
Adapun pedoman penilaian didasarkan pedoman penskoran rubrik untuk kemampuan pemecahan masalah matematis yang dimodifikasi dari Sumarmo
1994, sebagai berikut:
Tabel 3.2 Pedoman Penskoran Rubrik Tes Kemampuan Pemecahan Masalah Matematis
Aspek yang Dinilai Reaksi Terhadap Soal Masalah
Skor
Memahami Masalah Tidak memahami soal tidak ada jawaban
Tidak memperhatikan syarat-syarat soal cara interpretasi soal kurang tepat
1 Memahami soal dengan baik
2 Merencanakan
Penyelesaian Tidak ada rencana strategi penyelesaian
Strategi yang direncanakan kurang tepat 1
Menggunakan satu strategi tertentu tetapi mengarah pada jawaban yang salah
2 Menggunakan satu strategi tertentu tetapi
tidak dapat dilanjutkan 3
Menggunakan beberapa strategi yang benar dan mengarah pada jawaban yang benar
4 Menyelesaiakan
Masalah Tidak ada penyelesaian
Ada penyelesaian, tetapi prosedur tidak jelas 1
Menggunakan satu prosedur tertentu dan mengarah pada jawaban yang benar
2 Menggunakan satu prosedur tertentu yang
benar tetapi salah dalam menghitung 3
Menggunakan prosedur tertentu yang benar dan hasil benar
4 Memeriksa Kembali
Tidak ada pemeriksaan jawaban Pemeriksaan
hanya pada
jawaban perhitungan
1 Pemeriksaan hanya pada proses
2 Pemeriksaan pada proses dan jawaban
3
Soal-soal tersebut diujicobakan agar diketahui tingkat validitas, reliabilitas, tingkat kesukaran dan daya pembeda untuk memperoleh soal
yang baik, maka. Uji coba instrumen dilakukan di Kelas XI Madrasah Aliyah Al Basyariyah Kabupaten Bandung yang bukan sampel penelitian. Langkah-
Sendi Ramdhani, 2012 Pembelajaran Matematika Dengan Pendekatan Problem Posing Untuk Meningkatkan
Kemampuan Pemecahan Masalah Dan Koneksi Matematis Siswa Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
langkah yang dilakukan dalam melaksanakan uji coba soal adalah sebagai berikut:
a. Soal dikonsultasikan kepada dosen pembimbing untuk melihat
validitas isi dan validitas konstruk berkenaan dengan ketepatan alat ukur dengan materi yang akan diuji.
b. Kemudian untuk mengetahui validitas tes maka dicari koefisien
korelasi antara instrumen evaluasi dengan alat ukur lainnya yang diasumsikan baik. Untuk memperoleh koefisien korelasi tersebut,
digunakan rumus korelasi produk-moment dengan angka kasar Suherman, 2003 :
= �
− �
2
−
2
�
2
−
2
Keterangan : = Koefisien validasi
� = Banyaknya subyek validasi
= Nilai hasil uji coba = Nilai total
Untuk menentukan kriteria derajat validitas sebagaimana
tersaji pada Tabel 3.3 berikut:
Sendi Ramdhani, 2012 Pembelajaran Matematika Dengan Pendekatan Problem Posing Untuk Meningkatkan
Kemampuan Pemecahan Masalah Dan Koneksi Matematis Siswa Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
Tabel 3.3 Intrepretasi Koefisien Korelasi Koefisien Korelasi
Interpretasi
0,90 ≤
≤ 1,00 0,70
≤ 0,90
0,40 ≤
0,70 0,20
≤ 0,40
0,00 ≤
0,20 0,00
Sangat Tinggi Sangat Baik Tinggi Baik
Sedang Cukup Rendah
Sangat Rendah Tidak Valid
Berikut ini hasil perhitungan validitas item soal kemampuan pemecahan masalah dan koneksi matematis pada tabel berikut:
Tabel 3.4 Rekapitulasi validitas butir soal hasil uji coba Aspek
Kemampuan No
Soal Validitas
Korelasi Pearson
Interpretasi Signifikasi
Kemampuan Pemecahan
Masalah 1a
0,61 Tinggi
Signifikan 1b
0,46 Cukup
Signifikan 1c
0,77 Tinggi
Signifikan 2a
0,40 Cukup
Signifikan 2b
0,73 Tinggi
Signifikan 2c
0,43 Cukup
Signifikan 3a
0,78 Tinggi
Signifikan 3b
0,85 Sangat Tinggi
Signifikan 3c
0,85 Sangat Tinggi
Signifikan
Kemampuan Koneksi
4a 0,71
Tinggi Signifikan
4b 0,70
Tinggi Signifikan
5a 0,85
Sangat Tinggi Signifikan
5b 0,85
Sangat Tinggi Signifikan
5c 0,85
Sangat Tinggi Signifikan
6 0,66
Tinggi Signifikan
c. Tes dikatakan reliabel jika memberikan hasil yang tetap apabila
diteskan kepada subjek yang sama, secara berkali-kali dari waktu ke waktu Arikunto, 1991. Untuk menghitung koefisien realiabilitas
seperangkat instrumen digunakan rumus Alpha dalam Suherman 2003 sebagai berikut:
Sendi Ramdhani, 2012 Pembelajaran Matematika Dengan Pendekatan Problem Posing Untuk Meningkatkan
Kemampuan Pemecahan Masalah Dan Koneksi Matematis Siswa Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
11
= − 1
1 −
� 2
2
Keterangan;
11
= Koefisien reliabilitas = Banyaknya subjek
� 2
= Jumlah varians dari tiap butir item
2
= Varians dari skor total Kemudian untuk menginterpretasikan reliabilitas instrumen
menggunakan kriteria yang dibuat Guilford Suherman, 2003,
sebagaimana yang tersaji dalam Tabel 3.5 berikut: Tabel 3.5 Intrepretasi Reliabilitas
Nilai r
11
Interpretasi
r
11
0,20 0,20
≤
11
0,40 0,40
≤
11
0,70 0,70
≤
11
0,90 0,90
≤
11
≤1,00 Sangat Rendah
Rendah Sedang
Tinggi Sangat Tinggi
Berdasarkan hasil uji coba diperoleh hasil sebagai berikut: 1
Soal aspek kemampuan pemecahan masalah diperoleh r
11
adalah 0,76 yang termasuk kedalam kategori tinggi 2
Soal aspek kemampuan pemecahan masalah diperoleh r
11
adalah 0,84 yang termasuk kedalam kategori tinggi d.
Daya pembeda atau indeks diskriminasi adalah korelasi antara jawaban terhadap sebuah butiran soal dengan skor jawaban seluruh
soal atau selisih skor jawaban siswa pandai oleh skor jawaban lemah dibagi banyaknya siswa dalam kelompok pandai atau lemah. Untuk
Sendi Ramdhani, 2012 Pembelajaran Matematika Dengan Pendekatan Problem Posing Untuk Meningkatkan
Kemampuan Pemecahan Masalah Dan Koneksi Matematis Siswa Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
menentukan daya pembeda tiap butir soal, subjek dibagi menjadi tiga kelompok yaitu 27 kelompok atas, 56 kelompok tengah, dan
27 kelompok bawah Suherman dan Sukjaya, 1990. Rumus yang digunakan untuk menghitung daya pembeda setiap butir tes, yaitu:
�� = � − �
� Keterangan:
�� = Indeks daya pembeda � = Jumlah skor kelompok atas pada butir soal yang diolah
� = Jumlah skor kelompok bawah pada butir soal yang diolah � = Jumlah skor ideal salah satu kelompok pada butir soal yang
diolah Setelah daya pembeda diketahui, kemudian diklasisikasikan
dengan klasifikasi daya pembeda Suherman, 2003 seperti yang tersaji
pada Tabel 3.6 berikut: Tabel 3.6 Klasifikasi Daya Pembeda
Daya Pembeda Klasifikasi
�� ≤ 0,00 0,00
�� ≤ 0,20 0,20
�� ≤ 0,40 0,40
�� ≤ 0,70 0,70
�� ≤ 1,00 Sangat Jelek
Jelek Cukup
Baik Sangat Baik
Berdasarkan hasil uji coba diperoleh daya pembeda soal kemampuan pemecahan masalah dan koneksi matematis pada tabel
berikut:
Sendi Ramdhani, 2012 Pembelajaran Matematika Dengan Pendekatan Problem Posing Untuk Meningkatkan
Kemampuan Pemecahan Masalah Dan Koneksi Matematis Siswa Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
Tabel 3.7 Hasil Uji Coba Daya Pembeda
e. Tingkat kesukaran soal uraian dapat diperoleh dengan menggunakan
rumus sebagai berikut: �� =
� + � � + �
Keterangan: �� = Indeks tingkat kesukaran
� = Jumlah skor kelompok atas pada butir soal yang diolah � = Jumlah skor kelompok bawah pada butir soal yang diolah
� = Jumlah skor ideal salah satu kelompok pada butir soal yang diolah
Kemudian menurut mengklasifikasi indeks kesukaran Suherman,
2003 tersaji pada Tabel 3.8 berikut: Aspek
Kemampuan No
Soal Daya Pembeda
DP Interpretasi
Kemampuan Pemecahan
Masalah Matematis
1a 0,50
Baik 1b
0,34 Cukup
1c 0,78
Sangat Baik 2a
0,25 Cukup
2b 0,59
Baik 2c
0,31 Cukup
3a 0,38
Cukup 3b
0,38 Cukup
3c 0,25
Cukup Kemampuan
Koneksi Matematis
4a 0,63
Baik 4b
0,75 Sangat Baik
5a 0,25
Cukup 5b
0,25 Cukup
5c 0,13
Jelek 6
0,59 Baik
Sendi Ramdhani, 2012 Pembelajaran Matematika Dengan Pendekatan Problem Posing Untuk Meningkatkan
Kemampuan Pemecahan Masalah Dan Koneksi Matematis Siswa Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
Tabel 3.8 Klasifikasi Tingkat Kesukaran Indeks Kesukaran
Klasifikasi
�� ≤ 0,00 0,00
�� ≤ 0,20 0,20
�� ≤ 0,40 0,40
�� ≤ 0,70 0,70
�� ≤ 1,00 Terlalu Sukar
Sukar Sedang
Mudah Sangat Mudah
Berdasarkan hasil uji coba diperoleh tingkat kesukaran soal
kemampuan pemecahan masalah dan koneksi matematis pada tabel berikut:
Tabel 3.9 Hasil Uji Coba Tingkat Kesukaran Aspek Kemampuan
No Soal Indeks Kesukaran
IK Interpretasi
Kemampuan Pemecahan Masalah
Matematis 1a
0,72 Mudah
1b 0,58
Sedang 1c
0,48 Sedang
2a 0,56
Sedang 2b
0,55 Sedang
2c 0,38
Sedang 3a
0,25 Sukar
3b 0,19
Sukar 3c
0,13 Sukar
Kemampuan Koneksi Matematis
4a 0,69
Sedang 4b
0,38 Sedang
5a 0,13
Sukar 5b
0,13 Sukar
5c 0,06
Sukar 6
0,70 Mudah
Sendi Ramdhani, 2012 Pembelajaran Matematika Dengan Pendekatan Problem Posing Untuk Meningkatkan
Kemampuan Pemecahan Masalah Dan Koneksi Matematis Siswa Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
Secara keseluruhan analisis hasil uji coba instrumen untuk tes
kemampuan pemecahan masalah dan koneksi matematis pada Tabel 3.10 Tabel 3.10 Hasil Uji Coba Tes Kemampuan Pemecahan Masalah
dan Koneksi Matematis
Berdasarkan hasil uji coba soal-soal yang terdiri dari tiga soal untuk tes kemampuan pemecahan masalah matematis dan tiga soal untuk tes
kemampuan koneksi matematis dapat digunakan semua untuk pretes dan postes.
Korelasi Pearson
Interpretasi Signifikasi DP
Interpretasi IK
Interpretasi 1a
0,61 Tinggi
Signifikan 0,50
Baik 0,72
Mudah dipakai
1b 0,46
Cukup Signifikan
0,34 Cukup
0,58 Sedang
dipakai 1c
0,77 Tinggi
Signifikan 0,78 Sangat Baik
0,48 Sedang
dipakai 2a
0,40 Cukup
Signifikan 0,25
Cukup 0,56
Sedang dipakai
2b 0,73
Tinggi Signifikan
0,59 Baik
0,55 Sedang
dipakai 2c
0,43 Cukup
Signifikan 0,31
Cukup 0,38
Sedang dipakai
3a 0,78
Tinggi Signifikan
0,38 Cukup
0,25 Sukar
dipakai 3b
0,85 Sangat Tinggi Signifikan
0,38 Cukup
0,19 Sukar
dipakai 3c
0,85 Sangat Tinggi Signifikan
0,25 Cukup
0,13 Sukar
dipakai 4a
0,71 Tinggi
Signifikan 0,63
Baik 0,69
Sedang dipakai
4b 0,70
Tinggi Signifikan
0,75 Sangat Baik 0,38
Sedang dipakai
5a 0,85
Sangat Tinggi Signifikan 0,25
Cukup 0,13
Sukar dipakai
5b 0,85
Sangat Tinggi Signifikan 0,25
Cukup 0,13
Sukar dipakai
5c 0,85
Sangat Tinggi Signifikan 0,13
Jelek 0,06
Sukar direvisi
6 0,66
Tinggi Signifikan
0,59 Baik
0,70 Mudah
dipakai Reliabilitas
r11 = 0,76 Tinggi
Signifikan
r11 = 0,84 Tinggi
Signifikan Keterangan
Daya Pembeda Indeks Kesukaran
No Soal
Validitas
Kemampuan Pemecahan
Masalah Matematis
Aspek Kemampuan
Kemampuan Koneksi
Matematis
Sendi Ramdhani, 2012 Pembelajaran Matematika Dengan Pendekatan Problem Posing Untuk Meningkatkan
Kemampuan Pemecahan Masalah Dan Koneksi Matematis Siswa Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
2. Skala Sikap