Latar Belakang Masalah PENDAHULUAN

1

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Setiap orang selalu memiliki keinginan untuk memenuhi kebutuhannya semaksimal mungkin untuk mendapatkan utilitas atau manfaat yang besar dari kegiatan konsumsi yang dilakukannya. Pemenuhan kebutuhan sudah menjadi harga mutlak yang harus dilakukan agar kelangsungan hidup seseorang tidak terganggu. Dalam pemenuhan kebutuhan terdapat langkah-langkah yang harus ditempuh, hal ini yang dikatakan sebagai tindakan ekonomi. Kegiatan ekonomi memiliki tiga unsur yaitu konsumsi, produksi, dan distribusi. Siswa SMA membutuhkan alat tulis, tas, sepatu, dan seragam sekolah untuk di konsumsi. Remaja yang sekolah di SMA Swasta menerapkan materi pelajaran ekonomi dengan memproduksi stiker, makanan, aksesoris, kaos, tas. Selain memproduksi, mereka juga menyalurkan barang dalam bentuk makanan, minuman, pakaian, kaos, tas, dan jualan pulsa kepada orang yang membutuhkan. Kegiatan ekonomi yang sering dilakukan oleh para remaja SMA Swasta adalah konsumsi, karena sebagian besar orang tua Ayah siswa SMA Swasta berada di golongan menengah ke atas atau keluarga yang mampu dalam financial. Dengan demikin remaja memanfaatkan uang yang dimiliki orang tua Ayah untuk mengonsumsi barang-barang bermerk. Remaja yang sekolah di SMA Swasta tidak jauh berbeda dengan remaja di SMA Negeri. Siswa SMA Negeri juga melakukan kegiatan ekonomi dalam mengonsumsi, memproduksi, dan distribusi. Remaja SMA Negeri masih wajar dalam mengonsumsi barang dan jasa, karena orang tua Ayah yang berada di golongan menengah kebawah. Konsumsi tidak dapat dipisahkan dari kegiatan ekonomi. Hampir seluruh masyarakat melakukannya, tidak terkecuali para siswa SMA Negeri dan SMA Swasta. Kegiatan ekonomi konsumsi dilakukan sehari-hari oleh para siswa yang ingin memenuhi kebutuhan hidupnya. Seiring berjalannya waktu banyak siswa SMA Negeri dan SMA Swasta yang melakukan kegiatan konsumsi barang dan jasa baik yang dipakai sekali saja maupun barang yang dapat dipakai beberapa kali. Banyak para remaja jaman sekarang yang melakukan kegiatan konsumsi barang dan jasa yang berlebihan. Bisa kita lihat bagaimana remaja menggunakan fasilitas yang ada untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Melihat dari segi fashion para remaja saat ini khususnya untuk siswa SMA Negeri dan SMA Swasta sangat terlihat perbedaannya. Dunia fashion menguasai remaja untuk tampil beda dan mengikuti mode terbaru. Bila kita perhatikan dengan baik siswa SMA Swasta lebih pandai dalam hal fashion dibandingkan dengan siswa SMA Negeri. Misalnya cara make up, gaya rambut, dan cara berpakaian. Selain fashion, style juga bisa menjadi perbandingan antara siswa SMA Negeri dan SMA Swasta. Style atau gaya yang melekat pada siswa SMA Negeri dan SMA Swasta sangat terlihat dalam perilaku sehari-hari. Misalnya makanan, biasanya siswa SMA Negeri mau makan di tempat apa saja berbeda dengan siswa SMA Swasta harus memilih tempat yang enak misalnya KFC. Selain makanan, tempat bermain atau nongkrong remaja jaman sekarang juga berbeda. Semakin banyaknya trend masa kini maka remaja melakukan konsumsi yang berlebihan walaupun barang tersebut tidak dibutuhkan, mereka hanya ingin mengikuti mode, ingin mencoba produk baru, dan supaya tidak dianggap ketinggalan jaman. Remaja biasanya mudah tergoda dengan iklan, suka ikut- ikutan teman, dan cenderung boros dalam menggunakan uangnya, lebih mudah terpengaruh teman sebaya dalam hal berperilaku dan biasanya lebih mementingkan gengsinya untuk membeli barang-barang bermerk agar mereka dianggap tidak ketinggalan jaman. Remaja sangat mudah dipengaruhi oleh faktor yang ada di luar dirinya seperti keluarga, lingkungan pergaulan, teman sebaya dan teman sekolah. Pola perilaku konsumsi pada remaja berbeda-beda dilihat dari pengetahuan tentang ekonomi, status sosial ekonomi, media massa, dan lingkungan pergaulan. Pengetahuan tentang ekonomi dapat dilihat dari nilai raport siswa semester genap. Pengetahuan tentang ekonomi di SMA Negeri dan SMA Swasta belum tentu sama, karena setiap informasi yang diberikan oleh para siswa maupun guru tidak sama serta pemahaman siswa juga berbeda. Pengetahuan sangat dibutuhkan oleh siapa saja tidak mengenal usia, tempat, gender, suku, pendidikan, dan lain-lain. Pengetahuan tentang ekonomi telah mengubah remaja untuk mengonsumsi barang dan jasa yang dibutuhkan. Remaja akan mengikuti pola pengetahuan ekonomi yang baik atau yang buruk bagi dirinya sendiri. Ketika remaja memenuhi kebutuhannya, mereka belajar untuk menjelaskan merubah pola perilaku konsumsinya yang konsumtif. Pengetahuan tentang ekonomi berpengaruh dengan perilaku kegiatan ekonomi remaja, karena remaja yang paham materi ekonomi maka kemungkinan besar akan membatasi pola konsumsi yang berlebihan dan mengonsumsi barang dan jasa yang mereka butuhkan. Mata pelajaran ekonomi sudah dipelajari sejak kita duduk di bangku SMP sampai perguruan tinggi. Pelajaran ekonomi di SMA Negeri dan SMA Swasta memang sama namun cara penyampaiannya dan cara penerapannya berbeda antara siswa SMA Negeri dan siswa SMA Swasta. Remaja yang bisa menangkap inti dari kegiatan ekonomi sangat diharapkan oleh para guru. Dengan mempelajari ekonomi, remaja dapat membedakan mana yang harus dikonsumsi sebagai kebutuhan dan mana yang bukan sebagai kebutuhan. Namun tidak semua remaja yang tahu tentang ekonomi menerapkan dalam kehidupan sehari-harinya terutama dalam mengonsumsi barang dan jasa. Selain itu remaja juga dapat menerapkan kegiatan produksi dan distibusi di lingkungan sekitarnya. Status sosial ekonomi dapat dilihat dari pendidikan orang tua Ayah, jenis pekerjaan orang tua Ayah, dan pendapatan orang tua Ayah. Orang tua Ayah yang berpendidikan mudah dalam mencari pekerjaan sehingga akan mendapatkan penghasilan yang layak guna untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari dan berpengaruh pada uang saku siswa. Kaitan antara status sosial ekonomi dengan perilaku kegiatan ekonomi siswa sehari-hari berpengaruh pada uang saku siswa. Status sosial ekonomi Orang tua Ayah siswa ada yang berada ditingkat tinggi, sedang, dan rendah. Uang saku yang diberikan oleh masing-masing orang tua Ayah kepada anaknya pasti berbeda, tergantung kondisi ekonomi orang tua Ayah. Siswa yang uang sakunya pas-pasan maka akan lebih mendahulukan kebutuhan dari pada keinginan untuk mengonsumsi barang yang kurang bermanfaat. Berbeda dengan siswa yang mendapat uang saku lebih, siswa tersebut bisa mengonsumsi barang yang dibutuhkan dan barang yang di inginkan tanpa memikirkan manfaat kedepannya. Status sosial ekonomi Orang tua Ayah siswa SMA Swasta kebanyakan berada di golongan menengah keatas. Siswa yang berada di golongan menengah keatas bisa dilihat dari penampilan siswa berpakaian, tingkahlaku siswa, uang saku setiap harinya, dan lain-lain. Sekolah swasta dikenal dengan biaya yang mahal, karena semua biaya ditanggung oleh siswa itu sendiri. Sedangkan orang tua Ayah siswa SMA Negeri hanya sedikit yang berada pada status sosial ekonomi menengah atas. Meskipun orang tua Ayah siswa tersebut berada di golongan menengah atas, tapi ada siswa SMA Negeri di tuntut untuk memakai kerudung, anrok panjang, dan baju panjang sehingga siswa tersebut kurang bisa mengekpresikan dirinya di sekolahan. Sekolah negeri dikenal dengan biaya yang murah karena sebagian biaya ditanggung oleh pemerintah. Media massa dapat dilihat dari media elektronik dan media cetak. Media elektronik misalnya internet, HP, televisi, dan lain-lain. Sedangkan media cetak majalah, tabloid, surat kabar, buletin, dan lain-lain. Kaitan antara media massa dengan perilaku kegiatan ekonomi sangat berpengaruh untuk remaja karena media massa memberikan banyak penawaran barang dan jasa yang sedang populer dikalangan remaja dengan memberikan kemudahan dalam memperoleh barang dan jasa tertentu, sehingga dapat menyebabkan remaja menjadi konsumtif. Misalnya pesan terlebih dahulu melalui sistem on-line di internet. Dengan berbagai media massa yang beranekaragam dan canggih membuat siswa SMA Negeri dan SMA Swasta mudah mendapatkan informasi yang di inginkan terutama informasi tentang barang dan jasa yang mereka butuhkan. Selain memenuhi kebutuhan yang diinginkan, remaja juga perlu berinteraksi dan bersosialisasi dengan keluarga maupun dengan lingkungan sekitar. Lingkungan pergaulan dimana tempat remaja berada dan bergaul yang akan mempengaruhi perilaku kegiatan ekonomi sehari-hari remaja dalam mengonsumsi, memproduksi, dan mendistribusikan barang dan jasa. Kaitan antara lingkungan pergaulan dengan perilaku kegiatan ekonomi berpengaruh pada remaja dalam melakukan konsumsi, produksi, dan distribusi. Lingkungan pergaulan disini melihat dari dua faktor yakni teman bergaul, dan lingkungan tempat tinggal. Terkadang di dalam lingkungan tempat tinggal banyak sekali godaan untuk melakukan kegiatan konsumsi. Teman bergaul berpengaruh terhadap pola perilaku kegiatan ekonomi remaja dalam mengonsumsi barang dan jasa. Pengaruh teman dalam pergaulan remaja lebih besar daripada pengaruh orang tua dalam memberikan pertimbangan untuk mengonsumsi barang dan jasa tertentu, kerena pendapat teman lebih berarti daripada orang tua. Teman bergaul lebih mengerti mengenai barang dan jasa yang akan dikonsumsi, memberikan penilaian dan pertimbangan mengenai baik dan buruk karena mereka memiliki kesamaan dalam hal tertentu yaitu sama-sama berada di usia remaja. Remaja senang sekali berkelompok dengan memiliki kesamaan-kesamaan, misalnya menyukai merk barang dan jasa yang sama, memiliki hobi yang sama, memiliki kebiasaan yang sama dalam mengonsumsi barang-barang yang sedang populer, dan sama-sama suka dengan barang-barang yang uniklangka. Lingkungan tempat tinggal yang ada di sekitar kita banyak mempengaruhi perilaku remaja dalam melakukan kegiatan ekonomi baik konsumsi, produksi, dan distribusi. Lingkungan tempat tinggal bisa dari keluarga, dan masyarakat. Keluarga yang berperilaku konsumstif secara tidak langsung remaja tersebut akan mengikuti pola perilaku keluarganya. Hidup di kota tentu sangat berbeda dengan hidup di desa. Secara tidak langsung masyarakat kota dituntut untuk mengikuti mode yang sedang berkembang supaya tidak dianggap ketinggalan jaman, berbeda dengan hidup di desa. Masyarakat desa berperilaku apa adanya dan tidak berlebihan mengonsumsi barang dan jasa. Perilaku kegiatan ekonomi antara masyarakat kota dan masyarakat desa sangat berbeda. Kesadaran akan perilaku konsumtif tidak terlepas dari keberadaan media yang cenderung memberikan informasi akan mode terkini tentang gaya hidup. Namun tidak terlepas dari realitas kehidupan sehari-hari kita yang menunjukan kemajuan teknologi yang canggih, memungkinkan dapat melihat apa saja yang terjadi. Siswa SMA Negeri dan SMA Swasta yang berperilaku konsumtif rela mengeluarkan uangnya hanya untuk menjaga gengsi di lingkungan pergaulannya. Baik itu masalah makanan, minuman, pakaian, dan hiburan. Hal ini dikarenakan agar setiap orang dianggap eksis dalam lingkungan pergaulannya. Beranekaragam jenis barang dan jasa yang di konsumsi oleh para Siswa SMA Negeri dan SMA Swasta, terlebih mereka mendahulukan keinginan daripada kebutuhan. Keinginan yang berlebihan akan menimbulkan perilaku konsumtif bagi para siswa di SMA Negeri dan SMA Swasta. Perilaku konsumtif seperti ini terjadi pada hampir semua lapisan masyarakat. Tidak hanya pada orang dewasa, tetapi perilaku konsumtif banyak melanda para remaja. Perilaku konsumtif adalah tindakan yang boros dalam mengkonsumsi barang dan jasa secara berlebihan. Perilaku konsumtif dapat menimbulkan dampak positif dan negatif untuk para siswa SMA Negeri dan SMA Swasta. Dampak positif dari perilaku konsumtif adalah utilitas para siswa terpenuhi, menambah koleksi barang, tidak ketinggalan mode. Sedangkan dampak negatifnya adalah pola hidup yang boros akan menimbulkan kecemburuan sosial, mengurangi kesempatan untuk menabung, cenderung tidak memikirkan kebutuhan yang akan datang. Banyak yang menganggap bahwa siswa SMA Negeri dan SMA Swasta ibarat anak kandung dan anak tiri atau tangan kanan dan tangan kiri. Maka dari itu peneliti melakukan penelitian tentang studi komparasi perilaku kegiatan ekonomi sehari-hari antara siswa SMA Negeri dan SMA Swasta, yaitu ingin membandingkan perilaku kegiatan ekonomi yaitu konsumsi, produksi, dan distribusi sehari-hari antara siswa SMA Negeri dan SMA Swasta. Dalam hal ini yang menjadi dasar komparasi peneliti adalah peneliti ingin mengetahui sekolah mana yang cenderung lebih dominan mempengaruhi perilaku kegiatan ekonomi siswa SMA Negeri dan SMA Swasta dalam mengonsumsi, memproduksi, dan mendistribusikan barang dan jasa. Konsumsi yang dilakukan oleh kebanyakan orang terutama remaja siswa SMA Negeri dan SMA Swasta sangat erat kaitannya dengan kegiatan ekonomi. Dalam kegiatan ekonomi ada berbagai kegiatan yakni konsumsi, produksi, dan distribusi, maka konsumsi tidak dapat dipisahkan dari kegiatan ekonomi. Tujuan para siswa SMA Negeri dan SMA Swasta mengonsumsi barang dan jasa yaitu untuk memenuhi kebutuhan hidupnya dan mencapai tingkat kepuasan yang maksimal. Berdasarkan uraian diatas maka peneliti ingin mengadakan penelitian dengan judul “Studi Komparasi Perilaku Kegiatan Ekonomi Sehari-hari Antara Siswa SMA Negeri Dan SMA Swasta Di Kota Yogyakarta.

B. Rumusan Masalah