juga tinggi. Siswa yang memiliki orang tua Ayah berpenghasilan tinggi maka mereka dapat mengonsumsi barang dan jasa yang mereka inginkan
dengan uang saku yang dimiliki meskipun barang dan jasa yang mereka konsumsi kurang dibutuhkan. Berbeda dengan siswa yang memiliki orang tua
Ayah berpenghasilan pas-pasan maka mereka hanya mengonsumsi barang dan jasa yang mereka butuhkan sehari-hari.
Interaksi yang terjalin dalam lingkungan pergaulan memberikan kontribusi terhadap perilaku kegiatan konsumsi sehari-hari siswa SMA Negeri
dan SMA Swasta. Lingkungan keluarga sangat dekat dengan kehidupan sehari-hari siswa SMA Negeri maupun SMA Swasta, apa yang dilakukan
keluarga dalam mengonsumsi barang dan jasa maka siswa juga akan melakukan hal yang sama. Selain keluarga, teman bergaul dalam lingkungan
pergaulan siswa SMA Negeri maupun SMA Swasta akan memberikan kontribusi terhadap perilaku kegiatan konsumsi siswa sehari-hari. Karena
mereka memiliki kesamaan-kesamaan tertentu yang tidak ada pada keluarga, memiliki hobi yg sama, dan mereka masih berada di usia remaja.
f. Perbedaan perilaku kegiatan konsumsi sehari-hari antara siswa SMA
Negeri dan SMA Swasta
Hasil pengujian hipotesis keenam mengenai perbedaan perilaku kegiatan konsumsi sehari-hari antara siswa SMA Negeri dan SMA Swasta
menunjukkan bahwa ada perbedaan perilaku kegiatan konsumsi sehari-hari antara siswa SMA Negeri dan SMA Swasta. Kesimpulan tersebut didukung
hasil perhitungan statistik yang menunjukkan nilai sig. probabilitas 0,000 0.05. Oleh karena itu Ho ditolak dan Ha diterima maka dapat disimpulkan
bahwa ada perbedaan perilaku kegiatan konsumsi sehari-hari antara siswa SMA Negeri dan SMA Swasta.
Berdasarkan hasil penelitian, perilaku kegiatan konsumsi siswa SMA Negeri dan SMA Swasta menunjukkan bahwa ada perbeda perilaku kegiatan
konsumsi. Hal itu dapat dilihat dari hasil keempat variabel yaitu pengetahuan tentang ekonomi, status sosial ekonomi, media massa, dan lingkungan
pergaulan dapat memberikan kontribusi terhadap perilaku kegiatan konsumsi siswa sehari-hari SMA Negeri dan SMA Swasta. Pengetahuan tentang
ekonomi siswa SMA Negeri lebih bagus dari pada SMA Swasta. Hal tersebut dapat didukung dengan analisis deskriptif pengetahuan tentang ekonomi siswa
SMA Negeri sebesar 76 dan pengetahuan tentang ekonomi siswa SMA Swasta sebesar 53. Maka dapat disimpulkan bahwa pengetahuan tentang
ekonomi siswa SMA Negeri lebih baik dari pada siswa SMA Swasta. Dalam mengikuti mata pelajaran ekonomi sehari-hari ternyata siswa SMA Negeri
lebih bisa menyerap dan mengerti apa yang di jelaskan guru untuk melakukan kegiatan ekonomi dibandingkan siswa SMA Swasta. Pengetahuan tentang
ekonomi yang baik belum tentu siswa tersebut tidak konsumtif atau bahkan konsumtif dalam mengonsumsi barang dan jasa yang mereka inginkan untuk
memenuhi kebutuhan hidupnya, begitu juga sebaliknya. Karena siswa konsumtif atau tidaknya itu ada di dalam diri individu masing-masing siswa,
dari lingkungan pergaulan sehari-hari juga dapat membuat siswa menjadi konsumtif.
Dilihat dari status sosial ekonomi orang tua Ayah siswa SMA Negeri dan SMA Swasta juga berbeda. Dengan status sosial ekonomi orang tua
Ayah yang berbeda antara siswa SMA Negeri dan SMA Swasta membuat perilaku kegiatan konsumsi siswa juga berbeda. Karena orang tua Ayah
yang memiliki penghasilan tinggi maka uang saku yang diberikan untuk siswa tinggi, yang bisa digunakan untuk membeli barang dan jasa yang diinginkan.
Orang tua Ayah yang status sosial ekonomi berada di tingkat atas, maka gaya hidup, cara mendidik anak, pola pikir dan penampilannya berbeda
dengan orang tua Ayah yang berada di golangan menengah kebawah. Pendapatan yang di hasilkan setiap bulan oleh orang tua Ayah siswa pasti
berbeda, yang nantinya akan mempengaruhi konsumsi barang dan jasa siswa SMA negeri dan SMA Swasta. Dalam hal ini perilaku kegiatan konsumsi
siswa SMA Negeri jauh lebih konsumtif dibandingkan siswa SMA Swasta meskipun satus sosial ekonomi orang tua Ayah berada dikategori yang
sama, hal ini dikarenakan apa yang dilakukan siswa dalam melakukan kegiatan konsumsi lebih terlihat pada karakteristik kepribadian individu
masing-masing siswa. Siswa menggunakan media massa yang ada sebagai hiburan, game
online, download lagu, video, jejaring sosial, mencari tugas sekolah, melihat perkembangan fashion, melihat-lihat online shop, dan bisa membeli barang
dan jasa memalui media massa. Media massa menyediakan berbagai kemudahan untuk mendapatkan barang dan jasa yang siswa butuhkan.
semakin berkembangnya jaman semua serba dipermudah untuk mengakses apapun yang siswa cari, baik tugas sekolah dan bahkan sampai mengonsumsi
barang dan jasa melalui media massa. Lingkungan pergaulan antara siswa SMA Negeri dan SMA Swasta
cukup mendukung. Dengan prosentase SMA Negeri sebesar 86 dan prosentase SMA Swasta sebesar 74. Lingkungan pergaulan dikatakan cukup
mendukung, karena siswa sering diberi kebebasan oleh keluarga untuk membeli pakaian, kosmetik, makanan dan handphone, saat berbelanja
keluarga sering menemani siswa, siswa sering berkomunikasi dengan teman- teman, siswa dan teman-teman sering menggunakan produk yang diiklankan
di Televisi. Maka dapat disimpulkan bahwa lingkungan pergaulan antara siswa SMA Negeri dan siswa SMA Swasta berbeda, meskipun demikian
perilaku kegiatan konsumsi siswa lebih konsumtif siswa SMA Negeri karena pada dasarnya yang menentukan bagaimana perilaku kegiatan konsumsinya
tetap pada faktor diri siswa itu sendiri.
139
BAB V KESIMPULAN, SARAN, DAN KETERBATASAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang telah penulis lakukan dengan membagikan kuesioner kepada responden yang merupakan siswa SMA Negeri dan SMA Swasta di
Kota Yogyakarta, maka dari data tersebut dapat diambil kesimpulan sebagai berikut: 1. Dari hasil pengujian hipotesis dinyatakan bahwa ada kontribusi pengetahuan
tentang ekonomi terhadap perilaku kegiatan konsumsi sehari-hari siswa SMA Swasta dan tidak ada kontribusi pengetahuan tentang ekonomi terhadap perilaku
kegiatan konsumsi sehari-hari siswa SMA Negeri. Siswa yang memiliki pengetahuan tentang ekonomi baik, memberikan kontribusi terhadap perilaku
kegiatan konsumsi siswa. Pengetahuan tentang ekonomi memberikan kontribusi terhadap kegiatan konsumsi siswa karena pada saat guru memberikan penjelasan
tentang materi ekonomi kepada siswa, mereka dapat memahami apa yang disampaikan guru dan mereka dapat menerapkan di sekolah maupun di
masyarakat. 2. Dari hasil pengujian hipotesis dinyatakan bahwa ada kontribusi status sosial
ekonomi terhadap perilaku kegiatan konsumsi sehari-hari siswa SMA Negeri dan SMA Swasta. Hal ini disebabkan pendidikan orang tua Ayah siswa yang tinggi
menyebabkan pekerjaan yang dimiliki bagus yang artinya sesuai dengan taraf pendidikan yang dicapai sehingga menghasilkan pendapatan yang tinggi yang