32
dibutuhkan proses penjernihan nilai dengan dialog afektif dalam bentuk sharing atau diskusi yang mendalam dan intensif.
F. Penilaian Pendidikan Karakter
Penilaian pendidikan karakter dilakukan untuk mengukur seberapa jauh nilai-nilai karakter telah dipahami, dihayati, dan diterapkan siswa dalam
kehidupan sehari-hari, sekurang-kurangnya dapat dilihat di lingkungan sekolah. Penilaian pendidikan karakter dapat berbentuk penilaian perilaku,
baik individu maupun kelompok. Penilaian dilakukan untuk mendapatkan gambaran yang menyuluruh tentang penghayatan karakter yang tercemin
dalam kualitas hidup sehari-hari. Cara penilaian pendidikan karakter pada peserta didik dilakukan oleh
semua guru. Hasil penilaian diinformasikan secara koordinasi kepada guru atau wali kelas atau guru bimbingan konseling atau kepala sekolah atau guru
lain yang ditunjuk. Penilaian dilaksanakan setiap saat, baik di dalam jam pelajaran maupun di luar jam pelajaran; dan pada setiap tempat, baik di kelas
maupun di luar kelas. Ada tiga aspek penilaian karakter yaitu kelakuan, kerajinan, dan
kerapian. Ketiga aspek penilaian tersebut dicantumkan dalam raport siswa setiap akhir semester sebagai laporan kepada orang tua siswa. Evaluasi
mengenai kerapian dapat dilakukan lewat penampilan peserta didik dan evaluasi mengenai kerajinan dapat ditengarai lewat kehadiran atau
presensinya. Hal yang membutuhkan kesungguhan dan kecermatan dalam mengevaluasi dalah kelakuan. Ada sepuluh nilai penting yang terkait dengan
33
Pencatatan Kegiatan TerprogramRutinitas Pengembangan Nilai
: ……………………………………………. Sasaran Prilaku
: ……………………………………………. Kriteria Keberhasilan
: ……………………………………………. No
Nama Siswa Perilaku
Penilaian
PengamatPenilai ………………………….....
Keterangan : 1.
Perilaku : Tingkah laku peserta didik yang berkaitan dengan nilai-nilai yang akan dikembangkan 2.
Penilaian : Penilaian keberhasilan peserta didik, sebagai acuan guru untuk membimbing siswa
kelakuan yakni religiusitas, penghargaan terhadap perempuan, hidup bersama orang lain, keadilan, demokrasi, kejujuran, kemandirian, daya juang,
tanggungjawab, dan penghargaan terhadap lingkungan Zuriah, 2008: 97. Dalam melaksanakan penilaian karakter pada peserta didik, guru dapat
merespon peserta didik terhadap kegiatan terprogram atau rutin maupun perilaku siswa yang muncul sehari-hari di sekolah. Untuk menilai suatu
kegiatan terprogram seorang guru dapat menggunakan format penilaian sebagai berikut
Gambar 1. Contoh lembar penilaian karakter Hasil penilaian pendidikan karakter ditujukan untuk mendapatkan
gambaran yang menyeluruh tentang nilai karakter peserta didik yang tercermin dalam kualitas hidup sehari-hari, bukan penilaian dalam bentuk
kuantitatif. Informasi yang diperoleh melalui hasil penilaian dapat memberikan gambaran perilaku peserta didik secara individual. Semua
informasi ini digunakan untuk perbaikan karakter peserta didik Zuriah, 2008: 96-100.
34
G. Penelitian Relevan
Penelitian yang relevan digunakan untuk memperkuat sebuah kegiatan penelitian dari segi teoritik. Berikut ini merupakan penelitian relevan yang
dapat mendukung penelitian mengenai “Implementasi Pendidikan Karakter di Sekolah Dasar Wilayah Sinduharjo, Kecamatan Ngaglik, Kabupaten Sleman,
Daerah Istimewa Yogyakarta ”
1. Penelitian yang dilakukan dilakukan oleh Hadniza Fardella Mardanu yang berjudul “Implementasi Pendidikan karakter di Sekolah Dasar Negeri 2
Ketaon Banyudono Boyolali” pada tahun 2013. Hasil penelitian menunjukkan bahwa implementasi pendidikan karakter dilihat dari para
guru telah terlaksana sangat baik 100. Dari kelima aspek pendekatan pendidikan karakter angket guru diperoleh hasil rata-rata termasuk
kategori sangat baik. Keterlaksanaan pendidikan karakter dilihat dari peserta didik telah terlaksana cukup baik 0,75, baik 13,43 dan
sangat baik 85,82. Untuk empat karakter yaitu religius, disiplin, kerja keras dan peduli lingkungan rata-rata termasuk sangat baik. Kendala-
kendala yang dihadapi SD Negeri 2 Ketaon dalam melaksanakan pendidikan karakter antara lain faktor keteladanan guru terutama pada
kurangnya kedisiplinan guru, proses pembelajaran yang belum mendukung penanaman pendidikan karakter secara baik, tidak adanya kerjasama yang
baik dalam penanaman pendidikan karakter baik dari orang tua dan lingungannya, serta belum adanya pelatihan secara rutin terkait pendidikan
karakter dari pihak dinas pendidikan setempat.
35
2. Penelitian yang dilakukan oleh Ulya Nurul Aini yang berjudul “Implementasi Pendidikan Karakter di SD Negeri Kraton Yogyakarta”
pada tahun 2013. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemahaman pengertian pendidikan karaakter antara kepala sekolah dan guru tidak jauh
berbeda. Kepala sekolah memahami pendidikan karakter untuk mendidik dan membentuk anak-anak agar berkepribadian yang baik. Guru
memahami pendidikan karakter sebagai suatu tuntunan dalam membentuk kepribadian anak supaya memiliki perilaku yang baik dan akhlak yang
bagus. Nilai karakter yang dikembangkan yaitu religius, jujur, disiplin, semangat kebangsaan, cinta tanah air, mengharagai prestasi, peduli
lingkungan, tanggung jawab. Bentuk implementasi pendidikan karakter di SD Negeri Kraton Yogyakarta dapat dilihat dari pengintegrasian nilai-nilai
karakter dalam program pengembangan diri, mata pelajaran, dan budaya sekolah.
Pengintegrasian nilai-nilai
karakter dalam
program pengembangan diri meliputi kegiatan rutin, kegiatan spontan, keteladanan,
dan pengkondisian. Pengintegrasian nilai-nilai karakter dalam budaya sekolah meliputi kegiatan kelas, sekolah dan luar sekolah.
3. Penelitian yang dilakukan oleh Muhammad Ridwan yang berjudul “Implementasi pendidikan karakter dalam kultur sekolah di SD Negeri
Lempuyangan I Yogyakart a” pada tahun 2013. Hasil penelitian ini
menunjukkan bahwa pendidikan karakter dalam kultur SD Negeri Lempuyangan I terimplementasi pada lapisan artifak serta nilai dan
keyakinan. Perencanaanya terdiri dari penetapan nilai-nilai karakter yaitu