81
a. Aspek kognitif Aspek kognitif merupakan kemampuan intelektual siswa dalam
berpikir, mengetahui, dan memecahkan masalah. Dalam aspek kognitif dapat dilihat dari tingkat pemahaman siswa terhadap materi
pembelajaran yang telah dipelajari. b. Aspek afektif
Aspek afektif merupakan aspek yang berkaitan dengan sikap, minat, emosi, dan nilai hidup. Dalam melakukan penilaian, guru mengamati
tingkah laku siswa dalam kegiatan di sekolah baik dalam proses kegiatan
belajar mengajar
maupun dalam
proses kegiatan
ekstrakulikuler. c. Aspek psikomotorik
Apek psikomotorik merupakan aspek yang berkaitan dengan keterampilan dan kemampuan bertindak siswa dalam menerima
pengalaman belajar tertentu. Pada aspek psikomotorik, penilaiannya dapat dilakukan dengan cara mengamati keaktifan siswa dalam
mempelajari sesuatu yang dapat dipraktekkan secara langsung. Dalam penilaian pendidikan karakter terdapat hambatan yang dihadapi
oleh siswa dan guru selama proses pembelajaran. Hambatan tersebut biasanya berasal dari faktor intern dan ekstern. Faktor intern adalah
hambatan yang berasal dari dalam diri siswa. Sedangkan faktor ektern adalah hambatan yang berasal dari lingkungan sekitar peserta didik
misalnya faktor rendahnya pengawasan orang tua. Setelah mengetahui
82
faktor penyebab hambatan dalam proses pembelajaran maka sekolah memberikan solusi guna untuk mengatasi hambatan-hambatan tersebut
berupa nasihat, pertemuan dengan orang tua, memberikan surat teguran kepada orang tua.
Penilaian pendidikan karakter juga memuat mengenai hasil pembelajaran. Hasil pembelajaran pada pendidikan karakter merupakan
hasil dari proses kegiatan sekolah baik di dalam kelas maupun di luar kelas yang memuat nilai-nilai karakter. Dalam memberikan hasil
pembelajaran kepada siswa, guru melakukan beberapa tahapan dalam proses penilaian mulai dari memberikan tugas harian, kuis, ulangan
tengah semester, ulangan akhir semester dan melakukan pengamatan terhadap tingkah laku siswa.
C. Pembahasan
1. Perencanaan pendidikan karakter di sekolah dasar Wilayah Sinduharjo, Kecamatan Ngaglik, Kabupaten Sleman
Perencanaan pendidikan karakter merupakan rancangan pembelajaran yang memuat capaian pembelajaran, materi pembelajaran, kegiatan
pembelajaran, penilaian pembelajaran yang digunakan sebagai pedoman pembelajaran pendidikan karakter. Menurut Usman 2000 :120-121
kegiatan yang termasuk dalam perencanaan pembelajaran adalah a. Merencanakan pegelolaan kegiatan pembelajaran
b. Merencanakan pengorganisasian bahan pelajaran c. Merencanakan pengelolaan kelas
83
d. Merencanakan penggunaan metode dan alat pengajaran e. Merencanakan penilaian prestasi murid untuk kepentingan pengajaran.
Perencanaan yang dilakukan sebelum melaksanakan pembelajaran dalam menerapkan pendidikan karakter ini dibuat setiap memasuki tahun
ajaran baru. Setiap guru membuat rencana pelaksanaan pembelajaran RPP dengan cara memodifikasi RPP dengan mengkaitkan nilai-nilai yang
dikembangkan agar sesuai dengan visi dan misi sekolah. Pada setiap rencana pelaksanaan pembelajaran dicantumkan juga mengenai nilai-nilai
pembentuk karakter, metode yang digunakan juga disesuaikan dengan karakteristik siswa, keadaan lingkungan sekolah.
Perencanaan pendidikan karakter dalam penelitian ini memuat pendekatan dan strategi pendidikan karakter yang akan di implementasikan.
Pendekatan pendidikan karakter merupakan cara guru dalam menekankan penanaman nilai-nilai karakter. Sedangkan strategi pendidikan karakter
merupakan rencana yang dilakukan oleh guru dalam menerapkan nilai-nilai karakter yang diintegrasikan ke dalam kegiatan-kegiatan sekolah
Dalam kajian Superka Muslich,2011: 107, pendekatan pendidikan karakter dibagi menjadi lima tipologi pendekatan yaitu pendekatan
pelaksanaan nilai, perkembangan kognitif, analisis nilai, klarifikasi nilai, dan pembelajaran berbuat. Dari hasil wawancara dan observasi di lapangan,
ketiga sekolah yaitu SD IT Salsabila Klaseman, SD N Gentan, dan SD N Taraman mengunakan pendekatan pelaksanaan nilai dan pembelajaran
berbuat. Pendekatan pelaksanaan nilai merupakan pendekatan yang
84
menekankan pada penanaman nilai-nilai sosial dalam diri siswa. Sedangkan pembelajaran berbuat lebih menekankan pada usaha memberikan
kesempatan kepada siswa untuk melakukan perbuatan-perbuatan moral baik secara individu maupun secara kelompok.
Penerapan pendidikan karakter dapat dilakukan dengan berbagai strategi pengintegrasian. Strategi pendidikan karakter menurut Zuriah 2008:
86 dapat dilakukan melalui pengintegrasian dalam kegiatan sehari-hari dan pengintegrasian dalam kegiatan yang diprogramkan. Pengintegrasian dalam
kegiatan sehari-hari dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut. a. Keteladanan
Kegiatan pemberian contoh dilakukan oleh guru, pengawas kepala sekolah, staff administrasi di sekolah yang dapat dijadikan sebagi model
percontohan bagi peserta didik. b. Kegiatan Spontan
Kegiatan spontan merupakan kegiatan yang dilaksanakan secara spontan pada saat itu juga.
c. Teguran Guru perlu menegur peserta didik yang melakukan perilaku buruk dan
mengingatkannya agar mengamalkan nilai-nilai yang baik sehingga guru dapat membantu mengubah tingkah laku mereka.
d. Pengkondisian Lingkungan Suasana sekolah dikondisikan sedemikian rupa dengan penyediaan
sarana fisik.
85
e. Kegiatan Rutin Kegiatan rutin merupakan kegiatan yang dilakukan peserta didik secra
terus menerus dan konsisten setiap saat. Pengintegrasian dalam kegiatan yang diprogramkan dilaksanakan setelah
terlebih dahulu guru membuat perencanaan atas nilai-nilai yang diintegrasikan dalam kegiatan teretentu. Hal ini dilakukan jika guru
menganggap perlu memberikan pemahaman atau prinsip-prinsip moral yang diperlukan.
Strategi pendidikan karakter yang telah diimplementasikan pada sekolah dasar di wilayah sinduharjo, Ngaglik, Sleman menggunakan
pengintegrasian dalam kegiatan sehari-hari dan pengintegrasian dalam kegiatan yang diprogramkan. Kegiatan sehari hari dilakukan oleh ketiga
sekolah melalui berbagai cara sebagai berikut. a. Keteladanan
Pemberian contoh yang dilakukan oleh guru seperti bertutur kata dengan sopan, membuang sampah pada tempatnya, dan berpakaian rapi.
b. Kegiatan spontan Ketika guru melihat secara langsung siswa yang melakukan kesalahan
seperti membuang sampah tidak pada tempatnya dan berkata kotor, guru secara spontan langsung menegur siswa tersebut di tempat.
c. Teguran Guru memberikan teguran apabila mendapatkan informasi mengenai