Penulis menganalisa fungsi internal auditor pada PT. Perusahaan Perdagangan Indonesia Persero memegang peranan penting dalam kegiatan
perusahaan karena merupakan unit yang dibentuk untuk mengejar sasaran-sasaran manajemen. Manajemen memandang arah internal auditor bukan lagi hanya
sekedar pelacak kesalahan tetapi juga sebagai konsultan yang dapat memberikan nilai tambah bagi operasional perusahaan. Internal Auditor bukan lagi hanya
sekedar sebagai pengendali tetapi sebagai bagian yang membantu tercapainya tujuan perusahaan, dimana tujuan pada PT. Perusahaan Perdagangan Indonesia
Persero dinyatakan dalam visi dan misi perusahaan. Divisi SPI dibentuk untuk mendukung dan mencapai visi dan misi perusahaan tersebut.
2. Kedudukan Internal Auditor
Secara teoritis telah dikemukakan bahwa keberhasilan internal auditor dalam menjalankan fungsinya sangat dipengaruhi kedudukannya dalam organisasi.
Bagian Internal Auditor sebaiknya diposisikan sedemikian rupa sehingga terjamin dapat melaksanakan fungsinya dengan bebas dan objektif. Kedudukannya dalam
organisasi akan menjamin independensi dan obyektifitas dalam melakukan pemeriksaan.
Pada PT. Perusahaan Perdagangan Indonesia Persero Internal Auditor yang tergabung dalam divisi Satuan Pengawasan Internal secara struktural berada di
bawah Direktur Utama. Posisi seperti ini merupakan alternatif kedua dari kedudukan internal audit di atas, yang secara teroritis dianggap cukup baik yaitu
dengan memiliki tingkat independensi yang tinggi.
Universitas Sumatera Utara
Internal audit yang dimiliki perusahaan dapat dikatakan sebagai Staf Direktur Utama, sehingga pelaksanaan tugasnya akan mendapat dukungan penuh dari
pimpinan yang cukup tinggi dalam perusahaan. Internal Auditor dapat melakukan pemeriksaan ke seluruh bagian, kecuali Direktur Utama. Pertanggungjawaban
divisi SPI kepada Direktur Utama yang memungkinkan terselenggaranya tindakan perbaikan yang komprehensif sehingga dengan demikian SPI benar-benar dapat
berfungsi sebagai sistem pengendali bagi perusahaan. Dari uraian di atas penulis menilai posisi tersebut sudah efektif meskipun
kedudukan internal auditor tersebut menurut teori memiliki kelemahan yaitu yang berhubungan dengan masalah mengenai Direktur Utama dan seharusnya lebih
baik bertanggung jawab langsung kepada Komisaris. Dimana meskipun Internal Auditor tidak bertanggung jawab langsung kepada Komisaris sebagai bagian yang
lebih independen, tetapi Internal Auditor memberikan laporan kepada Komisaris untuk setiap hasil pekerjaannya. Komisaris bertanggung jawab dan berwenang
mengawasi mengevaluasi pekerjaan dan tindakan Direktur Utama serta memberikan nasehat jika dipandang perlu. Sementara Komite Audit yang
membantu Komisaris bertugas dalam memastikan efektifitas pelaksanaan tugas Internal Auditor. Sehingga penulis melihat bahwa setiap kedudukan tersebut
merupakan hubungan yang saling mengawasi dan membentuk sistem kendali kontrol yang sedemikian rupa sehingga menuntut dan mengatur tanggung jawab
dan wewenang masing-masing bagian terlaksana dengan benar sesuai dengan tujuan yang terhindar dari penyimpangan.
Universitas Sumatera Utara
3. Internal Auditor sebagai Sarana Manajemen Mencapai Pengendalian Internal