Fungsi internal audit yaitu melakukan evaluasi dan memberikan kontribusi terhadap peningkatan proses pengelolaan risiko, pengendalian, dan governance
dengan pendekatan yang sistematis, teratur dan menyeluruh. Maksud dari pernyataan tersebut yaitu internal audit membantu organisasi dengan cara
mengidentifikasi dan mengevaluasi resiko signifikan dan memberikan kontribusi terhadap peningkatan pengelolaan risiko dan sistem pengendalian internal.
Berdasarkan hasil penilaian risiko tersebut fungsi internal audit mengevaluasi kecukupan dan efektifitas sistem pengendalian internal yang mencakup
governance, kegiatan operasi, dan sistem informasi organisasi.
C. Kedudukan Internal Auditor
Salah satu hal yang harus diperhatikan agar suatu perusahaan dapat memiliki departemen internal audit yang efektif adalah departemen internal audit tersebut
harus mempunyai kedudukan yang independen dalam organisasi perusahaan. Sukrisno Agoes 2004:227, mengemukakan bahwa independensi Internal Auditor
antara lain tergantung pada: 1.
Kedudukan Internal Audit Department IAD tersebut dalam organisasi perusahaan, maksudnya kepada siapa IAD bertanggung
jawab.
2. Apakah IAD dilibatkan dalam kegiatan operasional.
Jika ingin independen, departemen internal audit tidak boleh terlibat dalam kegiatan operasional perusahaan. Misalnya tidak
boleh ikut serta dalam kegiatan penjualan dan pemasaran, penyusunan sistem akuntansi, proses pencatatan transaksi, dan
penyusunan laporan keuangan perusahaan.
Kedudukan departemen internal audit di dalam perusahaan akan menentukan tingkat kebebasannya dalam menjalankan tugas sebagai Auditor. Kedudukan
Universitas Sumatera Utara
ataupun status departemen internal audit dalam suatu organisasi perusahaan mempunyai pengaruh terhadap luasnya kegiatan serta tingkat independensinya di
dalam menjalankan tugasnya sebagai pemeriksa. Jadi status organisasi dari departemen internal audit harus cukup untuk dapat menyelesaikan tanggung
jawab audit. Departemen internal audit hanyalah akan seefektif seperti yang diinginkan
manajemennya jika ia bebas dari aktivitas-aktivitas yang diauditnya. Hal ini hanya akan dapat tercapai bila departemen internal audit mempunyai kedudukan
yang memungkinkan baginya untuk mengembangkan sikap independennya terhadap bagian-bagian lain yang harus diperiksanya. Untuk mencapai keadaan
seperti ini, maka Internal Auditor harus memperoleh dukungan dari pihak manajemen dan Dewan Komisaris.
Terdapat alternatif kedudukan Internal Auditor dalam perusahaan yaitu sebagai berikut:
1. Bagian internal audit berada di bawah Direktur Keuangan sejajar dengan bagian akuntansi dan keuangan.
2. Bagian internal audit merupakan staf Direktur Utama. 3. Bagian internal audit merupakan staf Dewan Komisaris.
4. Bagian internal audit dipimpin oleh seorang Direktur Internal Audior. Kedudukan seorang Internal Auditor tidak memiliki wewenang langsung
terhadap tingkatan manajemen di dalam organisasi perusahaan, kecuali pihak yang memang berada di bawahnya dalam satuan kerja internal audit itu sendiri.
Universitas Sumatera Utara
Untuk dapat lebih menjelaskan tentang kedudukan bagian internal audit internal audit department di dalam organisasi perusahaan maupun struktur
organisasi dalam satuan kerja internal audit sendiri, maka dapat diperlihatkan gambar berikut di bawah ini:
Sumber: Agoes Sukrisno, 2004.
Gambar 1. Bagian Internal Audit Berada di Bawah Direktur Keuangan Sejajar Dengan Bagian Akuntansi dan Keuangan
RUPS
Dewan Komisaris
Direktur Utama
Direktur Keuangan
Bagian Akuntansi
Bagian Keuangan
Bagian Internal Audit
Universitas Sumatera Utara
Keterangan: Pada gambar di atas menunjukkan bagian internal audit berkedudukan sejajar
dengan bagian keuangan dan bagian akuntansi. Bagian internal audit sepenuhnya bertanggung jawab kepada Direktur Keuangan. Kelemahan dari kedudukan ini
adalah bahwa ruang lingkup pemeriksaan Internal Auditor menjadi lebih sempit dimana hanya ditekankan pada pengendalian atas bagian keuangan saja. Jika
dikaitkan dengan independensinya, maka tingkat kebebasan Internal Auditor kecil dan sempit. Keuntungan dari posisi ini adalah laporan Internal Auditor dapat
segera dipelajari dan ditanggapi.
Universitas Sumatera Utara
Sumber: Agoes Sukrisno, 2004. Gambar 2. Bagian Internal Audit Merupakan Staf Direktur Utama
Keterangan: Pada gambar di atas terlihat bahwa kedudukan Internal Auditor adalah
merupakan Staf Direktur Utama. Dalam hal ini Internal Auditor memiliki tingkat RUPS
Dewan Komisaris
Direktur Utama
Bagian Internal Audit
Direktur Keuangan
Bagian Akuntansi
Bagian Keuangan
Bagian Anggaran
Universitas Sumatera Utara
independensi yang tinggi, karena Internal Auditor dapat melakukan pemeriksaan ke seluruh bagian kecuali pimpinan perusahaan atau Direktur Utama. Kelemahan
fungsi Internal Auditor pada struktur ini, bahwa Direktur Utama memiliki tugas begitu banyak sehingga tidak dapat mempelajari hasil internal audit secara
mendalam yang mengakibatkan tindakan perbaikan tidak dapat segera dilakukan.
Sumber: Agoes Sukrisno, 2004. Gambar 3. Bagian Internal Audit Merupakan Staf Dewan Komisaris
RUPS
Dewan Komisaris
Direktur Utama
Bagian Internal Audit
Direktur Keuangan
Bagian Akuntansi
Bagian Keuangan
Bagian Anggaran
Universitas Sumatera Utara
Keterangan: Pada gambar di atas terlihat bahwa bagian Internal Auditor berfungsi sebagai
Staf Dewan Komisaris dan posisinya berada di atas Direktur Utama. Kedudukan ini memberikan tingkat independensi yang tinggi sekali karena Internal Auditor
dapat memeriksa seluruh aspek organisasi. Kelemahan dari struktur ini adalah bahwa anggota Dewan Komisaris tidak setiap saat dapat ditemui juga mungkin
kurang menguasai masalah operasi sehari-hari sehingga tidak dengan cepat dapat mengambil tindakan atau menanggapi saran-saran yang diajukan oleh Internal
Auditor untuk pencegahan dan perbaikan.
Universitas Sumatera Utara
Sumber: Agoes Sukrisno, 2004. Gambar 4. Bagian Internal Audit Dipimpin oleh Seorang Direktur Internal Audior
Keterangan: Pada gambar di atas dapat dilihat bahwa kedudukan bagian Internal Auditor
dipimpin oleh seorang Direktur Internal Auditor. Direktur Internal Auditor mengarahkan personil dan aktivitas-aktivitas Departemen Internal Audit dan
memiliki tanggung jawab terhadap program dan pelatihan Staf Audit. Direktur Direktur
Internal Audit
Supervisor Bagian
Asuransi Sekretaris
Sekretaris
Auditor Senior EDP
Supervisor Audit
Komputer Supervisor
Audit
Auditor Staf
Auditor Utama
Auditor Senior
Spesialis Audit komputer
Auditor EDP
Universitas Sumatera Utara
Internal Audit memiliki akses yang bebas terhadap Dewan komisaris. Tanggung jawab Direktur Internal Audit adalah menyiapkan rencana tahunan untuk
pemeriksaan semua unit perusahaan dan menyajikan program tersebut untuk pemeriksaan semua unit perusahaan dan menyajikan program tersebut untuk
persetujuan. Supervisor Audit membantu Direktur Internal Audit dalam
mengembangkan program audit tahunan dan membantu dalam mengkoordinasikan usaha audit dengan Akuntan Publik agar memberikan
cakupan audit yang sesuai tanpa duplikasi usaha. Auditor Senior menerima program audit dan instruksi untuk area audit yang ditugaskan dari Supervisor
Audit. Auditor Senior memiliki Staf Auditor dalam pekerjaan lapangan audit. Staf Auditor melaksanakan tugas audit pada suatu lokasi audit. Kedudukan ini
memiliki kelemahan yaitu ketika Direktur Internal Audit tidak dapat mengelola departemen internal audit dengan baik sehingga pekerjaan audit tidak dapat
memenuhi tujuan umum dan tanggung jawab yang telah disetujui manajemen, sumber daya departemen internal audit tidak digunakan secara efektif dan efisien.
Dari keempat penempatan di atas, menunjukkan bahwa kebebasan yang dimiliki oleh Internal Auditor antara satu perusahaan dengan perusahaan lain tidak
selalu sama. Semakin tinggi kedudukan internal auditor dalam organisasi, maka makin besar pula kebebasan independensi yang dimilikinya. Akan tetapi
penempatan Internal Auditor yang paling efektif bergantung pada tujuan yang hendak dicapai.
Jika dilihat dari segi independensi yang cukup luas maka yang paling efektif adalah dengan menempatkan Internal Auditor langsung di bawah Dewan
Universitas Sumatera Utara
Komisaris dan menerima perintah dari padanya. Hal ini disebabkan Internal Auditor dapat melakukan audit ke seluruh bagian yang ada dalam perusahaan
tanpa terlebih dahulu memperoleh izin dari pimpinan objek yang diaudit. Namun dalam menentukan kedudukan internal auditor ini tidak hanya mempertimbangkan
independensinya saja, tetapi perlu juga diperhatikan efektivitas hasil laporan yang cepat untuk ditanggapi. Dalam hal ini penempatan internal auditor sebaiknya
sejajar dengan bagian keuangan dan akuntansi. Dalam melaksanakan fungsi internal audit objektivitas mutlak diperlukan. Dalam hal ini, objektivitas internal
auditor harus dipengaruhi oleh ketentuan dan rekomendasi auditor atas standar pengawasan yang akan ditetapkan dalam pengembangan sistem dan prosedur yang
dipertimbangkan dan ditetapkan. Untuk menjaga objektivitas sebaiknya Internal Auditor tidak terlibat secara langsung dalam proses pencatatan dan penyajian data
keuangan lainnya serta tidak terlibat secara langsung maupun tidak langsung dalam suatu aktivitas operasional. Internal Auditor juga terlepas dari tekanan-
tekanan dari pihak objek pemeriksaan oleh karenanya independensinya yang tinggi sangat diperlukan untuk mendukung objektivitas dalam pemeriksaan.
Berdasarkan penjelasan di atas penempatan internal auditor yang paling ideal langsung menerima perintah penugasan dari pimpinan tertinggi yaitu direktur
utama namun hasil laporan pemeriksaan terlebih dahulu diserahkan kepada direktur keuangan untuk dianalisa dan hasil pengamatannya diserahkan kepada
Direktur Utama untuk diambil langkah-langkah selanjutnya. Sebagai penilai independen tentang kecukupan pemeriksaan internal
perusahaan, Internal Auditor hanya menempatkan diri sebagai narasumber dalam
Universitas Sumatera Utara
pembuatan konsep pengendalian perusahaan. Pihak yang bertanggung jawab penuh dalam perancangan dan implementasi pemeriksaan internal adalah
manajemen dan direksi. Dengan demikian penilaian internal audit terhadap pemeriksaan internal tetap independen dan objektif, tanpa terlibat langsung dalam
perencanaannya. Independensi merupakan dasar dari profesi Auditor yang berarti bahwa
Auditor akan bersikap netral terhadap entitas, dan oleh karena itu akan besifat objektif. Publik dapat mempercayai fungsi audit karena Auditor bersikap tidak
memihak serta mengakui adanya kewajiban untuk bersikap adil. Meskipun entitas adalah klien Auditor, namun mereka tetap memiliki
tanggung jawab yang lebih besar kepada pengguna laporan auditor yang jelas lebih diketahui. Auditor tidak boleh mempromosikan diri atau pertimbangannya
di bawah kelompok apapun dan siapa pun. Menurut Mulyadi 2002:26 Independensi berarti:
Sikap mental yang bebas dari pengaruh tidak dikendalikan oleh pihak lain. Independensi juga berarti adanya kejujuran dalam diri Auditor dalam
mempertimbangkan fakta dan adanya pertimbangan yang objektif tidak memihak dalam diri Auditor untuk merumuskan dan menyatakan pendapatnya.
Auditor harus independen dari setiap kewajiban atau independen dari pemilikan kepentingan dalam perusahaan yang diauditnya. Disamping itu,
Auditor tidak hanya berkewajiban mempertahankan sikap mental independen akan tetapi ia harus pula menghindari keadaan-keadaan yang dapat
mengakibatkan masyarakat meragukan independensinya. Dalam banyak hal
Universitas Sumatera Utara
auditor sering kali menemui kesulitan atau dilema dalam mempertahankan sikap mental independennya dikarenakan klien mereka adalah Manajemen Senior,
Dewan Komisaris, atau badan-badan sejenis. Jika Internal Auditor diminta untuk melanggar kode etik mereka atau standar praktek profesional, maka pilihan yang
tersedia bisa tidak menyenangkan dimana menolak permintaan klien bisa menyebabkan Internal Auditor kehilangan pekerjaan mereka.
Auditor Internal yang profesional harus memiliki independensi untuk memenuhi kewajiban profesionalnya, memberikan opini objektif, tidak bias, tidak
dibatasi, melaporkan masalah apa adanya dan bukan sesuai keinginan eksekutif atau lembaga. Dalam masalah profesional Internal Auditor juga harus mendapat
dukungan dari pimpinan tingkat atas, dan bagian internal auditor bertanggung jawab pada pimpinan yang memiliki wewenang yang cukup sehingga dapat
diberikan independensi yang memadai untuk mencapai objektivitas.
D. Internal Auditor sebagai Sarana Manajemen Mencapai Pengendalian Internal