4.3. Pembahasan
Minyak dari hasil pemurnian tidak selamanya dapat langsung dikirim untuk dipasarkan. Untuk sementara waktu masih perlu disimpan dalam tangki timbun. Selama penimbunan
ini dapat terjadi perusakan mutu, baik peningkatan kadar ALB, kadar air, maupun kadar kotoran.
Penentuan kadar Asam Lemak Bebas ALB dilakukan dengan menggunakan metode titrasi asam basa, sedangkan penentuan Kadar Air dan Kadar Kotoran dilakukan
dengan menggunakan metode gravimetri. Mutu CPO akan menjadi tinggi bila Kadar Asam Lemak Bebas, Kadar Air, dan Kadar Kotoran didalam CPO itu rendah. Semakin
tinggi Kadar Asam Lemak Bebas, Kadar Air, dan Kadar Kotoran didalam CPO maka mutu CPO akan menurun atau akan berkualitas rendah.
Hal tersebut diatas akan mempengaruhi pencampuran ALB di tangki timbun. Mutu CPO pada tangki timbun sangat dipengaruhi pada setiap produksi per hari. Lama
penyimpanan CPO sangat dipengaruhi oleh temperature pada tangki timbun, dimana bila ada kerusakan dan pabrik tidak mengolah yang berarti boiler tidak bekerja dan steam
tidak hidup sehingga suhu pada tangki timbun mengalami penurunan. Dari hasil analisa untuk kadar ALB pada hari 1 pertama produksi diperoleh
2,27 setelah 6 enam hari di tangki timbun kadar ALB-nya menjadi 3,44. Hal ini disebabkan oleh beberapa faktor- faktor yang mempengaruhi penurunan mutu minyak
sawit yaitu kualitas buah yang diolah, system pencampuran produksi harian serta temperatur tangki timbun yang kurang dijaga.
Universitas Sumatera Utara
Kandungan air dalam sawit juga merupakan salah satu parameter yang mempengaruhi kualitas dari minyak sawit tersebut. Dari table 4.2 kadar air pada hari 1
pertama produksi diperoleh 0,08, setelah 6 enam hari di tangki timbun kadar air-nya menjadi 0,16. Hal ini disebabkan selama proses pengolahan, partikel halus dan debu
yang terdapat pada cairan hydrocyclone akan mempengaruhi berat jenis cairan yang menyebabkan pemisahan inti dan cangkang tidak berlangsung sebagaimana mestinya.
Oleh sebab itu perlu dilakukan pergantian air hydrocyclone secara terjadwal dengan dasar viskositas.
Pada table 4.3 dapat dilihat bahwa kadar kotoran pada hari 1 pertama produksi diperoleh 0,011, setelah 6 enam hari di tangki timbun kadar kotorannya menjadi
0,019. Jadi, kadar kotoran tersebut masih sesuai dengan standart 0,02. Kadar kotoran yang tinggi disebabkan karena pada saat pengepressan, minyak yang diperoleh
masih banyak mengandung terdapat serat serat halus yang tidak dapat tersaring . Kadar air dan kadar kotoran pada tangki timbun juga dapat dipengaruhi oleh kurang bersihnya
tangki timbun pada saat penyimpanan atau kurang baiknya proses atau peralatan pengolahan. Naibaho,1996
Data yang dianalisa tersebut menunjukkan bahwa Kadar Asam Lemak Bebas ALB, Kadar Air, dan Kadar Kotoran masih sesuai dengan standart mutu yang telah
ditetapkan oleh PKS PTPN IV Kebun Pabatu yaitu untuk Kadar Asam Lemak Bebas sebesar 3,5 , Kadar Air sebesar 0,15 , dan Kadar Kotoran sebesar 0,020 . Dibawah
ini adalah tabel perbandingan lama waktu penimbunan CPO pada storage tank terhadap
Universitas Sumatera Utara
mutu minyak dari hasil pengolahan dengan cara menganalisa Kadar ALB, Kadar Air, dan Kadar Kotoran.
Tabel 4.3.1. Lama Waktu Penimbunan CPO Vs Kadar ALB,Kadar Air, dan Kadar Kotoran
No Mutu CPO
yang dianalisa Lama Penimbunan hari
1 2
3 4
5 6
1 Kadar ALB
2,27 2,43
2,86 3,08
3,21 3,44
2 Kadar Air
0,08 0,10
0,13 0,14
0,15 0,16
3 Kadar Kotoran
0,011 0,013
0,015 0,017
0,018 0,019
Lama penyimpanan CPO sangat dipengaruhi oleh temperature di tangki timbun. Apabila suhu di tangki timbun menurun maka akan mengakibatkan kadar asam lemak
bebas, kadar air dan kadar kotoran menjadi tinggi, sehingga mutu minyak akan menurun rendah. Dibawah ini tabel pengaruh temperature yang menurun terhadap mutu minyak
sawit. Tabel 4.3.2. Temperatur Pada Tangki Timbun Vs Kadar ALB, Kadar Air, dan Kadar
Kotoran No
Hari Temperatur
Kadar ALB Kadar Air
Kadar Kotoran 1
1 50
2,27 0,08
0,011 2
2 50
2,43 0,10
0,013 3
3 49
2,86 0,13
0,015 4
4 45
3,08 0,14
0,017 5
5 40
3,21 0,15
0,018 6
6 50
3,44 0,16
0,019
Universitas Sumatera Utara
Dari table 4.3.2. terlihat pada hari 1 pertama temperature di tangki timbun masih dijaga pada suhu 50°C, hal ini terlihat bahwa kadar ALB, kadar air dan kadar kotoran
masih rendah. Setelah hari 4 empat dan 5 lima temperature di tangki timbun menurun, hal ini disebabkan karena pabrik tidak mengolah,sehingga boiler dan steam tidak dapat
bekerja dengan baik, dan kadar ALB, kadar air dan kadar kotoran menjadi tinggi. Sedangkan pada hari ke 6 enam temperature menjadi normal, karena pabrik telah
beroperasi, tetapi kadar ALB, kadar air dan kadar kotoran menjadi tinggi disebabkan
pabrik belum berproduksi.
Universitas Sumatera Utara
BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN
5.1. Kesimpulan