Sistem Manajemen PERKEBUNAN BULU CINA TAHUN 1974-1996

29 Adapun pembagian areal setelah dinasionalisasi adalah, untuk areal tembakau Deli seluas 1.239,57 ha, untuk penanaman jati seluas 106,00 ha, areal sungai, parit, jalan dan pasar-pasar kebun seluas 221,66 ha. Luas emplasment atau bangunan perusahaan seluas 135,56 ha. Areal untuk lapangan olahraga seluas 5,5 ha, tanah wakaf seluas 3,00 ha, rawa-rawa seluas 15,70 ha dan kebun sayur seluas 110,49 ha.

3.2 Sistem Manajemen

Pada awal beroperasinya perkebunan Bulu Cina, perkebunan ini dipimpin oleh hanya seorang administratur yang merangkap tugas sebagai pimpinan umum, pengelola dan kepala perkebunan di Kebun Bulu Cina. Struktur organisasi di Kebun Bulu Cina pada masa PTP IX adalah sebagai berikut: Skema Susunan Organisasi Perkebunan Bulu Cina Masa PTP IX Sumber: PTPN 2 Kebun Bulu Cina ADMINISTRATUR KTU Asisten Kepala A dan B Asisten Kongsi 1-7 Mandor Tanam Krani Kantor Kepala Pengolahan Asisten Gang 1-4 Universitas Sumatera Utara 30 Umumnya tingkat pendidikan seorang administratur dan asisten kepala dan pengolahan berasal dari perguruan tinggi yaitu Sekolah Tinggi Ilmu Perkebunan. Sementara untuk jabatan asisten kongsi dan asisten gang dan kepala tata usaha dapat diangkat dari mereka yang berpendidikan setara dengan Sekolah Menengah Atas. Jabatan administratur dan asisten kepala biasanya dipilih dan ditempatkan langsung dari direksi. Adapun mandor berasal dari mereka yang memiliki tingkat pendidikan Sekolah Menengah Pertama, sedangkan krani memiliki kemampuan untuk menulis. Para karyawan harian umumnya hanya memiliki tingkat pendidikan Sekolah Dasar bahkan ada yang tidak pernah sekolah. Administratur adalah pimpinan tertinggi di perkebunan yang bertugas mengendalikan pelaksanaan yang dilakukan pada perkebunan dan mengelola semua faktor produksi. Selain itu, ia juga bertanggung jawab kepada pemilik perkebunan atau direksi atas segala hal yang beroperasi di dalam perkebunan tersebut. Asisten kepala merupakan pimpinan pelaksana yang bertugas memimpin kegiatan dalam bidang tanaman dan melakukan pengawasan di dalam mengkordinasi tugas-tugas setiap asisten pada tiap-tiap kongsi dalam usaha mencapai sasaran kualitas serta kuantitas yang telah ditentukan. Asisten kongsi mempunyai tugas memberikan pengarahan, mengawasi dan mengendalikan segala kegiatan dalam tiap-tiap kongsi dan afdeling yang dipimpinnya. Di samping itu ia juga bertanggung jawab atas afdeling yang ditanganinya. Asisten pengolahan memiliki tugas untuk mengarahkan kinerja para buruh yang ada di gudang pemeraman. Kepala tata usaha memiliki tugas untuk mengarahkan para pegawai yang bekerja di kantor administrasi perkebunan.

3.3 Tenaga Kerja dan Upah