Tujuan Membaca Keterampilan Membaca

22 untuk mencapai tujuannya. Membaca seperti ini disebut membaca untuk memperoleh ide-ide utama reading for main ideas. 3 Membaca untuk menemukan atau mengetahui apa yang terjadi pada setiap bagian cerita, apa yang terjadi mula-mula pertama, kedua, ketiga seterusnya. Setiap tahap dibuat untuk memecahkan suatu masalah, adegan- adegan dan kejadian, kejadian buat dramatisasi. Ini disebut membaca untuk mengetahui urutan atau susunan, organisasi cerita reading for organization. 4 Membaca untuk menemukan serta mengetahui mengapa para tokoh merasakan seperti cara mereka itu, apa yang hendak diperlihatkan oleh pengarang kepada para pembaca, mengapa para tokoh berubah, kualitas- kualitas yang dimiliki para tokoh yang membuat mereka berhasil atau gagal. Ini disebut membaca untuk menyimpulkan, membaca inferensi reading for inference. 5 Membaca untuk menemukan serta mengetahui apa-apa yang tidak biasa, tidak wajar mengenai seorang tokoh, apa yang lucu dalam cerita, atau apakah cerita itu benar atau tidak benar. Ini disebut membaca untuk mengelompokkan, membaca untuk mengklasifikasikan reading to classify. 6 Membaca untuk menemukan apakah tokoh berhasil atau hidup dengan ukuran-ukuran tertentu, apakah kita ingin berbuat seperti yang diperbuat oleh tokoh, atau bekerja seperti cara tokoh bekerja dalam cerita itu. Ini disebut membaca menilai, membaca mengevaluasi reading to evaluate. 7 Membaca untuk menemukan bagaimana caranya tokoh berubah, bagaimana hidupnya berbeda dari kehidupan yang kita kenal, bagaimana dua cerita mempunyai persamaan, dan bagaimana tokoh menyerupai pembaca. Ini disebut membaca untuk membandingkan atau mempertentangkan reading to compare or contrast. 35 Jadi, dari teori di atas dapat disimpulkan membaca memiliki tujuan-tujuan penting seperti, membaca untuk memperoleh perincian-perincian atau fakta-fakta, membaca untuk memperoleh ide-ide utama, membaca untuk mengetahui urutan atau 35 Henry Guntur Tarigan, Op. cit., hlm. 09-10 23 susunan, organisasi cerita, membaca untuk menyimpulkan, dan membaca untuk mengklasifikasikan.

d. Jenis-Jenis Membaca

Telah diutarakan bahwa membaca merupakan suatu keterampilan yang kompleks yang melibatkan serangkaian keterampilan yang lebih kecil lainnya. Sebagai garis besarnya, terdapat dua aspek penting dalam membaca, yaitu: 1 Keterampilan yang bersifat mekanis mechanical skill yang dapat dianggap berada pada urutan yang lebih rendah lower order. Aspek ini mencakup pengenalan bentuk huruf, pengenalan unsur-unsur linguistik fonemgrafem, kata, pola klausa, kalimat dan lain-lain, pengenalan hubungan atau korespondensi pola ejaan dan bunyi. 2 Keterampilan yang bersifat pemahaman comprehension skills yang dapat dianggap berada pada urutan yang lebih tinggi higher order. Aspek ini mencakup memahami pengertian sederhana, memahami signifikansi atau makna, evakuasi atau penialaian, dan kecepatan membaca yang fleksibel yang mudah disesuaikan dengan keadaan. 36 Novi Resimi, dkk menuliskan dalam bukunya Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia di Kelas Tinggi, bahwa terdapat jenis-jenis membaca, yakni: 1 Membaca pemahaman, adalah salah satu bentuk dari kegiatan membaca dengan tujuan utamanya untuk memahami isi pesan yang terdapat dalam bacaan. Membaca pemahaman lebih menekankan pada penguasaan isi bacaan, bukan pada indah, cepat, atau lambatnya bacaan. 2 Membaca memindai, merupakan kegiatan membaca yang sangat cepat untuk memperoleh informasi tertentu dari bahan bacaannya. 3 Membaca layap, atau membaca sekilas adalah membaca yang membuat mata kita bergerak dengan cepat melihat, memperlihatkan bahan tertulis untuk mengetahui isi umum atau bagian dalam suatu bacaan. 4 Membaca intensif, adalah proses membaca yang dilakukan secara seksama, cermat, dan teliti dalam penanganan terperinci yang dilakukan pada saat membaca, karena kegiatan membaca intensif ini tidak semata- 36 Ibid., hlm. 12 24 mata merupakan kegiatan membaca saja tetapi lebih menekankan pada pemahaman isi dari bacaan. 5 Membaca nyaring, merupakan kegiatan membaca yang dilakukan untuk meningkatkan kemampuan membaca dna menyimak. Dengan membaca nyaring, seluruh siswa yang ada di dalam kelas akan memperhatikan bahan bacaan sehingga ketika temannya membaca akan tahu kesalahannya. 6 Membaca dalam hati, merupakan jenis kegiatan membaca yang berbeda dengan membaca nyaring tetapi memiliki kesamaan tujuan dalam mendalami materi yang terdapat dalam bacaan. Membaca dalam hati memberikan kesempatan kepada siswa utnuk memahami teks yang dibacanya secara lebih mendalam. Membaca dalam hati juga memberikan kesempatan kepada guru untuk mengamati reaksi dan kebiasaan membaca siswa. 37

e. Pengertian Keterampilan Membaca

Membaca merupakan satu keterampilan berbahasa di samping menyimak, berbicara, dan menulis. Sebagai unsur keterampilan berbahasa, membaca dapat dipelajari dengan berbagai cara. Cara yang ditempuh tentunya harus disesuaikan dengan tujuan yang hendak dicapai dalam kegiatan membaca tersebut. Menurut Budinuryanta, dkk dalam bukunya Pengajaran Keterampilan Berbahasa tujuan membaca dilingkupi oleh empat tujuan berbahasa berikut. Pertama, tujuan penalaran, menyangkut kesanggupan berpikir dan pengungkapan nilai serta sikap social budaya. Pendeknya identitas dan kepribadian seseorang. Kedua, tujuan instrumental menyangkut penggunaan bahasa yang dipelajari itu untuk tujuan-tujuan material dan konkret. Ketiga, tujuan integratif, menyangkut keinginan seseorang menjadi menjadi anggota suatu masyarakat yang menggunakan bahasa itu sebagai bahasa pergaulan sehari-hari dengan cara menguasai bahasa itu seperti seorang penutur asli, atau paling sedikit membuat orangnya tidak akan diaggap “asing” lagi oleh penutur-penutur bahasa atau dialek itu. Keempat, tujuan kebudayaan terdapat pada orang yang secara ilmah ingin mengetahui atau memperdalam pengetahuannya tentang suatu 37 Novi Resmini, dkk, Op. cit., hlm. 80-82 25 kebudayaan atau masyarakat. Ini didasakan atas asumsi bahwa bahasa adalah suatu inventaris dari unsur-unsur suatu kebudayaan atau masyarakat bahasa. 38 Keterampilan membaca mempengaruhi kebiasaan dan kebudayaan membaca. Orang yang mempunyai hobi membaca secara reflektif senantiasa meningkatkan kualitas membacanya. Dalam diri seseorang akan terbina tata baca yang baik dan benar serta situasional sesuai dengan keadaan yang ada di sekitarnya. Hobi membaca merupakan suau kebutuhan yang senantiasa harus dipenuhi setiap hari sebelum seseorang istirahat setelah lelah menjalankan tanggung jawab dan kewajiban berkaitan dengan fungsional sosial. 39 Dari batasan di atas dapat disimpulkan bahwa membaca merupakan salah satu keterampilan berbahasa. Pada dasarnya keterampilan membaca memiliki tujuan yang sama dengan tujuan keterampilan berbahasa, yakni penalaran, instrumental, integratif, dan kebudayaan. Keterampilan membaca juga mempengaruhi kebiasaan dan kebuadayaan membaca. Keterampilan membaca pada umumnya diperoleh dengan cara mempelajarinya di sekolah. Keterampilan ini merupakan suatu keterampilan yang sangat unik serta berperan penting bagi pengembangan pengetahuan, dan sebagai alat komunikasi bagi kehidupan manusia. 40 Setiap guru bahasa haruslah menyadari serta memahami benar bahwa membaca adalah suatu keterampilan yang kompleks, yang rumit, yang mencakup atau melibatkan serangkaian keterampilan-keterampilan yang lebih kecil. Dengan perkataan lain, keterampilan membaca mencakup tiga komponen, yaitu: 1 Pengalaman terhadap aksara serta tanda-tanda baca. 2 Korelasi aksara beserta tanda-tanda baca dengan unsur-unsur linguistik yang formal. 3 Hubungan lebih lanjut dari siswa ke siswa dengan makna. 41 38 Budinuryanta, dkk, Pengajaran Keterampilan Berbahasa, Edisi Dua, Jakarta: Universitas Terbuka, 2008, Cet. II, hlm. 112 39 Alek Ahmad. H.P, Bahasa Indonesia Untuk Peguruan Tinggi, Jakarta: Kencana, 2010, Cet. I, hlm. 77 40 Iskandarwassid, Strategi Pembelajaran Bahasa, Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2011, Cet. III, hlm. 245 41 Henry Guntur Tarigan, Op. cit., hlm. 11