58
tuntas ada 18 siswa dengan persentase ketuntasan sebesar 90 siswa mencapai KKM 75. Dari hasil siklus I sampai dengan siklus II mengalami
peningkatan 20.
C. Interpretasi Hasil Penelitian
Hasil pengamatan pada penelitian ini menunjukkan bahwa siswa tertarik pada proses pembelajaran bahasa Indonesia dengan menerapkan model Problem Based
Learning. Ketertarikan itu dapat dilihat Selama proses pembelajaran yang akhirnya akan meningkatkan keterampilan membaca siswa dalam belajar bahasa Indonesia.
Pada siklus I siswa mulai merasakan adanya sedikit perubahan pada diri siswa, mereka mulai terlihat tidak bermalas-malasan untuk membaca, mulai berani untuk
bertanya dan antusias ketika guru meminta untuk membaca di depan kelas. Siswa merasakan suasana belajar kelompok dengan senang. Namun, masih ada siswa yang
asyik mengobrol dan bermalas-malasan untuk membaca. Pada siklus I masih banyak kekurangan dalam proses pembelajaran sehingga hasil yang diinginkan belum
tercapai secara maksimal. Maka hasil dari observasi siswa pada siklus I sesuai dengan langkah-langkah pembelajaran Problem Based Learning dan tergolong kategori cukup
baik, dengan hasil penilaian keterampilan membaca siswa pada siklus I, siswa yang tuntas ada 14 siswa dengan prosentase ketuntasan sebesar 70 siswa mencapai KKM
75. Hasil penilaian siklus I menunjukkan adanya hasil yang baik dengan rata-rata kelas 72,50. Oleh karena itu, pembelajaran masih terus dilakukan dengan perbaikan-
perbaikan yang ada. Pada siklus II secara keseluruhan dari observasi siswa sudah sesuai dengan
langkah-langkah pembelajaran Problem Based Learning dan tergolong kategori sangat baik telah tercapai kriteria keberhasilan, yaitu dengan hasil penilaian
keterampilan membaca siswa dalam kategori tuntas ada 18 siswa dengan prosentase ketuntasan sebesar 90 siswa mencapai KKM 75. Hasil ini menunjukkan adanya
peningkatan yang sangat baik dengan rata-rata kelas 83,75. Maka pembelajaranpun dihentikan berdasarkan kriteria keberhasilan tersebut.
59
Berdasarkan hasil observasi dan penilaian keterampilan membaca terlihat bahwa pembelajaran dengan menerapkan model Problem Based Learning dapat
meningkatkan keterampilan membaca siswa dalam belajar bahasa Indonesia.
D. Pembahasan Temuan Penelitian
Pada pelaksanaannya, penelitian ini dilakukan dalam dua siklus mulai dari 19 Mei 2016 sampai 26 Mei 2016 dari kedua siklus yang telah dilaksanakan terlihat
adanya peningkatan hasil membaca siswa dengan penerapan model Problem Based Learning, hal tersebut diperkuat juga dengan peningkatan aktivitas siswa dari siklus
ke siklus. Penilaian keterampilan membaca diberikan kepada siswa sebanyak dua kali yaitu tes membaca di akhir siklus.
Pada pelaksanaan siklus I terdapat beberapa kendala yang di alami oleh siswa, diantaranya pada saat diskusi banyak siswa yang lebih mengandalkan temannya yang
aktif dan pintar, ada juga siswa yang berdiskusi sambil mengobrol, mereka masih terlihat kurang semangat dan bermalas-malasan dalam membaca, ada beberapa siswa
juga yang tidak menghargai temannya ketika sedang membaca. Mereka tidak bertanya ketika kesulitan dalam menentukan masalah dalam teks. Hal ini terlihat ketika di awal
pelajaran, mereka tampak malas untuk memulai pelajaran sedangkan ketika pelajaran berakhir mereka terlihat senang, maka dengan demikian hasil observasi siswa
tergolong cukup baik. Berdasarkan hasil skor rata-rata penilaian membaca pada siklus I yaitu 72,50 adalah sebanyak 14 siswa mencapai ketuntasan yang nilainya
memperoleh ≥ 75, jika di persentasekan hanya 70 siswa mencapai KKM 75. Sementara siswa yang membacanya 75 berjumlah 6 siswa atau sekitar 30. Dari
keterangan di atas angka tersebut belum mencapai kriteria keberhasilan yang diinginkan oleh peneliti yaitu sebesar 85 dengan KKM 75. Dan hasil dari aktivitas
siswa pada siklus ini hanya dengan kategori baik. Dapat disimpulkan bahwa pada siklus I ini, keterampilan membaca siswa
belum sepenuhnya terbangun. Selain itu, belum tercapainya kriteria tersebut disebabkan karena siswa masih belum terbiasa dengan pembelajaran menggunakan
model Problem Based Learning. Oleh karena itu, pembelajaran masih dilanjutkan dengan siklus II.
60
Temuan peneliti pada siklus II menunjukkan adanya perubahan aktivitas pembelajaran siswa yang tergolong sangat baik. Hasil keterampilan membaca siswa
juga dapat dilihat dengan nilai rata-rata siswa mengalami peningkatan dari 72,50 menjadi 83,75. Dari data tersebut dapat diketahui bahwa siswa yang memperoleh nilai
≥ 75 dari 14 siswa sekitar 70 menjadi 18 siswa atau 90 siswa mencapai KKM 75. Perolehan hasil aktivitas siswa juga meningkat dari kategori baik menjadi sangat baik.
Kondisi ini menunjukkan telah terjadi peningkatan yang signifikan dari tindakan siklus I ke siklus II. Maka disimpulkan bahwa tindakan pada siklus II telah mencapai
kriteria keberhasilan yang diinginkan yaitu sebesar 85 dengan KKM 75. Hal ini dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 4.6 Perolehan Statistika Deskriptif dari Hasil Membaca Siklus I dan Siklus II
Keterangan Siklus I
Siklus II
Rata-rata 72,50
83,75 Nilai Tertinggi
95 100
Nilai Terendah 40
50
Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa peningkatan keterampilan membaca siswa diikuti pula dengan peningkatan aktivitas belajar siswa
dengan model Problem Based Learning. Oleh karena itu, peneliti memutuskan untuk menghentikan penelitian sampai pada siklus II, karena pada siklus ini hasil penilaian
keterampilan membaca siswa telah memenuhi indikator keberhasilan membaca, serta aktivitas pembelajaran guru dan siswa sudah sesuai dengan langkah-langkah model
Problem Based Learning.