II. PEMBAHASAN
1. Desentralisasi Pendidikan
Beberapa pendekatan dalam menjelaskan desentralisasi yaitu desentralisasi dianggap salah satu arah kebijakan penting. Sebagai konsep
desentralisasi dapat dianggap sebagai tujuan komprehensif. Secara umum, desentralisasi adalah proses di mana kekuasaan dan tanggung jawab beralih
dari otoritas pusat kepada pemerintah daerahlokal. Dalam pendidikan, kekuasaan dan tanggung jawab mencakup spektrum yang luas dari isu-isu..
Sebagai contoh, salah satu sistem pendidikan yang paling terdesentralisasi di dunia, yaitu Amerika Serikat, distrik sekolah lokal memiliki otoritas untuk
mengumpulkan dana pajak dan otoritas pengeluaran dana secara mandiri. Dalam sistem yang sangat terpusat, pemerintah pusat mengumpulkan
penerimaan pajak yang diperlukan untuk pendidikan dan mengalokasikan sumber daya tanpa campur tangan oleh pemain lokal Kim, 2010.
Manfaat yang diharapkan dari desentralisasi sering dikaitkan dengan gagasan meningkatkan partisipasi demokratis dan pemberdayaan dan
meningkatkan respon pemerintah untuk kebutuhan lokal Dyer, 2005. Deskripsi mengenai perbedaan sentralisasi dan desentralisasi dapat dilihat pada gambar
skema berikut.
a. skema sentralisasi b. skema desentraliasi
Sumber: Healey Crouch 2012.
5
Sebagaimana diatur dalam Pasal 1 UU Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah, desentralisasi dipahami sebagai penyerahan wewenang
pemerintahan oleh pemerintah kepada daerah otonom untuk mengatur dan mengurus urusan pemerintahan dalam sistem Negara Kesatuan Republik
Indonesia. Otonomi daerah merupakan bagian yang melekat dari implementasi sistem desentralisasi. Desentralisasi ditandai dengan adanya penyerahan
sebagian urusan pemerintahan yang sebelumnya menjadi kewenangan pusat untuk menjadi kewenangan daerah Johan, 2012.
Cakupan desentralisasi pendidikan yaitu seluruh substansi dari manajemen pendidikan, seperti kurikulum, tenaga kependidikan, keuangan, dan
sarana-prasarana pendidikan. Tujuan utama desentralisasi pendidikan adalah untuk menumbuhkembangkan kemandirian pemerintah daerah dan masyarakat
dalam mengelola pendidikan. Desentralisasi pendidikan di daerah harus diprioritaskan pada upaya meningkatkan pratisipasi masyarakat dalam
penyelenggaraan pendidikan. Secara substansi desentralisasi manajemen pendidikan menyertakan peraturan perundang-undangan yang mengatur batas-
batas kewenangan, bidang garapan mana yang secara mandiri menjadi hak dan kewajiban, bagaimana hak dan kewajiban tersebut dipertanggungjawabkan
Irianto, 2010 a. Desentralisasi Perundang-undangan Pendidikan, salah satu keberhasilan
desentralisasi pendidikan tergantung pada dukungan peraturan perundang- undangan. Peraturan perundang-undangan tersebut sebagai komitmen
politik yang bersumber dari amanat rakyat. Political will kemauan politik para pembuat kebijakan pendidikan di tingkat pusat dan daerah. Kemauan
politik ini harus konkrit dalam wujud peraturan perundang-undangan. b. Desentralisasi Organisasi Kelembagaan Pendidikan, pembaharuan struktur
kelembagaan pendidikan di daerah perlu memperhatikan kewenangan, kemampuan dan kebutuhan dengan berazaskan pada demokratisasi,
pemberdayaan dan pelayanan umum di bidang pendidikan. c. Desentralisasi Manajemen Kurikulum Pendidikan, desentralisasi manajemen
kurikulum berkenaan dengan kemampuan daerah dalam aspek relevansi. Relevansi kurikulum untuk mengatasi penggangguran lulusan akibat tidak
relevannya kurikulum dengan kondisi daerah. d. Desentralisasi Manajemen Tenaga Kependidikan, banyak tenaga pengelola
pendidikan yang latar belakang pendidikannya tidak relevan dengan dunia 6
kerja yang ditekuninya. Desentralisasi pendidikan juga menuntut profesionalisasi ketenagaan.
e. Desentralisasi Manajemen Pembiayaan Pendidikan, dalam mengukur manfaat biaya pendidikan didasarkan pada konsep biaya pendidikan yang
bersifat lebih kompleks dari sekedar keuntungan. Efisiensi pendidikan meliputi cost-efectiveness dan cost benefit. Cost effectiveness dikaitkan
dengan perbandingan biaya input pendidikan dan efektivitasnya dalam mendukung hasil-hasil belajar. Cost benefit dikaitkan dengan analisis
keuntungan atas investasi pendidikan dari pembentukan kemampuan, sikap, keterampilan.
f. Desentralisasi Manajemen Sarana dan Prasarana Pendidikan, menyangkut fasilitas pendidikan yang erat kaitannya dengan kondisi tanah, bangunan
dan perabot yang menjadi penunjang terlaksananya proses pendidikan.
2. Desentralisasi dan Kualitas Pendidikan