I. SINOPSIS
1. Pendahuluan
Desentralisasi adalah satu bentuk reformasi yang paling dianjurkan untuk meningkatkan penyediaan layanan dasar seperti pendidikan di negara-negara
berkembang. Desentralisasi sebagai bentuk pengambilan keputusan yang lebih dekat dengan rakyat, desentralisasi dalam pemberian pelayanan dapat
meningkatkan relevansi dalam membuat keputusan dan meningkatkan akuntabilitas. Desentralisasi merupakan salah satu cara untuk meningkatkan
kualitas pendidikan. Desentralisasi dalam bidang pendidikan dapat juga diterjemahkan ke dalam perbaikan nyata dalam kualitas pendidikan.
Channa 2015 melakukan studi yang menelusuri perkembangan desentralisasi pendidikan dan dampaknya terhadap kualitas pendidikan selama
beberapa dekade terakhir pasca tahun 2000. Studi tersebut bertujuan untuk: 1 menyelidiki tren kunci dalam evolusi pendidikan sejak kebijakan desentralisasi
tahun 2000; dan 2 untuk menguji hubungan empiris antara desentralisasi dan kualitas pendidikan. Studi tersebut membahas tujuan dengan terlebih dahulu
meninjau pengalaman desentralisasi beberapa negara secara lebih umum, dan kemudian melakukan studi kasus secara rinci pada Negara Meksiko, Indonesia
dan Kenya. Hal tersebut untuk menggambarkan pendekatan yang berbeda terhadap bagaimana desentralisasi pendidikan dapat menghasilkan kualitas
hasil yang berbeda. Pentingnya studi ini untuk meningkatkan pemahaman kita tentang potensi desentralisasi, sehingga dapat memiliki implikasi kebijakan yang
lebih luas bagaimana negara-negara mengatasi tantangan di masa depan berkaitan dengan kualitas pendidikan yang rendah.
2. Desentralisasi dan Kualitas Pendidikan
Pendidikan merupakan suatu proses yang kompleks, selain input seperti buku pelajaran dan guru, kualitas pendidikan juga tergantung pada pemahaman
dan tantangan pembelajaran lokal dan solusi yang tepat untuk mengatasi tantangan itu. Desentralisasi pendidikan memiliki kemampuan untuk
meningkatkan kualitas pendidikan. Hal ini didasarkan pada dua argumen yaitu: a. Pertama, keputusan mengenai lokasi pendidikan yang lebih dekat dengan
orang-orang bertanggung jawab dengan pelayanan pendidikan itu dapat meningkatkan relevansi pengambilan keputusan melalui pengetahuan yang
1
lebih besar tentang kebutuhan dan preferensi lokal. Standar pelayanan dari pemerintah pusat dianggap tidak mampu mengatasi tuntutan yang
heterogen. Dalam prakteknya, pemerintah daerah atau sekolah bisa meningkatkan pembelajaran dengan mengarahkan sumber daya yang lebih
besar ke daerah yang disesuaikan pada kebutuhan siswa di daerah. b. Kedua, desentralisasi dapat meningkatkan akuntabilitas dalam sistem
pendidikan dengan menempatkan pengambil keputusan lebih dekat dengan masyarakat. Stakeholder kemudian dapat menyuarakan aspirasi mereka,
serta memantau pelayanan pendidikan secara langsung. Desentralisasi menciptakan rute akuntabilitas yang lebih pendek dengan memberikan
layanan langsung kepada masyarakat. Melalui mekanisme ini, orang tua memantau guru untuk memastikan bahwa mereka benar-benar mengajar,
atau dengan menyuarakan aspirasi atas kinerja yang buruk dari sekolah atau pejabat lokal untuk membuat perbaikan.
3. Evolusi dalam Kebijakan Desentralisasi Pendidikan