Sistem Pemeliharaan Mesin Manajemen Pemeliharaan Pemesinan

5

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Manajemen Pemeliharaan Pemesinan

Dalam ilmu Manajemen Pemeliharaan, salah satu yang harus di perhatikan adalah di bidang Workshop, dimana terdapat berbagai macam mesin produksi. Mesin-mesin Produksi ini setiap waktu harus di tingkatkan peformanya dengan pemeliharaan. Upaya mengoptimalkan pemeliharaan telah banyak dilakukan, kesemuanya bertujuan untuk menjaga keandalan reliability dan ketersediaan availability sistem.Oleh sebab itu saat ini teknik pemeliharaan pabrik lebih banyak dikonsentrasikan pada pemeliharaan pencegahan preventiveuntuk menghindari kerusakan yang lebih serius. Jika tindakan pemeliharaan terhadap suatu plant menggunakan prinsip minimal maintenance approach, dan dikombinasikan dengan manajemen pemeliharaan yang terabaikan, maka hal ini akan memperpendek masa berguna useful life dari plant, dan mungkin juga akan menambah biaya lainnya seperti biaya kerusakan downtime cost dan berbagai denda yang timbul akibat dampak yang ditimbulkan oleh kerusakan sistemSumber: repository.usu.ac.idbitstream123456789.

2.1.1 Sistem Pemeliharaan Mesin

Tanpa adanya sistem pemeliharaan mesin yang baik, proses produksi pada suatu pabrik akan terganggu. Jika proses produksi terganggu, proses-proses lain Universitas Sumatera Utara 6 didalam pabrik itu juga akan menjadi kacau. Proses yang terganggu itu misalnya, bahan baku yang tertimbun di gudang penyimpanan, akibatnya proses pengiriman bahan baku baru menjadi terhambat karena gudang masih penuh. Kemudian pengiriman produk jadi juga akan terlambat. Bila produk pabrik merupakan bahan baku yang harus diproses lagi di pabrik lain, tenntunya proses produksi pabrik lain itu juga akan terhambat[1] SISTEM PEMELIHARAAN Gambar 2.1 Jenis manajemen pemeliharaan Jadi sangat penting untuk memiliki tim yang khusus menangani sistem pemeliharaan mesin dengan baik. Menurut Dhilon 2002, fungsi-fungsi dari departemen pemeliharaan dan organisasi: 1. Perencanaan dan perbaikan peralatanfasilitas pada standar-standar yang ditetapkan. Universitas Sumatera Utara 7 2. Pelaksanakan pemeliharaan preventif, khususnya pengembangan dan penerapan program kerja yang terjadwal untuk tujuan menjaga peralatanfasilitas beroperasi secara memuaskan. 3. Persiapkan anggaran biaya yang realistis terhadap personil pemeliharaan dan kebtuhan material. 4. Pengaturan logistik untuk menjamin ketersediaan komponenmaterial yangdiperlukan untuk tugas-tugas pemeliharaan. 5. Pemeliharaan pencatatan peralatan, servis dan lain -lain. 6. Pengembangan pendekatan-pendekatan yang efektif untuk memonitor kegiatan-kegiatan staf pemeliharaan. 7. Pengembangan teknik-teknik yang efektif untuk mengontrol tenaga operasi, tingkat manajer, dan kelompok-kelompok lainnya yang sadar akan aktifitas pemeliharaan. 8. Pelatihan terhadap staf pemeliharaan dan karyawan lainnya untuk meningkatkan keterampilan mereka dan kinerja yang efektif. 9. Peninjauan ulang rencana-rencana terhadap fasilitas, instalasi dan peralatan baru. 10. Penerapan metoda-metoda untuk meningkatkan keamanankeselamatan ditempat kerja dan pengembangan pendidikan keamanankeselamatan yang berhubungan dengan program-program staf pemeliharaan. Secara umum, ada beberapa sistem pemeliharaan mesin di dunia industri yaitu: Universitas Sumatera Utara 8 1. Sistem pemeliharaan sesudah rusak Breakdown Maintenance Sistem ini dilakukan tepat setelah ada mesin yang rusak.Perbaikan hanya dilakukan pada keadaan yang benar-benar perlu saja.Tujuannya adalah untuk mendapatkan penghematan waktu dan biaya. Kelemahan sistem ini adalah, kerusakan mesin akan terjadi berkali-kali dan frekuensi kerusakan hamper sama setiap tahunnya. Artinya, ada beberapa mesin yang paling sering diperbaiki, yang tentunya akan menyebabkan umur mesin tersebut semakin pendek setiap kali perbaikan dilakukan. Sebaiknya disediakan mesin cadangan untuk mencegah hal- hal yang tidak diinginkan. 2. Sistem pemeliharaan rutin Preventive Maintenance Sistem ini dilakukan pada mesin yang tidak bekerja maksimal lagi.Untuk mengetahui mesin mana yang tidak maksimal lagi, disusunlah jadwal pemeriksaan untuk tiap mesin.Jika saat pemeriksaan rutin ditemukan mesin dengan kinerja menurun, perbaikan langsung dilakukan.Contoh gejala yang menunjukkan turunnya kinerja mesin adalah semakin tingginya tingkat kebisingan, getaran dan konsumsi bahan bakar.Keuntungan sistem ini adalah kita dapat meramalkan lama perbaikan mesin, sebelum kerusakan menjadi lebih fatal, sehingga biaya perbaikan mesin dapat diminimalkan. 3. Sistem pemeliharaan ulang Corrective Maintenance Cara kerja sistem ini adalah menganalisa data-data perbaikan mesin selama beberapa tahun terakhir.Kemudian kita dapat menentukan mesin mana yang harus diperbaiki lebih dulu. Agar sistem ini dapat berjalan dengan baik, diperlukan Universitas Sumatera Utara 9 kerjasama antara tim inspeksi dan perencanaan, tim produksi, pekerja lapangan dan teknisi mesin. Dengan mereka saling bertukar informasi seputar mesin pabrik, akan diketahui prosedur perbaikan yang tepat pada mesin yang tepat, sehingga lamanya waktu perbaikan mesin dapat diminimalkan. 4. Sistem pemeliharaan proaktif Proactive Maintenance Konsep dasar sistem ini adalah mengoptimalkan sistem pemeliharaan yang ada, disesuaikan dengan kondisi suatu pabrik. Suatu pabrik dengan kapasitas produksi rendah tentunya tidak memerlukan sistem pemeliharaan yang terlalu kompleks, karena tidak akan efisien. Jadi cukup dengan sistem yang sederhana saja.Kemudian bila pabrik berada pada posisi yang strategis, misalnya di kompleks industri dimana fasilitas penunjang pabrik telah tersedia, kita dapat mengurangi fasilitas dalam pabrik untuk menghemat biaya pemeliharaan pabrik itu.[1]

2.1.2 Strategi Pemeliharaan