kemahasiswaan yang dilarang keberadaannya. Pelarangan kegiatan-kegiatan dan pembubaran organisasi juga terjadi pada semua ormas yang berada dibawah naungan PKI.
Pembubaran PKI dan ormas-ormasnya sedikit banyaknya telah membawa perubahan dalam konstalasi politik di Indonesia. PKI dan ormas-ormasnya yang selama ini bergerak
secara radikal dan revolusioner kini sudah tidak ada lagi keberadaannya. Dengan dibubarkannya PKI dan ormas-ormasnya tersebut, praktis tidak lagi gerakan-gerakan yang
bersifat radikal yang selalu melakukan pergolakan. Sifat yang dimiliki oleh PKI dan ormas- ormasnya sangat terdoktrin oleh ideologi komunisme yang selalu mengkedepankan konflik
terbuka terhadap pihak yang dianggap menghalangi kepentingannya. Dengan demikian, pada era politik soeharto 1965-1971 kekuatan PKI benar benar dikebiri dan melakukan tindakan
tegas bagi setiap orang yang berusaha untuk menentangnya. Dengan kondisi seperti ini, kekuatan PKI semakin melemah karena para kadernya telah ditanagkap dan mendapatkan
sanksi hukum. Sementara itu bagi kader-kader PKI yang tidak tertangkap terpaksa memilih untuk melarikan diri ke luar negeri karena keberadaannya didalam negeri sangat berbahaya.
IV. 1. 2. Komunisme Sebagai Paham Ideologi Terlarang
Gerakan 30 Sepetember yang oleh pemerintahan Soeharto yang dinyatakan murni sebagai pemberontakan yang didalangi oleh PKI ternyata tidak hanya berimbas kepada PKI
secara organisatoris. Komunisme tidak hanya dinyatakan terlarang secara organisatoris organ-organ yang menggerakan paham komunis tetapi jugag dilarang sebagai sebuah
paham ataupun ideologi politik. Artinya setiap lembaga ataupun individu tidak diperbolehkan untuk menggunkan faham komunisme sebagai ideologinya. Hal ini disebabkan karena
ideologi komunisme dinilai mempunyai kekuatan tersendiri untuk menggerakan setiap orang yang menerapkannya sebagai ideologi politiknya.
Universitas Sumatera Utara
Faham komunisme dianggap sebagai ajaran yang sangat membhayakan bagi masyarakat beragama seperti yang ada dalam masyarakat Indonesia. Hal ini berkaitan
mengenai ajaran komunisme yang tidak mempercayai adanya Tuhan Atheis sehingga sangat membahayakan apabila berada pada masyarakay yang berTuhan. Pemerintahan Soeharto
menganggap bahwa ajaranfaham komunisme harus segera diberantas agar tidak mempengaruhi masyarakat lainnya yang berpaham theis. Atas pertimbangan dapat
mengganggu ketentraman bagi keberadaan umat beragama berTuhan, maka keberadaan komunisme di Indonesia dinilai sangat membahayakan.
Pelarangan atas faham komunisme ini dipertegas dengan ditetapkannya Ketetapan MPRS Nomor XXVMPRS1966 tentang Pelarangan Faham Komunis pada tanggal 5 Juli
1966. Ketetapan dibuat sebagai sebuah upaya untuk memberikan kekuatan hukum pada aturan yang menyangkut mengenai penyebaran faham komunisme. Dengan demikian setiap
lembaga ataupun individu yang berfaham komunis akan mendapatkan sanksi hukum sesuai dengan ketentuan yang telah diatur. Selain karena sering terlibat dalam aksi-aksi
pemberontakan terhadap pemerintahan Republik Indonesia yang sering dilakukan oleh lembaga-lembaga yang berasas komunis, pelarangan atas faham komunisme juga sanagat
dipengaruhi oleh ajarannya yang dinilai sangat bertentangan dengan ideologi negara Indonesia yaitu Pancasila.
Pancasila merupakan ideologi negara yang sila pertamanya berasaskan atas Ketuhanan Yang Maha Esa. Dengan demikian, setiap masyarakat harus menjadi insan
beragama dan menghormati keberagaman umat beragama. Sedangkan ideologi komunis menolak konsepsi Ketuhanan karena dianggap tidak mempunyai hubungan dengan filsafat
materialistis yang menjadi sifat dari ajaran komunis itu sendiri. Oleh sebab itu diantara Pancasila dan Komunisme terdapat perbedaan yang sangat mendasar dalam ajarannya
masing-masing, sehingga diantara ideologi Pancasila dan Komunisme tidak akan bisa hidup
Universitas Sumatera Utara
berdampingan dalam sebuah negara. Oleh sebab itu pembubaran dan pelarangan atas faham- faham Komunisme harus dilakukan sebagai upaya untuk menyelamatkan ideologi negara.
Pelarangan terhadap faham komunis tidak hanya meliputi larangan terhadap penggunaan ideologi tersebut, melainkan juga menyangkut kepada pelarangan terhadap
peredaran buku-buku yang berfaham komunis. Pelarangan atas peredaran buku yang berfaham komunis ini lebi lengkapnya tertera dalam Keputusan Jaksa Agung No. Kep
052JA1981 pada tanggal 29 Mei 1981. Peraturan ini juga menyangkut kepada larangangan peredaran buku karangan Pramoedya Ananta Toer.
41
41
Pramoedya Ananta Toer merupkan seorang pengarang dan salah satu tokoh Lekra Underbow PKI. Beberapa karangannya yang terkenal dan dilarang beredar pada era politik Soeharto adalah Bumi manusia,
Anak Semua Bangsa, Jejak Langka dan Rumah Kaca. Keempat karyanya ini ditulis selama menjalani masa tahanan di Pulau Buruh.
Ini merupakan sebuah usaha yang dilakukan oleh pemerintahan Soeharto dalam mencegah secara dini penyebaran faham
komunisme melalui media buku. Dengan demikian selam era politik Soeharto sangat sulit untuk menemukan buku-buku yang berhaluan komunisme, sehingga menyebabkan
keterbatasan bagi pelajar dalam usahanya untuk mempelajari literatur yang berhubungan dengan komunisme. Keterbatasan untuk memperkaya khasanah intelektual mengenai
komunisme juga semakin dipersulit dengan dikeluarkannya Instruksi Menteri P dan K dengan surat edaran No. 703.106Sekjen PDK1980 tanggal 27 september 1980 tentang larangan
membeli dan menyimpan buku yang berfaham komunis. Peraturan yang melarang peredaran buku-buku yang berfaham komunis ini secara tidak langsung merupakan sebagai sebuah
upaya pengekangan dalam menambah wawasan intelektual. Namun dengan alasan komunisme dapat menjadi ancaman bagi ideologi negara, maka peredaran akan buku-buku
yang berfaham komunis sebenarnya bersifat ilmiah terpaksa harus ditarik dari peredaran semasa masa pemerintahan Soeharto.
Universitas Sumatera Utara
Ketetapan MPRS Nomor XXVMPRS1966 juga berdampak terhadap masyarakat yang masih mennganut kepercayaan-kepercayaan lokal yang mayoritas berada pada daerah-
daerah politik. Masyarakat yang masih menganut kepervayaan lokal sangat mungkin untuk diidentikan sebagai golongan komunis yang tidak mempercayai Tuhan. Kondisi ini akan
membuat mereka menjadi berbahaya apabila tetap bertahan pada ajaran lokal tersebut karena takut disangka sebagai penganut faham komunisme. Untuk itu mereka akan cenderung lebih
memilih memeluk salah satu agama yang diakui oleh pemerintah untuk sekedar menghindari tudingan sebagai orang yang dinyatakn komunis. Ini berarti, mereka menjadi beragama bukan
atas pemahaman mereka tentang ajaran tersebut, melainkan hanya sekedar ketakutan belaka. Selama pemerintahan Soeharto, komunisme selalu di ilustrasikan sebagai sesuatu
yang menakutkan dan sama sekali tidak memiliki nilai-nilai kebaikan yang patut ditiru. Hal ini tentu sangat jauh berbeda ketika kita melihat keberadaan komunisme di era Soekarno
Orde lama. Pada masa pemerintahan Soekarno, komunisme selalu mendapat tempat yang cukup istimewa dalam dunia politik. Komunisme PKI bahkan selalu mendapat pembelaan
dari Soekarno apabila mendapat tekanan dari lawan-lawan politiknya. Pada masa pemerintahan Soekarno, komunisme merupakan salah satu pilar politik negara yang
terangkum dalam konsep Nasakom Nasioanalis, Agama, Komunis. Namun sejak era politik Soeharto bergulir, konsep Nasakom di bubarkan dan mengeluarkan komunisme sebagai pilar
politik bernegara.
IV. 1. 3. Penggolongan Terhadap Anggota PKI