derajat desentralisasi fiskal antara pemerintah pusat dan daerah dan derajat kemandirian daerah. Derajat desentralisasi fiskal dan derajat kemandirian daerah
digunakan untuk mengukur seberapa jauh penerimaan yang berasal dari daerah dalam memenuhi kebutuhan daerah. Musgrave, 1991
3.4.1. Analisis Derajat Desentralisasi Fiskal
Besarnya derajat desentralisasi fiskal dapat dilakukan melalui analisis rasio. Reksohadiprojo dalam Munir, 2004 : 101 menjelaskan bahwa untuk
derajat desentralisasi fiskal antara pemerintah pusat dan daerah terdapat tiga ukuran rasio yaitu:
a Rasio PAD terhadap TPD Total Pendapatan Daerah. b Rasio BHPBP Bagi Hasil Pajak dan Bukan Pajak untuk Daerah terhadap
TPD Total Pendapatan Daerah. c Rasio Sumbangan dan Bantuan SB terhadap TPD Total Pendapatan
Daerah. Dalam Penelitian ini digunakan ukuran rasio yang pertama yaitu Rasio
PAD terhadap TPD Total Pendapatan Daerah dengan rumus sebagai berikut:
Rasio PAD terhadap TPD
Dimana pengukuran derajat desentralisasi fiskal daerah KabupatenKota dengan menggunakan administrative independency ratio yaitu rasio antara PAD
dengan total APBD suatu daerah dalam kurun waktu tertentu minus transfer dari Pendapatan Asli Daerah PAD
= X 100
Total Pendapatan Daerah TPD
Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara
pemerintah pusat Dhiratayakinnat dalam Munir, 2004 dengan Skala Interval Derajat Desentralisasi Fiskal sebagai berikut:
Tabel 3.1 Skala Interval Derajat Desentralisasi Fiskal
PADTPD Kemampuan Keuangan
Daerah 0,00 – 10,00
10,01 – 20,00 20,01 – 30,00
30,01 – 40,00 40,01 – 50,00
50,00 Sangat Kurang
Kurang Sedang
Cukup Baik
Sangat Baik
Sumber : Tim Litbang Depdagri – Fisipol UGM, 1991 dalam Munir, dkk. 2004 : 106
3.4.2 Analisis Rasio Kemandirian Keuangan Daerah
Besarnya Rasio Kemandirian Keuangan Daerah dapat diperoleh dengan
rumus sebagai berikut Sumardi. 2008 : Rasio Kemandirian Keuangan Daerah
Tolak ukur rasio kemandirian keuangan daerah dapat dijelaskan dengan menggunakan skala Interval Rasio Kemandirian Keuangan Daerah seperti dalam
tabel di bawah ini:
Tabel 3.2 Skala Interval Rasio Kemandirian Keuangan Daerah
Sumber : http:www.docstoc.com PAD dan peta kemampuan keuangan daerah.
Kemampuan Keuda RKKD
Pola Hubungan
Rendah Sekali 0 sd 25
Instruktif Rendah
25 sd 50 Konsultatif
Sedang 50 sd 75
Partisipatif Tinggi
75 sd 100 Delegatif
Pendapatan Asli Daerah =
Bantuan Sumbangan
Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara
Adapun Pola hubungan Keuangan Daerah tersebut dapat diinterpretasikan sebagai berikut :
- Pola Hubungan Instruktif : Peranan pemerintah pusat lebih dominan dari
pada kemandirian pemerintah daerah Daerah tidak mampu melaksanakan otonomi daerah
- Pola Hubungan Konsultatif : Campur tangan pemerintah pusat sudah
mulai berkurang, karena daerah dianggap sedikit lebih mampu melaksanakan otonomi.
- Pola Hubugan Partisipatif : Peranan pemerintah pusat semakin berkurang,
mengingat daerah yang bersangkutan tingkat kemandiriannya mendekati mampu melaksanakan urusan otonomi.
- Pola Hubungan Delegatif : Campur tangan pemerintah pusat sudah tidak
ada, karena daerah telah benar-benar mampu dan mandiri dalam melaksanakan urusan otonomi daerah.
3.4.3 Analisis Peta Kemampuan Keuangan Daerah