57
F1 F2 F3 F4 F5 F6 F7 F8 F9 F10 F11 F12 F13 F14 F15 F
ri a
bi lit
a s
Friabilitas Tablet
1 0.9
0.8 0.7
0.6 0.5
0.4 0.3
0.2 0.1
0.31 0.31 0.47
0.24 0.46
0.39 0.63
0.16 0.91
0.46 0.92
0.37 0.52 0.55
0.46
Kalsium Laktat
Parasetamol
Antalgin
FK1 FK2 FK3 FK4 FK5 FP1 FP2 FP3 FP4 FP5 FA1 FA2 FA3 FA4 FA5
Formula
Gambar 4.6 Diagram friabilitas beberapa tablet dengan jenis dan persentase
disintegran yang berbeda
4.3.3 Uji waktu hancur
Dari Tabel 4.3 diperoleh waktu hancur dari beberapa tablet secara cetak langsung dan granulasi basah. Pada tablet kalsium laktat yang dibuat secara cetak
langsung FK1 – FK5 didapat bahwa semakin tinggi konsentrasi pati talas yang
diberikan, semakin cepat waktu hancurnya FK3FK2FK1, bahkan dibandingkan dengan primojel dan amilum manihot FK4 dan FK5, waktu
hancur tablet kalsium laktat dengan menggunakan pati talas 5 sebagai disintegran lebih cepat daripada kedua pembanding tersebut. Hal ini menunjukkan
bahwa pati talas memiliki daya hancur yang baik untuk tablet cetak langsung. Pada F3 dengan menggunakan pati talas 15 sebagai disintegran menunjukkan
hasil yang terbaik. Tablet parasetamol yang dibuat dengan metode granulasi basah FP1
– FP5, waktu hancurnya semakin cepat dengan penambahan konsentrasi pati talas
sebagai bahan pengembangnya FP3FP2FP1. Pada FP2, waktu hancurnya hampir sama dengan FP5 yang menggunakan amilum manihot sebagai
Universitas Sumatera Utara
58 disintegrannya. Sedangkan pada FP3, daya hancur pati talas lebih kuat dibanding
primojel dan amilum manihot sebagai pembandingnya dalam pembuatan tablet parasetamol tersebut secara granulasi basah. Hal tersebut menunjukkan bahwa
pati talas memiliki daya hancur yang baik. Pada FP3 menggunakan pati talas 15 sebagai disintegran memberikan hasil yang terbaik.
Pada pembuatan tablet antalgin secara granulasi basah dengan menggunakan pati talas sebagai disintegran FA1
– FA5, diperoleh hasil yang berbeda dari tablet sebelumnya. Pada formula ini, semakin tinggi konsentrasi pati
talas yang digunakan sebagai disintegran justru semakin memperlambat waktu hancurnya FA3FA2FA1. Dengan demikian, semakin besar konsentrasi pati
talas yang diberikan justru efeknya lebih sebagai pengikat, sehingga waktu hancurnya semakin lama. Hal ini disebabkan pati talas mengandung amilopektin
yang cukup tinggi. Menurut Apriani, dkk., 2011, kadar amilopektin pada pati talas sekitar 64,56 - 70,24 sehingga memberikan daya kohesi dan adhesi pada
massa tablet jika dikombinasi dengan bahan obat yang bersifat hidrofil seperti halnya antalgin dengan metode granulasi basah. Pada FA1 menggunakan pati
talas 5 sebagai disintegran menunjukkan hasil yang terbaik. Dari semua formula, tablet kalsium laktat memiliki waktu hancur yang
paling cepat 1,56 – 2,23 menit dibandingkan formula tablet parasetamol 5,5 –
10,41 menit dan formula tablet antalgin 5,75 – 9,83 menit. Formula tablet
kalsium laktat dibuat menggunakan metode cetak langsung yang mana tidak menggunakan bahan pengikat, sehingga penetrasi air lebih cepat dan
meningkatkan porositas sediaan yang menjadikannya lebih cepat hancur. Dalam penelitiannya Ahmed dan Khan 2013 yang membandingkan 3 metode ekstraksi
Universitas Sumatera Utara
59
F1 F2 F3 F4 F5 F6 F7 F8 F9 F10 F11 F12 F13 F14 F15
Wa k
tu h
a nc
ur m
e ni
t
2
pati talas terhadap potensinya sebagai disintegran pada pembuatan tablet plasebo dengan beberapa metode pembuatan tablet, dimana hasil penelitiannya diperoleh
waktu hancur dari formula tablet yang dibuat dari pati talas konsentrasi 3 yang diekstraksi secara sederhana dengan air pada metode cetak langsung waktu
hancurnya juga lebih cepat dibandingkan dengan granulasi basah. Pada formula tablet parasetamol dan antalgin, menggunakan metode
granulasi basah, dimana yang membedakan keduanya yaitu sifat dari bahan aktif masing-masing. Parasetamol bersifat hidrofob sedangkan antalgin bersifat
hidrofil. Perbedaan sifat kedua zat aktif tersebut dapat mempengaruhi waktu hancur masing-masing formula dengan peningkatan konsentrasi pati talas yang
diberikan sebagai disintegran. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat Gambar 4.7 di bawah ini:
Waktu Hancur
11 10
9 8
7 6
5 4
3
2 1.78 1.56
1
2.23 2.13 10.41
7.56 5.55
6.76 7.66
5.75 8.53
9.83 7.34
8.35
Kalsium Laktat
Parasetamol Antalgin
FK1 FK2 FK3 FK4 FK5 FP1 FP2 FP3 FP4 FP5 FA1 FA2 FA3 FA4 FA5
Formula
Gambar 4.7 Diagram waktu hancur beberapa tablet dengan jenis dan persentase
disintegran yang berbeda
Universitas Sumatera Utara
60
4.3.4 Penetapan kadar kalsium laktat