air mulai dari mata air sampai muara dengan dibatasi kanan dan kirinya serta sepanjang pengalirannya oleh garis sempadan Rahmawati, 2011.
Secara alami, fungsi sungai adalah sebagai penyalur masa hujan yang jatuh di daratan dan mengalir ke laut berdasarkan prinsip garvitasi. Karenanya,
bila alur alirannya terganggu tersumbat, masa airnya akan meluap dan akibatnya akan terjadi banjir. Keadaan sungai di daerah hulu yang terletak di dataran tinggi
merupakan daerah rawan erosi dan keadaan sungai di daerah hilir yang terletak di dataran rendah merupakan daerah rawan deposisi, sehingga antara kedua daerah
tersebut hulu dan hilir keadaan perairannya, terutama kualitas airnya berbeda sekali Payne, 1986 dalam Gonawi, 2009.
2.3 Faktor Fisik Kimia Perairan
Air sungai memiliki beberapa sifat fisik kimia yang pengaruhnya sangat besar terhadap kehidupan organisme yang hidup di dalamnya. Menurut Kristanto
2002, sifat-sifat fisik kimia air yang umum diuji dan dapat digunakan untuk menentukan tingkat pencemaran air adalah nilai pH, suhu, oksigen terlarut,
karbondioksida, warna dan kekeruhan, jumlah padatan, kecepatan arus sungai, dan nitrat.
Menurut Prianto et al., 2010, beberapa parameter diperairan kadangkala menjadi faktor pembatas terhadap pertumbuhan dan perkembangan sumberdaya
perikanan. Sebagai contoh oksigen dapat dijadikan sebagai faktor pembatas bagi pertumbuhan ikan. Jika diperairan terdapat ikan dalam jumlah yang besar
sedangkan konsentrasi oksigen terbatas maka sebagian ikan akan mengalami kematian dan hanya ikan yang mampu beradaptasi yang dapat hidup.
2.3.1 Suhu
Pengukuran temperatur air merupakan hal yang mutlak dilakukan. Hal ini disebabkan karena kelarutan berbagai jenis gas di dalam air serta semua aktivitas
biologis-fisiologis di dalam ekosistem akuatik sangat dipengaruhi oleh temperatur Barus, 2004.
Suhu sangat berpengaruh terhadap keberadaan dan aktivitas organisme, sebab pada umumnya organisme memiliki kisaran suhu tertentu
supaya dapat melakukan aktivitas optimalnya Hariyanto et al, 2008. Suhu juga
Universitas Sumatera Utara
akan menyebabkan kenaikan metabolisme organisme perairan, sehingga kebutuhan oksigen terlarut menjadi meningkat Taqwa, 2010.
M enurut hukum Van’t Hoffs, kenaikan temperatur sebesar 10
C akan meningkatkan laju metabolisme dari organisme sebesar 2-3 kali lipat. Peningkatan
temperatur di perairan sangat mempengaruhi kelangsungan hidup semua organisme air. Akibat meningkatnya laju metabolisme, akan menyebabkan
konsumsi oksigen meningkat, sementara di lain pihak dengan naiknya temperatur akan menyebabkan kelarutan oksigen dalam air akan berkurang. Hal ini dapat
menyebabkan organisme air akan mengalami kesulitan untuk melakukan respirasi. Pola temperatur ekosistem air dipengaruhi oleh berbagai faktor seperti intensitas
cahaya matahari pertukaran panas antara air dengan udar sekelilingnya, ketinggian geografis dan juga oleh faktor kanopi dari pepohonan yang tumbuh di tepi Barus,
2004.
2.3.2 Arus
Menurut Odum 1996, arus air merupakan ciri utama dari jenis perairan mengalir. Kecepatan arus dapat bervariasi sangat besar, di tempat yang berbeda
dari suatu aliran yang sama membujur atau melintang dari poros arah aliran dan dari waktu ke waktu dan merupakan faktor berharga yang patut dipertimbangkan
untuk dapat diukur, kecepatan arus di sungai ditentukan oleh kemiringan, kekerasan, kedalaman, dan kelebaran dasarnya.
Arus air adalah faktor yang mempunyai peranan yang sangat penting baik pada perairan lotik maupun pada perairan lentik. Hal ini berhubungan dengan
penyebaran organisma, gas-gas terlarut dan mineral yang terdapat di dalam air. Kecepatan aliran air akan bervariasi secara vertikal. Arus air pada perairan lotik
umumnya bersifat turbulen, yaitu arus yang bergerak ke segala arah sehingga air akan terdistribusi ke seluruh bagian dari perairan tersebut. Arus terutama
berfungsi dalam pengangkutan energi panas dan substansi yang terdapat di dalam air Barus, 2004.
Menurut Payne 1986 dalam Gonawi 2009, arus tergantung pada alur sungai, lokasi arus tercepat dapat berada di tengah atau pinggiran sungai. Pada
alur sungai yang lurus, arus yang tercepat berada di tengah sungai. Hal ini adalah
Universitas Sumatera Utara
sesuai dengan hukum fisika mengenai gesekan friction yaitu daerah yang terbebas dari gesekan adalah daerah yang tercepat arusnya. Pada alur sungai yang
berkelok meander, bagian yang tercepat arusnya adalah di pinggir bagian luar sungai.
2.3.3
Kedalaman Sungai
Kedalaman merupakan salah satu parameter fisika, dimana semakin dalam perairan maka intensitas cahaya yang masuk semakin berkurang. Kedalaman
merupakan wadah penyebaran atau faktor fisik yang berhubungan dengan banyak air yang masuk kedalam suatu sistem perairan Lumban Batu, 1983.
2.3.4 Penetrasi Cahaya