responden berada pada kategori cukup sebanyak 44 orang 63,8 , dan minoritas responden
pada kategori kurang sebanyak 8 orang 11,6. Gambaran ini dapat dilihat pada tabel 5.9 sebagai berikut :
Tabel 5.9 Distribusi Frekuensi Berdasarkan Lingkungan dalam Pemberian ASI
Eksklusif di Wilayah Kerja Puskesmas Dewantara Tahun 2013
No. Lingkungan Frekuensi Persentase
1. Baik 7 24,6
2. Cukup 44 63,8
3. Kurang 8 11,6
Total 69 100,0
B. Pembahasan
1. Motivasi intrinsik
Menurut Hurlock 2000, bahwa motivasi intrinsik menunjuk pada proses gerakan, termasuk situasi yang mendorong yang timbul dalam diri
individu, tingkah laku yang ditimbulkan oleh situasi tersebut dan tujuan atau akhir daripada gerakan atau perbuatan sehingga mendapatkan tujuan yang
dikehendaki dan dapat selaras dengan waktu yang ada, selajan dengan pendapat Sabur 2003, yang mengatakan bahwa motivasi intrinsik adalah
semua faktor internal yang mengarah pada berbagai jenis perilaku yang bertujuan, semua pengaruh internal seperti Kebutuhan needs yang berasal
dari fungsi- fungsi organisme, dorongan, dan keinginan, aspirasi, dan selera sosial yang bersumber dari fungsi- fungsi tersebut Berdasarkan hasil
penelitian yang telah dilakukan, untuk motivasi intrinsik ibu dalam pemberian ASI eksklusif diperoleh bahwa mayoritas responden berada pada
kategori cukup sebanyak 46 orang 66,7 . Hal ini berkaitan dengan
Universitas Sumatera Utara
pendidikan responden yang mayoritas hanya sampai tingkat SMP sebanyak 29 orang 53,6, Faktor umur dan pendidikan ibu berpengaruh pada
pengambilan keputusan dalam pemeliharaan kesehatan Notoatmodjo, 2003,
menurut Depkes RI 2002, bahwa pendidikan yang dijalani seseorang memiliki pengaruh pada peningkatan kemampuan berpikir,
dengan kata lain seseorang yang berpendidikan lebih tinggi akan dapat mengambil keputusan yang lebih baik, rasional, umumnya terbuka untuk
menerima perubahan dibandingan dengan individu yang berpendidikan lebih rendah. Tingkat pengetahuan ibu yang rendah berakibat pada motivasi ibu
dalam menghadapi masalah, terutama dalam pemberian ASI eksklusif.
Sesungguhnya motivasi itu sendiri bukan merupakan sesuatu kekuatan yang netral, atau kekuatan yang kebal tehadap pengaruh faktor-faktor lain Sabur, 2003,
sejalan dengan pendapat Taufik 2007, yang mengatakan bahwa motivasi intrinsik dipengaruhi oleh beberapa faktor, seperti kebutuhan, harapan dan minat.
Menurut Roesli 2008 motivasi ibu memberikan ASI ekskusif karena ASI dapat memenuhi kebutuhan bayi akan energi dan gizi selama 6 bulan pertama
kehidupannya, sehingga dapat mencapai tumbuh kembang yang optimal. Menurut Suarli 2009, yang mengatakan bahwa kebutuhan memotivasi manusia untuk
menjadikan dirinya sendiri yang berfungsi secara penuh dan mendorong serta mengarahkan seseorang. Hasil penelitian menunjukkan bahwa berdasarkan
kebutuhan dalam pemberian ASI eksklusif, mayoritas responden berada pada kategori cukup sebanyak 40 orang 58,0 . Hal ini berkaitan dengan paritas
responden yang mayoritas multipara sebanyak 35 orang 50,7. Menurut Arini 2012, menyatakan bahwa paritas dalam menyusui adalah berhubungan dengan
pengalaman pemberian ASI eksklusif, menyusui pada kelahiran anak sebelumnya, kebiasaan menyusui dalam keluarga, serta pengetahuan tentang manfaat ASI dapat
Universitas Sumatera Utara
memenuhi kebutuhan bayinya berpengaruh terhadap keputusan ibu untuk menyusui bayinya atau tidak.
Menurut Suarli 2009, harapan terutama harapan akan masa depan yang merupakan informasi objektif dari lingkungan yang mempengaruhi sikap dan
perasaan subjektif seseorang. Ditinjau berdasarkan harapan dalam pemberian ASI eksklusif, mayoritas responden berada pada kategori cukup sebanyak 46 orang
66,7 , menurut Prasetyono 2009 harapan ibu memberikan ASI eksklusif agar bayinya tumbuh menjadi anak yang pintar. Sejalan dengan pendapat Taufik, 2007,
yang mengatakan bahwa harapan timbul karena seseorang dimotivasi untuk mencapai tujuan atau keinginan tertentu. Harapan seseorang seharusnya harapan-
harapan yang realistis dan dapat dicapai. Jadi, seseorang dimotivasi oleh adanya harapan dan pencapaian kepada keberhasilan.
Ditinjau berdasarkan minat dalam pemberian ASI eksklusif, mayoritas responden berada pada kategori cukup sebanyak 32 orang 46,4 . Menurut
Depkes RI 2007 bahwa pentingnya minat pada diri manusia karena minat sebagai sumber motivasi yang kuat, minat menjadi faktor pendorong untuk melakukan
sesuat. Menurut Hasibuan 2006 bahwa minat akan memperkuat motivasi seseorang, sebagai suatu tenaga psikis yang akan mendorong individu untuk
melakukan suatu kegiatan dalam mencapai suatu tujuan dan semakin sering minat diekspresikan dalam kegiatan maka semakin kuat keinginan untuk mencapai objek
tersebut dalam hal ini minat dalam pemberian ASI eksklusif pada bayi. Hasil penelitian ini sesuai dengan teori motivasi yang dikemukakan oleh
Abraham Maslow pada tingkatan ketiga hirarki kebutuhan Maslow yaitu motivasi yang cukup akan memenuhi kebutuhan maslow pada tingkatan kebutuhan akan
Kebutuhan akan rasa cinta dan rasa memiliki berinteraksi dengan orang lain, diterima, memiliki. Pencapaian kebutuhan tersebut dapai diraih dengan mengasah
Universitas Sumatera Utara
minat serta memotivasi diri, dalam hal ini mendorong minat dan motivasi ibu menyusui dalam pemberian ASI eksklusif serta untuk terus melakukan sesuatu yang
akhirnya dapat memenuhi kebutuhan pada tingkatan kebutuhan Maslow kelima yaitu kebutuhan aktualisasi diri.
2. Motivasi Ekstrinsik
Menurut Notoatmojo 2005, motivasi ekstrinsik, yaitu motivasi yang berfungsi karena adanya rangsangan dari luar atau sebagai interaksi antara
perilaku dan lingkungan sehingga dapat meningkatkan, menurunkan atau mempertahankan perilaku. Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan,
untuk motivasi ekstrinsik dalam pemberian ASI eksklusif, diperoleh bahwa mayoritas responden berada pada kategori cukup sebanyak 46 orang
66,7. Hal ini berkaitan dengan pendidikan responden yang mayoritas hanya sampai tingkat SMP sebanyak 29 orang 53,6, Faktor umur dan
pendidikan ibu berpengaruh pada pengambilan keputusan dalam pemeliharaan kesehatan Notoatmodjo, 2003,
menurut Depkes RI 2002, bahwa pendidikan yang dijalani seseorang memiliki pengaruh pada
peningkatan kemampuan berpikir, dengan kata lain seseorang yang berpendidikan lebih tinggi akan dapat mengambil keputusan yang lebih baik,
rasional, umumnya terbuka untuk menerima perubahan dibandingan dengan individu yang berpendidikan lebih rendah. Tingkat pengetahuan ibu yang
rendah berakibat pada motivasi ibu dalam menghadapi masalah, terutama dalam pemberian ASI eksklusif.
Menurut Suarli 2009 bahwa motivasi ekstrinsik dipengaruhi situasi lingkungan dan sistem penghargaan. Situasi lingkungan pada umumnya
yaitu setiap individu terdorong untuk berhubungan dengan rasa mampunya
Universitas Sumatera Utara
dalam melakukan interaksi secara efektif dengan lingkungannya. Menurut Taufik 2007, yang mengatakan bahwa motivasi intrinsik dipengaruhi oleh
beberapa faktor, seperti motif, ransangan dan lingkungan. Menurut hasil penelitian yang didapat menunjukkan bahwa berdasarkan motif dalam
pemberian ASI eksklusif diperoleh hasil bahwa mayoritas responden berada pada kategori cukup sebanyak 38 orang 55,1. Hal ini berkaitan dengan
paritas responden yang mayoritas multipara sebanyak 35 orang 50,7. Menurut Arini 2012, Dalam pemberian ASI Eksklusif ibu yang sudah
menyusui anak sebelumnya sudah berpengalaman dibandingkan dengan ibu yang pertama kali menyusui. Semakin banyak jumlah anak dalam satu
keluarga maka semakin besar pula upaya dan perhatian orang tua untuk mengasuh dan akan meningkatkan motivasi dalam pemberian ASI eksklusif.
Agar seseorang bersedia untuk melakukan sesuatu seperti yang diharapkan, terkadang perlu diberikan ransangan. Dalam motivasi ransangan
dibagi menjadi dua, yaitu ransangan positif memberikan satu imbalan dan ransangan negatif memberikan hukuman. Rangsangan positif adalah
memberikan suatu imbalan yang dapat menyenangkan bagi seseorang yang memiliki suatu prestasi. Ransangan ini terdiri dari beberapa macam,
diantaranya adalah hadiah, pengakuan. Sedangkan ransangan negatif yaitu imbalan yang tidak menyenangkan berupa hukuman bagi orang yang tidak
melakukan atau berbuat seperti apa yang diinginkan. Ditinjau berdasarkan ransangan dalam pemberian ASI eksklusif diperoleh hasil bahwa mayoritas
responden berada pada kategori cukup sebanyak 40 orang 58,0, dan ditinjau berdasarkan lingkungan dalam pemberian ASI eksklusif diperoleh
hasil bahwa mayoritas responden berada pada kategori cukup sebanyak 44
Universitas Sumatera Utara
orang 63,8. Hal ini berkaitan dengan pendidikan responden yang mayoritas hanya sampai tingkat SMP sebanyak 29 orang 53,6. Proses
pendidikan di lingkungan keluarga dapat mempengaruhi motivasi ibu untuk memberikan ASI eksklusif kepada bayinya.
Menurut Suarli 2009, yang mengatakan bahwa motivasi dipengaruhi sistem penghargaan dan situasi
lingkungan. Sistem penghargaan yang diterima atau imbalan yang berupa karakteristik atau kualitas dari objek pemuas yang dibutuhkan yang dapat
mendorong individu untuk berperilaku dalam mencapai tujuan dan Situasi lingkungan pada umumnya yaitu setiap individu terdorong untuk
berhubungan dengan rasa mampunya dalam melakukan interaksi secara efektif dengan lingkungannya.
Teori motivasi Herzberg mengemukakan bahwa faktor yang mendorong seseorang untuk berusaha mencapai kepuasan dan menjauhkan diri dari
ketidakpuasan berupa faktor ekstrinsik yaitu hubungan antar manusia, imbalan, kondisi lingkungan, dan sebagainya serta faktor motivator faktor intrinsik berupa
pengakuan, kemajuan tingkat kehidupan, dan sebagainya faktor intrinsik sehingga dengan adanya faktor-faktor tersebut membangkitkan motivasi atau keinginan
seseorang dalam mencapai suatu tujuan dalam hal ini meningkatkan motivasi ibu menyusui dalam pemberian ASI eksklusif pada bayinya.
Universitas Sumatera Utara
BAB VI PENUTUP