Karakteristik dan Kondisi Tawangmangu

D. Karakteristik dan Kondisi Tawangmangu

1. Topografi dan Geologi

Tawangmangu secara keseluruhan berada pada ketinggian ± 1.200 meter diatas permukaan laut dengan ketinggian tanah 1- 4%. Kemiringan terbesar berada pada kawasan paling timur dengan kemiringan lebih dari 40 %. Kawasan ini memiliki kemiringan tanah yang tidak merata dan merupakan daerah lembah perbukitan. Suhu pada malam hari berkisar antara 8-12 ºC dan pada siang hari berkisar 15- 30 ºC.

Tipologi batuan Kecamatan Tawangmangu merupakan bagian geologi Kabupaten Karanganyar yangg terdiri atas batuan hasil gunung api kwarter muda, pliestosen fasies sedimen, pliestosen fasis gunung api dan hasil gunung api kwarter tua. Klasifikasi jenis tanah wilayah kecamatan ini termasuk dalam kompleks Andosol coklat kekuningan dan Litosol.

Gambar 17 Peta Kontur. Sumber: Bakosurnatal

2. Klimatologi

Kecamatan Tawangmangu mempunyai iklim bersifat tropis. Menurut data yang tertuang dalam Kabupaten Karanganyar dalam Angka 2005, curah hujan tertinggi terjadi pada bulan Januari yaitu sebesar 890 mm dan jumlah hari hujan terbanyak terjadi pada bulan Maret yaitu selama 24 hari.

Curah hujan terendah terjadi pada bulan Juli yaitu sebesar

21 mm. Sedangkan jumlah hari hujan terendah terjadi pada bulan mei yaitu sebanyak 1 hari hujan. Pada bulan Agustus tidak terjadi 21 mm. Sedangkan jumlah hari hujan terendah terjadi pada bulan mei yaitu sebanyak 1 hari hujan. Pada bulan Agustus tidak terjadi

Tawangmangu ini cocok sebagai tempat rekeasi dan peristirahatan. Secara rinci banyaknya curah hujan dan hari hujan diKecamatan

Tawangmangu dapat dilihat pada tabel berikut: ( tabel 6. curah hujan)

Sumber: kabupaten karanganyar dalam angka 2005

3. Hidologi

Kecamatan Tawangmangu dibatasi oleh Kali Timur disebelah selatan. Selain itu wilayah Kecamatan Tawangmangu juga dialiri Kali Gembong, Kali Samin dan Kali Blumbang. Kebutuhan air yang digunakan sehari – hari berasal dari Kecamatan Tawangmangu dibatasi oleh Kali Timur disebelah selatan. Selain itu wilayah Kecamatan Tawangmangu juga dialiri Kali Gembong, Kali Samin dan Kali Blumbang. Kebutuhan air yang digunakan sehari – hari berasal dari

bersih selain dilayani oleh PDAM. Ada sebagian penduduk yang masih memanfaatkan air sumur dangkal. Hal ini

ditunjang potensi berupa air tanah dengan kedalaman 0-5m, 10-15m dan 15-20m yang tersebar merata di seluruh wilayah.

Gambar 18 Peta Sungai

Sumber: Bakosurnatal

4. Potensi Biotis

1) Flora

Tawangmangu yang mempunyai hutan seluas 5.511,5

ha (hutan negara) mempunyai berbagai jenis tumbuhan yang sebagian besar merupakan hutan pius, kayu-kayu hutan, pakis – pakisan, dan semak belukar. Disamping itu, Tawangmangu mempunyai potensi flora sebagai penghasil makanan sayuran dan tanaman bunga.

2) Fauna

Berbagai macam fauna terebar di hutan – hutan di Tawangmangu seperti berbagai macam hewan melata. Tetapi yang paling berpotensi untuk atraksi wisata adalah jenis burung dan kera.

5. Bentuk dan Bahan Bangunan di Tawangmangu

1) Bentuk bangunan

Bangunan pada umumnya berbentuk segiempat dengan arah hadap utara-selatan untuk orientasi bangunan. Pada depan bangunan terdapat selasar, ventilasi rata – rata kecil/sepit, atap memiliki kemiringan tertentu.

Gambar 19 Rumah di Tawangmangu Sumber: Dokumen Pribadi

Arah hadap utara selatan dilihat dari sisi fisika bangunan arah ini baik untuk menerima cahaya untuk

penerangan dalam bangunan adanya selasar juga menghindari masuknya cahaya matahari secara

langsung, vetilasi yang sempit mencegah masuknya angin/aliran angin yang kencang sehingga dapat menurunkan suhu ruangan, kemiringan atap berguna untuk mengalirkan air hujan sehubungan lokasi berada pada daerah topis basah. Konsep kaki, badan, dan kepala digunakan pada bangunan tempat tinggal.

2) Bahan bangunan

Pada bangunan rumah penduduk setempat menggunakan bahan – bahan baku kayu, batu bata, batu, kaca, seng. Kayu batu bata maupun batu digunakan karena daerah tersebut merupakan daerah pegunungan yang mempunyai sumber bahan tersebut.

Kaca digunakan untuk jendela yang berguna untuk penerangan dalam ruangan. Pada bagian atap banyak digunakan dengan bahan seng dengan plafond berbahan kayu. Atap seng dengan plafond kayu dirasakan penduduk lebih hangat suhunya didalam ruangan dibandingkan dengan atap lainnya. Suhu dalam ruangan hangat karena panas yang diterima seng diteruskan kebahan dibawahnya yaitu plafond dengan bahan kayu.

Bahan kayu cenderung mempertahankan panas lali melepaskannya pada saat suhu ruangan rendah pada malam hari. Rumah beratapkan seng menurut penduduk Bahan kayu cenderung mempertahankan panas lali melepaskannya pada saat suhu ruangan rendah pada malam hari. Rumah beratapkan seng menurut penduduk

lainnya yang memungkinkan terjadinya aliran udara yang dapat menurunkan suhu.

6. Aksesibilitas

Kecamatan Tawangmangu dapat dicapai dari 2 jalur utama pencapaian yaitu:

1) Barat : melalui kota Surakarta – Karanganyar- Tawangmangu dengan jarak kurang lebih 42 km dari kota Surakarta.

2) Timur : Melalui Jawa Timur (Kabupaten Magetan) yaitu melalui Sarangan – Tawangmangu dengan jarak kurang lebih 13 km.

3) Pencapaian dari arah lain adalah Kabupaten Wonogiri

dan Kabupaten Sragen

7. Potensi dan Pengembangan Pariwisata di Tawangmangu

a) Tingkat wisatawan yang berkunjung pada obyek wisata Tawangmangu memiliki berbagai macam obyek wisata yang kerap sekali dikunjungi wisatawan lokal maupun mancanegara. Sebanyak wisatawan yang berkunjung di obyek-obyek wisata di kawasan wisata Tawangmangu tahun 2009, sebanyak 1.259.208 wisatawan dengan rincian 6340 Mancanegara dan sebanyak

1.252.867 wisatawan Nusantara atau domestic, sedangkan jumlah wisatawan yang menginap baik di hotel maupun di losmen menurut data tahun 2009 yaitu 11.5184. Kurangnya tingkat hunian wisatawan ini, karena kurangnya sarana akomodasi yang berkualitas, bahkan banyak diantara wisatawan mancanegara yang 1.252.867 wisatawan Nusantara atau domestic, sedangkan jumlah wisatawan yang menginap baik di hotel maupun di losmen menurut data tahun 2009 yaitu 11.5184. Kurangnya tingkat hunian wisatawan ini, karena kurangnya sarana akomodasi yang berkualitas, bahkan banyak diantara wisatawan mancanegara yang

penginapan guna lebih memperbanyak jumlah wisatawan yang menginap, khususnya bagi pangsa pasar yang belum tergali yaitu

kategori menengah keatas. Sedangkan, potensi wisata sumber air hangat, pemandangan alam, kondisi klimatologi, topografi di kawasan wisata Tawangmangu yang belum dimanfaatkan, dapat diupayakan pengembangannya sebagai fasilitas kesehatan, relaksasi dan kecantikan (spa) alami yang selanjutnya dapat dikembangkan menjadi wisata kesehatan.

Gambar 20 Peta Wisata Sumber: Regional Karanganyar

b) Obyek Wisata Tawangmangu

Tawangmangu memiliki berbagai macam obyek wisata, berikut obyek wisata ditawangmangu:

1) Hutan wisata sekipan

Berlokasi di Kelurahan Kalisoro, objek wisata ini dikelola oeh perum perhutani Karanganyar. Kawasan

objek ini merupakan hutan pinus dan fauna yang ada adalah kera, babi hutan, burung, dan lain – lain.. hutan wisata ini dimiliki dan dikelola oleh Perum dan dikembangkan dengan pengelolaan MCK, parkir dan pembenihan yang dilakukan di dalam Hutan Wisata. Adapun fasilitas yang disediakan adalah berupa tempat parkir, aula, mushola, MCK, arena bermain anak, kios – kios yang menjual souvenir,motel dan area camping. Hutan wisata ini banyak dikunjungi pada hari – hari libur dan pada awal- awal tahun ajaran baru yang biasa digunakan sebagai tempat Ospek. Data pengunjung pertahun dan perbulan dapat dilihat dalam tabel dan grafik :

Grafik 2.1 Sumber: data dari kantor pengelola hutan wisata sekipan

Tabel 7. data pengunjung hutan sekipan

Sumber: kantor pengelola hutan wisata sekipan

Gambar 21: wisata hutan sekipan Sumber: dokumen pribadi

2) Hutan wisata Pringgodani

Berlokasi dikelurahan Blumbung. Motivasi wisatawan datang untuk berziarah, pada lokasi ini terdapat Sendang

Gedang Pancuran Tujuh. Lokasi obyek dilingkungan hutan lebat dengan berjenis-jenis pohon.

Gambar 22: Pringgodani Sumber:

http://www.google.co.id/imgres

3) Hutan W isata Grojogan Sewu

Merupakan obyek wisata primadona di Tawangmangu. Obyek wisata ini terletak pada jalur wisata Jawa Barat –

Yogyakarta – Surakarta- Karanganyar- Tawangmangu- Jawa Timur. Sebagai kawasan obyek wisata alam hutan

wisata ini memiliki luas 20 Ha, dengan ketinggian 950 mdpl, suhu pada malam hari berkisar antara 8-12 ºC dan pada siang hari berkisar antara 15-30ºC, jarak tempuh dari kecamatan 2,5 km dan dapat ditempuh dengan kendaraan beroda 6, 4 maupun 2. Kawasan ini memiliki topografi yang bergelombang dan curam dengan kemiringan lereng/ tebing 5º-8º. Gejala alam yang menonjol adalah air terjun yang samgat indah dengan ketinggian 81 m dan suasana hutan dengan berbagai jenis pohon.

Gambar 23: Grojogan Sewu

Sumber:

http://www.gooogle.co.id/imgre

4) Taman Ria Balekambang

Berlokasi disebelah selatan Grojogan Sewu, berjarak 300m dengan luas area 2 Ha. Fasilitas yang disediakan adalah taman bermain anak – anak, kolam renang, lapangan tenis, sanggar lukis, rumah makan, gedung pertemuan dan lain- lain.

Gambar 24: Taman Ria Balekambang Sumber: http://dapursitus.web.id/

5) Wisata alam sumber air hangat Cumpleng Terletak didukuh cumpleng kelurahan Plumbon, Obyek

wisata alam yang ada adalah sumber air hangat yang bermanfaat untuk kesegaran tubuh.

c) Keterkaitan Obyek Tawangmangu dan Sekitarnya Tawangmangu yang terletak dilereng Gunung Lawu, memiliki potensi alam yang dapat dikatakan sebagai natural assetnya. Dalam pengembangannya sebagai daerah tujuan wisata, kondisi (Tourist Attraction ) dan daya tarik wisata tersebut merupakan modal wisata yang harus dikembangkan sehingga menarik kunjungan wisata.

Keberadaan obyek wisata menarik dan diminati oleh banyak wisatawan yang tingkat kunjungannya pada obyek wisata di Tawangmangu selalu meningkat,memberikan peluang yang baik dalam membuat lapangan pekerjaan bagi masyarakat sekitar obyek wisata. Selain itu obyek wisata di Tawangmangu merupakan salah satu devisa terbanyak dalam kabupaten Karanganyar.

8. Peraturan Pemerintah

a) Kebijakan Tata Ruang Propinsi

Kebijakan Tata Ruang Wilayah dalam RTRWP Jawa Tengah mencakup arahan bagi kepentingan ekstern ke arah luar wilayah Propinsi Jawa Tengah dan arahan bagi kepentingan intern ke dalam wilayah Propinsi Jawa Tengah.

Tata Ruang Wilayah Propinsi Jawa Tengah diarahkan juga untuk menciptakan sturktur ruang daerah yang makin kukuh dengan upaya peningkatan produktivitas geografis wilayah dan efisiensi Tata Ruang Wilayah Propinsi Jawa Tengah diarahkan juga untuk menciptakan sturktur ruang daerah yang makin kukuh dengan upaya peningkatan produktivitas geografis wilayah dan efisiensi

kehutanan , pertanian, pertambangan, perindustrian, pariwisata, dan perkotaan. Sistem prasarana wilayah yang meliputi prasarana

transportasi, telekomunikasi, energi, pengairan, dan prasarana pengelolaan lingkungan, kawasan prioritas, dan kebijaksanaan tata guna tanah, tata guna air, tata guna udara dan tata guna sumberdaya manusia dengan sumberdaya buatan.

Gambar 25: Tawangmangu Sumber: Laporan Antara Gambar 25: Tawangmangu Sumber: Laporan Antara

Dalam perda nomor 7 Tahun 1981, Pemerintah Propinsi Jawa Tengah menetapkan penyerahan 6 (enam) urusan pariwisata

kepada Kabupaten dalam rangka mewujudkan otonomi nyata bagi Kabupaten. Keenam urusan tersebut adalah usaha pengelolaan objek wisata, rumah makan, pariwisata, pramuwisata khusus, usaha rekreasi dan hiburan umum serta penginapan remaja serta promosi daerah.

Kenyataan tersebut dimaksudkan untuk lebih mendorong pembangunan di daerah – daerah secara mandiri sehingga akan menciptakan lapangan kerja baru, swadaya pendapatan murnii daerah dan meningkatkan peran serta dunia usaha berpartisipasi dalam mengembangkan potensi pariwisata yang ada di daerah.

Kabupaten Karanganyar merupakan daerah tujuan wisata (ODTW) Sub A bersama dengan Surakarta merupakan wilayah yang mempunyai potesi cukup baik dibidang pariwisata dengan asset alamiahnya yang paling dominan. Perkembangan pariwisata di Kabupaten Karanganyar dalam kurun waktu 2 tahun terakhir, melonjak sampai menduduki peringkat 2 pada DTW Merapi – Merbabu setelah Kota Semarang. Hal tersebut dapat dilihat dalam tabel berikut ini: (Tabel 8. jumlah paket wisata dan wisatawan yang menginap)

Sumber: kantor statistic kab. Karanganyar

Wisatawan yang berkunjung ke kawasan Kabupaten Karanganyar merupakan salah satu sumber pendapatan asli daerah.

Dengan penambahan atau perbaikan obyek wisata akan dapat meningkatkan pendapatan. Berikut tabel yang menunjukkan

peningkatan pendapatan asli daerah Kabupaten Karanganyar.

(Tabel 9. pendapatan asli Karanganyar)

Sumber: dinas pariwisata kabupaten Karanganyar

Sesuai dengan rumusan identitas Kabupaten Karanganyar yaitu sebagai wilayah industri, pertanian dan pariwisata (INTANPARI) maka upaya percepatan laju pembangunan pariwisata perlu ditingkatkan untuk mencapai optimal.

Untuk tujuan itu, maka Kabupaten Karanganyar mengadakan penataan ruang berdasarkan pada perhitungan dan perkembangan penduduk, dilain pihak berdasarkan pada ketersediaan dan pengembangan lahan.

c) Dasar Hukum

1) Undang – undang nomor 24 tahun 1992 tentang penataan ruang (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1992

Nomor 115. Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3501).

2) Undang – undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik

Indonesia Tahun 1992 Nomor 125. Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4437).

3) Keputusan menteri pekerjaan umum Nomor 640 thun 1986 tentang Tata Cara Penyusunan Rencana Detail Tata Ruang Kota.

4) Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 8 Tahun 1998 tentang Penyelenggaraan Penataan Ruang di Daerah.

5) Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 9 Tahun 1998 tentang Tata Cara Peran Serta Masyarakat Dalam Proses Perencanaan Tata Ruang Daerah.

6) Keputusan

Kimpraswil Nomor 327/KPTS/M/2002 tentang Pedoman Penyusunan

Menteri

Rencana Tata Ruang.

7) Peraturan Daerah Propinsi Jawa Tengah Nomor 21 Tahun 2003 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Propinsi Jawa Tengah.

8) Peraturan Daerah Propinsi Jawa Tengah Nomor 22 Tahun 2003 tentang Pengelolaan Kawasan Hutan Lindung.

9) Peraturan Daerah Kabupaten Karanganyar Nomor 10 Tahun 2003 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Karanganyar.

10) Rencana Umum Tata Ruang Kota (RUTRK) Ibukota Kecamatan Tawangmangu 1990/1991- 2009/2010.

11) Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan (RTBL) Kawasan Wisata Tawangmangu Kabupaten Karanganyar

Tahun 2005.

12) Undang – Undang Nomor 13 Tahun 1950 tentang Pembentukan Kabupaten Karanganyar.

d) RUTRK - IKK Tawangmangu

RUTRK adalah rencana pemanfaatan ruang kota yang disusun untuk menjaga keserasian pembangunan antar sektor dalam rangka pelaksanaan program pembangunan kota. RUTRK Tawangmangu mempunyai tujuan yang salah satunya adalah pelestarian lingkungan hidup, potensi alami maupun binaan manusia yang bernilai sumber air maupun sumber daya alam lainnya.

Tawangmangu memiliki Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan yang digunakan sebagai patokan dalam

merencanakan sebuah bangunan. Untuk sebuah penginapan, tercatat dalam Bagian Wilayah Kota (BWK) II yaitu:

BWK II merupakan bagian wilayah kota yang dimanfaatkan untuk kegiatan–kegiatan penunjang rekreasi, dominasi penggunaan ruangnya untuk penginapan sehingga pengaturan tata bangunan harus bisa mencerminkan suasana yang alami dengan ketenangan lingkungan, baik tata letak maupun tata bangunan harus disesuaikan dengan pemanfaatan sebagai kawasan penunjang rekreasi alam.

diatur tersendiri mengenai tata bangunan dan tata lingkungan melalui studi

Untuk BWK II memang

perlu

perencanaan yang lebih makro namun demikian tidak meninggalkan aturan-aturan yang telah ada.

9. Kondisi Sosial, Ekonomi dan Budaya Masyarakat Berbagai macam permasalahan yang ada pada kondisi

sosial ekonomi dan budaya, diantaranya yaitu:

1) Belum adanya fokus pengembangan potensi ekonomi dan kurangnya efektifitas fungsi dan peranan usaha mikro, kecil dan menengah.

2) Masih tingginya tingkat pengangguran terbuka akibat rendahnya tingkat pendidikan maupun ketrampilan calon tenaga kerja.

3) Permasalahan