TUGAS AKHIR - Tawangmangu Resort dengan Pendekatan Ekologi Arsitektur
TAWANGMANGU RESORT
dengan Pendekatan EKOLOGI ARSITEKTUR
TUGAS AKHIR
DIAJUKAN UNTUK MEMENUHI SALAH SATU SYARAT GUNA MEMPEROLEH GELAR SARJANA STRATA SATU ( S1 ) PROGRAM STUDI ARSITEKTUR PADA FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS SEBELAS MARET, SURAKARTA
DISUSUN OLEH : FESTIA WIDIASTITI
I0207110
Pembimbing : Ir. Widharyatmo,M.Si Sri Yuliani,ST,M.APP.Sc.
PROGRAM STUDI ARSITEKTUR JURUSAN ARSITEKTUR FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2011
BAB I PENDAHULUAN
A. Perumusan Judul
1. Judul Tawangmangu Resort dengan Pedekatan Ekologi Arsitektur
2. Pengertian
a) Resort : Resort adalah suatu perubahan tempat tinggal untuk sementara bagi seseorang di luar tempat tinggalnya dengan tujuan antara lain untuk mendapatkan kesegaran jiwa dan raga serta hasrat ingin mengetahui sesuatu. Dapat juga dikaitkan dengan kepentingan yang berhubungan dengan kegiata olah raga, kesehatan, konvensi, keagamaan serta keperluan usaha lainnya .
b) Pendekatan : proses perbuatan, cara mendekati, atau usaha dalam rangka aktivitas penelitian untuk mengadakan hubungan dengan orang yang diteliti, atau metode- metode untuk mencapai pengertian tentang masalah penelitian.
c) Eko – arsitektur : Pembangunan berwawasan lingkungan, dimana memanfaatkan potensi alam disekitarnya.
d) Tawangmangu : Wilayah yang masuk dalan DATI II Karanganyar (kota dikaki gunung lawu) serta sebagai lokasi resort yang akan dirancang.
Tawangmangu Resort dengan Pendekatan Ekologi Arsitektur adalah Tempat bersinggah atau menginap untuk para turis lokal maupun
mancanegara yang letaknya berada di daerah Tawangmangu dengan bentuk masa bangunan yang sesuai dengan potensi alam daerah Tawangmangu.
B. Latar Belakang Keindahan alam indonesia sangatlah tidak ternilai dan memiliki nilai investasi yang sangat menguntungkan negara jika dikelola dengan baik dan benar. Banyaknya tempat yang menarik dan indah diIndonesia menarik minat turis mancanegara maupun turis domestik untuk berkunjung dalam waktu yang lama dan menikmati alam yang indah terutama pulau jawa yang memiliki potensi menarik wisatawan cukup banyak. Kehidupan masyarakat kota Solo yang penuh dengan berbagai macam aktivitas dan daerah yang padat akan penduduknya serta minimnya sebuah tempat wisata yang dapat menghilangkan rasa kejenuhan dan stress menghadapi rutinitas setiap hari .
Karanganyar merupakan salah satu kabupaten di Jawa Tengah. Bila dilihat dari garis bujur dan garis lintang, maka Kabupaten Karanganyar terletak antara 110°40’ – 110°70’ BT dan 7°28’ – 7°46’ LS. Ketinggian rata- rata 511 meter di atas permukaan laut serta beriklim tropis dengan temperatur Suhu pada malam hari berkisar antara 8-12 ºC dan pada siang hari berkisar
15- 30 ºC. Berdasarkan data ,banyaknya hari hujan selama tahun 2006 adalah
78 hari dengan rata-rata curah hujan 1.817 mm, dimana curah hujan tertinggi terjadi pada Bulan Januari dan terendah pada Bulan Juni s/d Oktober . Karanganyar memiliki banyak obyek wisata dan memiliki potensi wisata cukup (cultural tourism), wisata pertanian, dan wisata cagar alam. Selian itu, 78 hari dengan rata-rata curah hujan 1.817 mm, dimana curah hujan tertinggi terjadi pada Bulan Januari dan terendah pada Bulan Juni s/d Oktober . Karanganyar memiliki banyak obyek wisata dan memiliki potensi wisata cukup (cultural tourism), wisata pertanian, dan wisata cagar alam. Selian itu,
Sebagian besar obyek wisata di wilayah Kabupaten Karanganyar ini di lereng Gunung Lawu, Tawangmangu. Obyek-obyek kawasan Tawangmangu yang merupakan pintu gerbang pariwisata Jawa Tengah bagian timur serta berbatasan dengan obyek wisata Sarangan Magetan Jawa Timur, sehingga kawasan wisata ini mempunyai lokasi yang sangat strategis dalam pengembangan kepariwisataan. Tawangmangu memiliki berbagai macam obyek wisata yang kerap sekali dikunjungi wisatawan lokal maupun mancanegara. Sebanyak wisatawan yang berkunjung di obyek-obyek wisata di kawasan wisata Tawangmangu tahun 2009, sebanyak 1.259.208 wisatawan dengan rincian 6340 Mancanegara dan sebanyak 1.252.867 wisatawan Nusantara atau domestic, sedangkan jumlah wisatawan yang menginap baik di hotel maupun di losmen menurut data tahun 2009 yaitu 11.5184.
ju m lah
Gbr 1. Grafik pertumbuhan wisatawan
pe ngun ju ng
Tawangmangu Sumber: statistic kepariwisataan
i ar
et
ei
li
nu m ar
ju
p te m be ve
m be
ja
se
no
Kota Tawangmangu sebagai pusat Sub Wilayah Pengembangan (SWP) IV di kabupaten Karanganyar berdasarkan peraturan Daerah Karangayar nomor 10 Tahun 2003 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Karanganyar memiliki peran strategis dalam konstelasi regional. Sesuai dengan rencana pengembangan sistem perkotaan Kabupaten Karanganyar, Sub Wilayah Pengembangan (SWP) IV mempunyai potensi pengembangan pada sektor pariwisata, perhubungan, perkebunan, pertanian holtikultura dan perdagangan. Kawasan kota ini dilengkapi dengan sarana prasarana perkotaan yang berada di sepanjang jalan utama kawasan sebagai bentuk pelayanan bagi daerah sekitarnya, seperti pasar, terminal, bank, dan sebagainya. Keberadaan sarana prasarana tersebut relatif berdekatan sehingga memudahkan masyarakat dalam mendapatkan pelayanan publik.
Kurangnya tingkat hunian wisatawan ini, karena kurangnya sarana akomodasi yang berkualitas, bahkan banyak diantara wisatawan mancanegara yang memmilih hotel bintang diluar wilayah Tawangmangu. Melihat kondisi ini perlu adanya upaya peningkatan sarana akomodasi penginapan guna lebih memperbanyak jumlah wisatawan yang menginap, khususnya bagi pangsa pasar yang belum tergali yaitu kategori menengah keatas. Sedangkan, potensi objek wisata, pemandangan alam, kondisi klimatologi, topografi di kawasan wisata Tawangmangu yang belum dimanfaatkan, dapat diupayakan pengembangannya sebagai fasilitas kesehatan dan relaksasi alami yang selanjutnya dapat dikembangkan menjadi wisata kesehatan.
C. Permasalahan dan Persoalan
1. Permasalahan Menciptakan sebuah peginapan dikawasan berkontur untuk menciptakan kenyamanan dan rasa ingin singgah dalam waktu lama dengan memanfaatkan potensi alam Tawangmangu khususnya Kalisoro
2. Persoalan
a) Menentukan site yang nyaman bagi wisatawan.
b) Menampilkan bentuk penginapan dalam pendekatan ekologi arsitektur yang menarik wisatawan dengan berbagai fasilitas dan keindahan potensi alam berbukit yang di sajikan dalam resort.
c) Perencanaan desain kawasan dengan meminimalkan cut dan
fill.
d) Merencanakan struktur pada bangunan resort yang tepat untuk
wilayah berkontur.
e) Menentukan konservasi air dan tanah pada site yang sesuai
dengan ekologi arsitektur.
f) Penentuan konsep tata massa yang dapat mendukung kegiatan
didalam kawasan resort.
D. Tujuan dan Sasaran
1. Tujuan Tujuan dibuatnya Tawangmangu Resort yaitu untuk mewadahi kegiatan menginap dan relaksasi wisatawan yang hendak singgah menikmati potensi alam Tawangmangu
2. Sasaran Sasaran menyusun konsep perancangan dan perencanaan bangunan ” Tawangmangu Resort dengan Pendekatan Ekologi Arsitektur” dengan 2. Sasaran Sasaran menyusun konsep perancangan dan perencanaan bangunan ” Tawangmangu Resort dengan Pendekatan Ekologi Arsitektur” dengan
E. Metode Pembahasan Metode pembahasan yang digunakan untuk memperoleh data- data yang akurat pada judul Tawangmangu Resort dengan Pendekatan Ekologi Arsitektur yaitu
1 Metode pengumpulan data
a) Wawancara Merupakan data yang dibutuhkan untuk mengetahui tentang:
1) Pendapat masyarakat/ pasar mengenai resort yang diminati.
2) Lokasi terpilih yaitu Tawangmangu.
b) Literatur Pada studi literatur ini, penulis mencoba mancari data melalui buku- buku referensi dan situs – situss internet yang terkait dengan judul yang diajukan.
1) Mengenai resort.
2) Mengenai Ekologi Arsitektur.
3) Mengenai lokasi (data fisik, kebudayaan setempat, dan
penduduk)
4) Study komparasi
Selanjutnya dilakukan studi komparasi dari objek bangunan yang telah ada untuk lebih mendukung objek pembahasan. Hal ini digunakan sebagai pembanding dari kasus yang diambil dalam judul, yaitu
Kalyana Resort Novotel Bogor Golf Resort and Convention Center Sukantara Resort Kalyana Resort Novotel Bogor Golf Resort and Convention Center Sukantara Resort
1. Fasilitas resort
2. Lokasi terpilih (Tawangmangu) dengan keunggulan potensi tapak dan kepariwisataannya.
2. Analisa Data Dalam proses perencanaan dan perancangan resort ini, pada tahapan analisa akan dilakukan pengolahan data – data yang telah terkumpul dan dikelompokkan berdasarkan pemrograman fungsional, performasi dan arsitektural.
a) Analisa fungsional bertujuan untuk mengidentifikasi penggunan resort di Tawangmangu, termasuk kegiatan:
1) Pengguna
: pengelola, pengunjung
2) Aktivitas
: menginap, spa treatment,
rekreasi dan relaksasi
b) Analisa performasi membahas tentang persyaratan atau kriteria program ruang dalam resort di Tawangmangu.
c) Analisa arsitektural merupakan tahap penggabungan dari hasil identifikasi kedua analisa sebelumnya(fungsional dan ruang, tampilan, pengolahan tapak, utilitas dan struktur bangunan yang menyatukan antara tuntutan kebutuhan pengguna dengan persyaratan yang ada.
3. Sintesa Tahap penyatuan antara keseluruhan data dan hasil analisa untuk mencapai tujuan sasaran yang telah ditetapkan. Data dan analisa diolah dan diintegrasikan dengan ketentuan atau persyaratan perencanaan dan perancangan yang pada akhirnya seluruh hasil 3. Sintesa Tahap penyatuan antara keseluruhan data dan hasil analisa untuk mencapai tujuan sasaran yang telah ditetapkan. Data dan analisa diolah dan diintegrasikan dengan ketentuan atau persyaratan perencanaan dan perancangan yang pada akhirnya seluruh hasil
F. Sistematika Pembahasan Tahap I mengungkapkan penjelasan judul, latar belakang, permasalahan dan persoalan, tujuan, batasan dan lingkup pembahasan, metode pembahasan, dan sistematika pembahasan.
Tahap II mengemukakan tinjauan mengenai Resort dan Ekologi Arsitektur
secara umum dan studi kasus. Tahap III mengemukakan tinjauan lokasi sebagai gambaran tentang kondisi dan potensi yang dapat mendukung terhadap perencanaan dan perancangan kawasan Resort serta mengemukakan resort yang direncanakan.
TahapIV mengemukakan analisa pendekatan konsep perencanaan dan perancangan didasarkan pada pendekatan teoritik dan studi kasus serta
merumuskan konsep desain perencanaan dan perancangan Tawangmangu Resort dengan Pendekatan Ekologi Arsitektur.
G. Alur Pikir
Latar Belakang Tinjauan
1. Tingkat wisatawan yang berkunjung pada obyek-
Resort :
obyek wisata ditawangmangu -27 kamar standart 2. Belum terdapat tempat penginapan dan fasilitas
-Dekorasi budaya Indonesia yang layak di Tawangmangu mengingat daerah
-Minimal 2 kamar suite tersebut dikenal dikalangan internasional
dengan luas 44m 2 . 3. . Perlu adanya Resort untuk menunjang sektor
pariwisata di kawasan Tawangmangu. Ekologi arsitektur: 4. Meningkatnya wisatawan yang berkunjung.
-Menghemat sumber energi alam yang tidak dapat diperbaharui dan menghemat energy.
Tawangmangu Resort
-Memelihara sumber
dengan
lingkungan (udara, tanah,
Pendekatan Ekologi
Menciptakan sebuah peginapan
menciptakan kenyamanan dan - Suhu malam hari 8-12 ºC rasa ingin singgah dalam waktu
dan suhu siang hari 15- lama
-Banyaknya obyek wisata khususnya Kalisoro
alam
Tawangmangu
di Tawangmangu -Peraturan pemerintah -RUTRK
– IKK Tawangmangu
Persoalan
-Menentukan site yang nyaman bagi wisatawan. Perencanaan desain kawasan dengan meminimalkan cut dan fill. -Penentuan konsep tata massa yang dapat mendukung kegiatan didalam kawasan resort.
Study Peruangan
-Analisis kegiatan - kapasitas ruang -Dasar perhitungan -Perhitungan ruang -konfigurasi ruang -Pola hubungan ruang -Struktur & utilitas -karakter bangunan
Konsep Dasar
Analisa
Desain Report Pengolahan tapak
Transformasi
Pemilihan lokasi
Desain
Pencapaian Sirkulasi
Desain
Konservasi tanah Konservasi air Pengolahan Kontur View dan Orientasi Matahari & angin Kebisingan Penzoningan Lanskap Vegetasi Pendekataan ekologi bangunan
BAB II TINJAUAN UMUM RESORT, EKOLOGI ARSITEKTUR dan PRESEDEN OBYEK
A. Resort
1. Pengertian Resort Resort adalah adalah tempat bersinggah atau menginap untuk para turis lokal maupun mancanegara yang letaknya berada dipinggiran pantai atau pegunungan dengan berbagai macam fasilitas dan permainan
2. Karakteristik Resort Resort memiliki konsep selaras dengan alam, didesain menyatu
dengan alam. Alam menjadi sumber pengobatan, sumber inspirasi, dan sumber
direncanakan dengan mempertimbangkan faktor alam dan kultural setempat, potensi lansekap, iklim, serta budaya menjadi satu tantangan untuk mewujudkan suatu resort yang memiliki citra sendiri.
Ada 4 (empat) karakteristik hotel resort sehingga dapat dibedakan menurut jenis hotel lainnya, yaitu:
Tabel 1 karakteristik hotel resort
Lokasi
Fasilitas
Arsitektur dan
Segmen Pasar
Suasana
Berada di
Dimanfaatkan
Memiliki
wisatawan yang
dan ingin berlibur,
tepi pantai
bersenang
– suasana
yang bersenang-
senang
khusus
senang, menikmati senang, menikmati
pantai, gunung
dan tempat-tempat lainnya
yang memiliki panorama yang indah.
Tidak dirusak Memiliki dua
Tidak
oleh lalu lintas failitas yaitu
meninggalkan
dan kebisingan indoor dan
citra dan nuansa
Fasilitas pokok Suasana ruang
dengan atraksi adalah
ruang dan peruangan
utama
dan tidur
sebagai cenderung
berhubungan
area privasi
informal.
dengan kegiatan rekreasi merupakan
tuntutan utama pasar dan akan berpengaruh pada harganya.
Fasilitas rekreasi outdoor meliputi kolam renang, Fasilitas rekreasi outdoor meliputi kolam renang,
penataan landscape.
a) Segmen Pasar Sasaran yang ingin dijangkau adalah wisatawan / pengunjung yang ingin berlibur, bersenang-senang, menikmati pemandangan alam, pantai, gunung dan tempat-tempat lainnya yang memiliki panorama yang indah. Kategori pengunjung tersebut dibagi atas :
1) Wisatawan (tourist) adalah pengunjung sementara yang tinggal paling sedikit 24 jam (bermalam) di tempat yang dikunjungi. Wisatawan dibagi menjadi wisatawan domestik dan wisatawan asing, dengan jenis-jenisnya meliputi :
Wisatawan Modern Idealis
Tujuan utama wisatawan ini adalah menambah wawasan dan memperkaya pengalaman. Mereka sangat menaruh minat-minat terhadap budaya multinasional baik dari segi arsitektur, menu, interior dan pelayanan. Mereka lebih menyukai eksplorasi potensi alam secara individual.
Wisatawan Modern Materialis
Wisatawan ini terdiri dari dua golongan yaitu mereka yang tergolong hedonism (mencari kesenangan) dan materialism. Ciri khas wisatawan ini adalah wisata yang berkarakter liar seperti night club, perjudian dan Wisatawan ini terdiri dari dua golongan yaitu mereka yang tergolong hedonism (mencari kesenangan) dan materialism. Ciri khas wisatawan ini adalah wisata yang berkarakter liar seperti night club, perjudian dan
Wisatawan Tradisional Idealis
Secara teoritis gotongan ini mempunyai standar perilaku yang sangat menaruh minat terhadap kehidupan sosial budaya yang bersifat tradisional. Di samping itu, mereka sangat menghargai sentuhan alam yang tidak terlalu tercemar oleh arus modern.
Wisatawan Tradisional Materialistik Wisatawan ini mempunyai ciri-ciri yang berperilaku
berpola sangat standar dan mempunyai kecenderungan yang berpandangan konservatif. Keterjangkauan
atraksi, pemurahan dan keamanan merupakan pertimbangan yang sangat penting.
2) Excursionist adalah pengunjung sementara yang tinggal kurang dari 24 jam dengan maksud untuk berkunjung dan tidak untuk bermalam. Yang termasuk excursionist adalah cruiser passenger (penumpang kapal atau pesawat terbang yang singgah).
b) Fasilitas
Motivasi pengunjung untuk bersenang-senang dengan mengisi waktu luang menuntut tersedianya fasilitas pokok serta fasilitas rekreasi indoor dan outdoor. Fasilitas pokok adalah ruang tidur sebagai area pribadi. Fasilitas rekreasi indoor merupakan ruang-ruang publik seperti restaurant, lounge, balkon, Motivasi pengunjung untuk bersenang-senang dengan mengisi waktu luang menuntut tersedianya fasilitas pokok serta fasilitas rekreasi indoor dan outdoor. Fasilitas pokok adalah ruang tidur sebagai area pribadi. Fasilitas rekreasi indoor merupakan ruang-ruang publik seperti restaurant, lounge, balkon,
1) Fasilitas Umum dengan semua tipe resort, dimanapun lokasinya, menyediakan kebutuhan umum seperti
akomodasi, pelayanan, hiburan dan relaksasi.
2) Fasilitas yang disediakan pada lokasi khusus, dengan memanfaatkan kekayaan alam yang ada pada tapak dan sekitarnya untuk kegiatan rekreasi yang lebih spesifik, yang menggambarkan kealamian resort. Misalnya kondisi spesifik di pegunungan yaitu hutan dimanfaatkan sebagai kegiatan hiking, mendaki gunung, camping dan menunggang kuda. Untuk kondisi fisik di padang pasir dan bukit pasir dimanfaatkan untuk berjalan-jalan dengan mengendarai unta, kota religius dan pasar tradisional yang dimanfaatkan untuk kegiatan belanja dan menonton suatu pertunjukan. Sedangkan kondisi fisik di tepi laut yaitu pasir pantai dan sinar matahari dimanfaatkan untuk berjemur, bermain pasir, mencari kerang, bermain volly pantai, bermain air atau sekedar berjalan-jalan menyusuri pantai dan lautnya yang luas dimanfaatkan untuk kegiatan berenang, selancar air, menyelam dan memancing.
c) Arsitektur dan Suasana
Wisatawan yang berkunjung ke resort cenderung mencari akomodasi dengan arsitektur dan suasana yang khusus dan berbeda dengan jenis hotel lainnya. Wisatawan pengguna resort cenderung memilih image (kesan) tema tradisional dengan motif Wisatawan yang berkunjung ke resort cenderung mencari akomodasi dengan arsitektur dan suasana yang khusus dan berbeda dengan jenis hotel lainnya. Wisatawan pengguna resort cenderung memilih image (kesan) tema tradisional dengan motif
Beberapa karakteristik resort yaitu
Tabel 2 karakteristik resort
1. Kamar Tidur Dekorasi budaya Indonesia. - Minimal 27 kamar standart - Minimal 2 kamar suite - Kamar mandi didalamnya.
2 Restoran
-Jumlah tempat duduk sebanding dengan luas restoran dengan ketentuan 1,5 m²/
tempat duduk.
- Memiliki fasilitas toilet umum, telepon umum, lounge, - Persyaratan untuk lobby
- Luas minimal 30 m²
3. Toilet Umum -untuk pria minimal 3
-untuk wanita minimal 2
4. Parkiran
kapasitas 1 mobil setiap 5 kamar tidur.
5. Service
- ruang laundry minimal 40m² - ruang dry cleaning minimal 20 m²
6. Dapur
- 60% dari seluruh luas lantai ruang makan.
Selain itu juga tedapat Drug store, ruang manager, kantor administrasi dan ruang pengelolaan makanan dan minuman.
3. Spesifikasi Resort Resort memiliki beberapa spesifikasi untuk menentukan jenis resort yang akan dibangun. Beberapa spesifikasi resort diantaranya yaitu:
Tabel 3 spesifikasi resort
-mengutamakan potensi alam pantai dan laut sebagai daya tarik.
Beach resort
- Pandangan yang lepas ke arah laut, keindahan pantai.
- fasilitas olah raga air menjadi pertimbangan utama.
- menekankan pada lokasi yang mempunyai keunikan dan
Lokasi
tema-tema etnik lokal sebagai daya tarik
- Menyelami kebudayaan
Village resort
masyarakat sekitar, bergabung dengan berbagai kegiatan masyarakat.
- kegiatan utama yang diwadahi yaitu meninggalkan gaya hidup modern dan larut - kegiatan utama yang diwadahi yaitu meninggalkan gaya hidup modern dan larut
mengutamakan minat
Marina resort
wisatawan terhadap olahraga dan
kegiatan yang berhubungan dengan air.
-berada didaerah pegunungan
-memiliki pemandangan unik dan indah.
Mountain Resort
-fasilitas
yang diberikan berhubungan
dengan lingkungan alam.
Dekat
dengan pusat
Sight-Seeing Resort
perbelanjaan, kawasan
bersejarah,
tempat-tempat hiburan dan lain- lain. - Memiliki fasilitas khusus kebugaran seperti spa, health
Spas and Health
centre dan fitness club.
Resort
-terletak
didaerah yang berhawa sejuk dan segar.
- Resort ini muncul karena kebutuhan akan kesehatan bagi masyarakat perkotaan yang jenuh akibat tekanan kerja
Manusia akan bergerak bebas menurut kemauannya karena terlihat suatu obyek. Perasaan tertekan juga timbul dari
Bebas
keterbatasan pandang sehingga manusia cenderung mencari
tempat yang kemungkinan pandangannya tidak terhalang. Merasa
lelah setelah melakukan
pengamatan Berdasarkan berkeliling, akan
mencari
Sifat dan
tempat beristirahat. Dalam
Perilaku
berjalan tidak terburu-buru dan Wisatawan
Santai atau Rileks
dilakukan sambil menikmati apa yang bisa dilihat maupun dirasa dengan jalur yang tidak lurus.
melakukan kegiatan fisik
seperti
bermain, berjalan
Dinamis dan Aktif
dengan ringan atau pergerakan dengan jalur tidak menentu. Menikmati pandangan dan
Gembira
atraksi yang ada sebanyak atraksi yang ada sebanyak
tertawa, menyanyi dan sebagainya.
-Kegiatan di dalam ruang tidur dengan melakukan sedikit gerak
dengan melihat pemandangan luar melalui Kegiatan bidang bukaan, makan, minum,
Utama
mandi dan duduk-duduk.
Kegiatan
-Kegiatan
yang tidak
wisatawan
melakukan gerak secara aktif, misalnya tidur dan istirahat secara fisik dan mental. dilakukan untuk mengisi waktu
Kegiatan
Berdasarkan luang yaitu kegiatan rekreasi
Pelengka
Kegiatan
termasuk olah raga, menikmati
Dalam Resort musik, dansa dan lain-lain.
a) Kegiatan Pokok: melayani aktifitas utama
dan
pelengkap yang dilakukan wisatawan.
b) Kegiatan Tambahan:
Kegiatan Pelayanan /
melayani fasilitas yang
Karyawan Resort
mendukung kegiatan pokok seperti laundry, parkir dan lain-lain.
c) Kegiatan Antar Karyawan:
dilakukan dilakukan
dengan karyawan
lainnya sehingga
tercipta kelancaran
yang mendukung
kegiatan pelayanan.
4. Pelaku Kegiatan di Resort
a) Staf karyawan Direktur utama Sekretaris Direktur umum Karyawan resort Satpam
b) Wisatawan
1) Jenis dan Macam Wisatawan Berdasarkan sifat – sifatnya dapat dilakukan diklasifikasikan
sebagai berikut. :
Tabel 4 klasifikasi sifat wisatawan
Wisatawan
Asing
( Orang asing yang melakukan
Foreign Tourist )
perjalanan wisata, yang datang measuki suatu negara lain dan
berdasarkan
merupakan merupakan perjalanan negara diman ia tinggal.
bukan
Wisatawan Asing
Orang asing yang berdiam atau
(domestic
Foreign bertempat tinggal disuatu negara
Tourist )
karena tugas dan melakukan perjalanan wisata diwilayah negara dimana ia tinggal.
Wisatawan lokal
Seorang
warga negaranya
(Domestic Tourist )
melakukan perjalanan wisata dalam wilayah negaranya sendiri tanpa melawati perbatasan negaranya.
Indigenous
Foreign Warga negara tertentu yang karena
Tourist
tugas atau jabatannya, berada diluar negeri, dan pulang kenegaranya sendiri.
Jenis ini merupakan kebalikan dari Domestic Foreign Tourist.
Transit Tourist
Wisatawan yang sedang melakukan perjalanan kesuatu negara tertentu yang terpaksa mampiratau singgah pada suatu pelabuhan, airport, station, bukan atas kemauannya sendiri.
Bussines Tourist
Orang yang melakukan perjalanan untuk tujuan bisnis bukan untuk wisata,
tetapi ia melakukan perjalanan wisata setelah urusan bisnisnya selesai.
Seseorang yang mengunjungi suatu Berdasarkan
Visitor
daerah yang berbeda dengan tempat tujuan dan
tinggalnya dengan tujuan tidak lama singgah
untuk mencari uang / bekerja di tempat yang di kunjunginya.
Tourist
Pengunjung sementara yang tinggal minimum 24 jam di daerah yang dikunjungi dengan tujuan mencari kesenangan,
berlibur, rekreasi, berolahraga, ataupun juga untuk melakukan kegiatan keagamaan.
Exursionist
Pengunjung yang tinggal kurang dari 24 jam di daerah yang dikunjunginya.
5. Aktifitas yang diwadahi dalam resort
a) Aktifitas staf karyawan
1) Kegiatan Pokok
kegiatan yang melayani aktifitas utama dan pelengkap yang dilakukan wisatawan.
2) Kegiatan Tambahan,
kegiatan yang melayani fasilitas yang mendukung kegiatan pokok seperti laundry, parkir dan lain-lain.
3) Kegiatan Antar Karyawan
kegiatan yang dilakukan oleh karyawan yang satu berhubungan dengan karyawan lainnya sehingga tercipta kelancaran yang mendukung kegiatan pelayanan.
b) Aktifitas wisatawan
a) Kegiatan wisatawan
1) Kegiatan Utama
Kegiatan tamu yaitu menginap atau beristirahat pada suatu ruang (ruang tidur). Sifat kegiatan ini terdiri dari dua golongan yaitu :
Kegiatan di dalam ruang tidur dengan melakukan sedikit gerak misal melihat pemandangan luar melalui bidang bukaan, makan, minum, mandi dan duduk-duduk. Kegiatan yang tidak melakukan gerak secara aktif, misalnya tidur dan istirahat secara fisik dan mental.
2) Kegiatan pelengkap / penunjang
Merupakan kegiatan yang dilakukan untuk mengisi waktu luang yaitu kegiatan rekreasi termasuk olah raga, menikmati musik, dansa dan lain-lain. Fasilitas yang disediakan untuk wisatawan seperti fasilitas rekreasi sangat dimanfaatkan oleh wisatawan. Permainan outbond, parahlayang,golf.
B. Tinjauan Eko - Arsitektur
1. Pengertian Eko- Arsitektur Pengertian Eko – Arsitektur Atau Arsitektur Ekologi adalah penerjemahan arti atau makna dari kata Arsitektur Ekologi itu sendiri. Eko – Arsitektur merupakan penggabungan arsitektur dan ekologi, yaitu konsep yang juga mempertimbangkan keberadaan dan kelestarian alam, disamping konsep-konsep bangunan itu sendiri.
2) Kriteria Eko – Arsitektur Kriteria arah pembangunan ekologis menurut Heinz Frick ( 1999) seperti :
a) menghemat energi memanfaatkan sumber daya alam terbarui yang terdapat disekitar kawasan
perencanaan untuk system bangunan, baik yang berkaitan dengan material bangunan maupun untuk utilitas bangunan ( sumber energy, penyediaan air )
b) kesehatan penghuni bangunan yang sehat artinya yang tidak memberi dampak negatiif bagi kesehatan manusia dalam proses, pengoperasian/purna huni, maupun saat pembingkaran. Didalamnya juga termasuk lokasi yang sehat, bahan yang sehat, bentuk yang sehat, dan suasana yang sehat.
c) Psikospiritual Bangunan yang nyaman bagi kondisi thermal, audial, maupun visual dalam cara-cara alamiah. Untuk itu bangunan harus tanggap terhadap masalah dan potensi iklim dan konteks lingkungan setempat sehingga menghasilkan sistem bangunan yang alamiah dan hemat energi.
d) Fungsi, pembentukan, dan kesenian Bangunan yang dapat mengakomodasi fungsi dengan baik dengan memperhatikan kekhasan aktivitas manusia pemakainya serta potensi lingkungan sekitarnya dalam membentuk citra bangunan.
Selain itu, menurut Heinz Frick, pola perencanaan Eko-Arsitektur yang holistis selalu memanfaatkan peredaran alam sebagai berikut :
1) Penyesuaian terhadap lingkungan alam setempat
2) Menghemat sumber energi alam yang tidak dapat diperbaharui dan menghemat penghuni energi
3) Memelihara sumber lingkungan (udara, tanah, air)
4) Memelihara dan memperbaiki peredaran alam
5) Mengurangi ketergantungan kepada sistem pusat energi (listrik, air) dan limbah (air limbah dan sampah)
6) Penghuni ikut serta secara aktif dalam perencanaan pembangunan dan pemeliharaan perumahan
7) Tempat kerja dan pemukiman dekat.
8) Kemungkinan penghuni menghasilkan sendiri kebutuhannya sehari-hari
9) Penggunaan teknologi sederhana.
10) Intensitas energi baik yang terkandung dalam bahan bangunan maupun yang digunakan pada saat pembangunan harus seminimal mungkin
11) Kulit (dinding pada atap) sebuah gedung harus sesuai dengan tugasnya harus melindungi dirinya dari sinar panas, angin dan hujan. Bangunan sebaiknya diarahkan berorientasi ke timur-barat dengan bagian utara- selatan menerima cahaya alami tanpa kesilauan
12) Dinding bangunan harus memberikan perlindungan terhadap panas, daya serap panas dan tebalnya dinding harus sesuai dengan kebutuhan iklim ruang dalamnya
13) Bangunan yang memperhatikan penyagaran udara secara alami bisa menghemat energy
14) Bangunan sebaiknya dibuat sedemikian rupa sehingga dapat menggunakan penyegaran secara alami yang memanfaatkan angin sepoi-
sepoi untuk membuat ruang menjadi sejuk
15) Semua gedung harus bisa mengadakan regenerasi dari segala bahan bangunan, bahan limbah, dan mudah dipelihara
Alam sebagai pola perencanaan Eko – Arsitektur dapat disimpulkan dengan persyaratan sebagai berikut:
1) Penyesuaian pada lingkungan alam setempat Dampak positif terhadap lingkungan yang dapat dicapai semakin besar, semakin banyak tuntutan ekologis pada tempat tertentu yang dapat
diperoleh
2) Menghemat sumber energy alam yang tidak dapat diperbaharui dan mengirit penggunaan energy Energy yang dapat diperbaharui berhubungan dengan teknologi baru kurang membebani lingkungan alam jika dibandingkan dengan sumber energy yang terbatas. Penggunaan energy surya, angin, arus air sungai, atau ombak laut dapat diintegrasikan dalam proyek Eco-Technology.
3) Memelihara sumber lingkungan (udara, tanah,air) Setiap kegiatan manusia dapat dicegah agar tidak merusak sebagian dari lingkungannya dan mencemari udara (gas buangan, asap, kebisingan), tanah (jalan raya dan gedung mengganti lahan rumput), dan air (pencemaran udara mengakibatkan air hujan asap, perembesan air kotor mencemari sumber air minum).
4) Memelihara dan memperbaiki peredaran alam Karena semua ekosistem dapat dimengerti sebagai peredaran alam, harus diperhatikan agar kegiatan manusia tidak hanya merusaknya. Semua kegiatan harus dilakukan sedemikian rupa sehingga rantai bahannya dapat berfungsi sebagai peredaran.
Cara membangun yang menghemat energi dan bahan baku menurut Heinz Frick 1998. Dasar-dasar Eko Arsitektur yaitu:
1) Perhatian pada iklim setempat penggunaan tumbuhan dan air sebagai pengatur iklim. Pembangunan yang menghemat energi. Orientasi terhadap sinar matahari dan angin Penyesuain pada perubahan suhu siang-malam.
2) Subsitusi sumber energi yang tidak dapat diperbaharui Meminimalisasi penggunaan energi untuk alat pendingin. Menghemat sumber energi yang tidak dapat diperbaharui. Optimalisasi penggunaan sumber energi yang tidak dapat diperbaharui dengan memajukan penggunaan energi alternatif penggunaan energi surya.
3) Penggunaan bahan bangunan yang dapat dibudidayakan dan yang menghemat energy. Memilih bahan bahan bangunan menurut penggunaan energy, Menghemat sumber bahan mentah yang tidak dapat diperbaharui, Minimalisasi penggunaan sumber bahan yang tidak dapat diperbaharui. . Penggunaan kembali sisa-sisa bangunan (limbah) dengan optimalisasi bahan bangunan yang dapat dibudidayakan
4) Pembentukan peredaran yang utuh di antara penyediaan dan pembuangan bahan bangunan, energi, dan air Gas kotor, air limbah, sampah, dihindari sejauh mungkin. Menghemat sumberdaya alam (Udara, air, dan tanah)Perhatian pada bahan mentah dan sampah yang tercemar. Perhatian pada peredaran air bersih dan limbah air.
5) Penggunaan teknologi tepat guna yang manusiawi. Memanfaatkan/ menggunakan bahan bangunan bekas pakai. Menghemat hasil produk
bahan bangunan.Mudah dirawat dan dipelihara . Produksi yang sesuai dengan pertukangan hipotesis
Yang paling berpengaruh dasar perencanaan arsitektur masa depan adalah Hipotesis Gaia sebagai berikut : Kehidupan bukan menciptakan Yang paling berpengaruh dasar perencanaan arsitektur masa depan adalah Hipotesis Gaia sebagai berikut : Kehidupan bukan menciptakan
3) Patokan Hunian yang Sehat dan Ekologis Patokan yang dapat digunakan dalam membangun hunian yang ekologis adalah sebagai berikut:
a) Menciptakan kawasan penghijauan diantara kawasan pembangunan
sebagai paru-paru hijau
b) Memilih tapak bangunan yang sebebas mungkin dari gangguan/ radiasi geobiologis dan meminimalkan medan elektromagnetik buatan.
c) Mempertimbangkan rantai bahan dan menggunakan bahan bagunan
alamiah.
d) Menggunakan ventilasi alam untuk menyejukkan udara dalam
bengunan.
e) Menghindari kelembaban tanah naik kedalam konstruksi bangunan
dan memajukan system bangunan kering
f) Memilih lapisan permukaan dinding dan langit-langit ruang yang
mampu mengalirkan uap air.
g) Menjamin kesinambungan pada struktur sebagai hubungan anatara
masa pakai bahan bangunan dan struktur bangunan,
h) Mempertimbangkan bentuk/proporsi ruang berdasarkan aturan
harmonikal.
i) Menjamin bahwa bangunan yang direncanakan tidak menimbulkan masalah lingkungan dan membutuhkan energy sesedikit mungkin (mengutamakan energy terbarukan).
j) Menciptakan bangunan bebas hambatan sehingga gedung dapat dimanfaatkan oleh semua penghuni (termasuk anak-anak, orang tua, mauoun orang cacat tubuh).
Tabel 5. Penilaian hunian yang sehat
Pengaruh kualitas/kriteria
Indikator
Pengaruhnya Penilaian terhadap
terhadap penghuni
kualitas
Gerak udara
Kemampuan konstruksi
lubang < 0.35% luas
lubang <1.90 m diatas
penghawaan
lantai
Kenyamanan System penyegaran Kecepatan termal
udara
pertukaran angin bergerak
udara
> 10 kali/jam
Suhu udara
Banyaknya jendela
Orientasi
mati
jendela terhadap matahari
Konstruksi dinding Menanggulangi panas
Konstruksi atap
Penghawaan ruang atap
Menanggulangi Kebisingan dari luar Konstruksi dan
bising dari luar
massa
Menanggulangi Kebisingan dari
instalasi air
bising teknis
instalasi teknis
Kebisingan
Menanggulangi Kebisingan dari
Dilatasi yang
bising dalam
hubungan langsung
Emisi lalu
CO2, NO2, partikel
lintas
asap
Emisi bahan
Formaldehid,asbes,
bangunan
radon
Kualitas udara
Penyegaran
Kemampuan untuk >10 kali/jam
udara
menukar udara
Kemungkinan
Jendela sebesar 5%
mempengaruhi
luas lantai dapat luas lantai dapat
dibuka
Cahaya alam
Beberapa jam/hari dibutuhkan cahaya
buatan
Cahaya dan pemandangan
Sinar matahari
Pemandangan
Orientasi jendela
Keamanan
Kualitas air
Air minum
Beberapa jam/hari
Listrik
Semua titik listrik dibumikan (3 kawat)
Tangga
Keamanan tangga
Semua anak tangga sama
tinggi dan lebar
Lantai
Ambang pintu, bahu
Dapat mudah
Kelembapan tanah
Bahaya
naik
tumbuh cendawan
Langit-langit
Atap yang bocor
kelabu
4) Sistem Penerapan Tema pada Bangunan
Terdapat beberapa fitur system ekologi yang dapat diterapkan kedalam bangunan, antara lain sebagai berikut:
Roof Garden
Roof Garden tau taman diatas atap merupakan bentuk nyata dari konsep sustainable dimana kita sedikitnya telah menyumbangkan apa yang telah kita pakai dari alam kedalam bangunan. Roof Garden menjadi solusi peningkatan area hijau tanpa mengubah lahan. Roof garden dimanfaatkan seefektif mungkin sebagai penghijauan, perputaran udara, peminimalan emisi, penanggulangan air hujan yang berlebih tak terserap dan sebagai penghalang panas berlebih kepada bangunan.
Gambar 1. Roof Garden System Sumber: Internet
5) Tinjauan Mengenai Pegelolaan Tapak Berkontur
a) Dinding Penahan Tanah Tugas primer suatu struktur dinding penahan tanah adalah
menampung dan menyalurkan tekanan yang diakibatkan oleh tanah. Pilihan jenis dan konstruksi dinding penahan tanah tergantung pada keadaan setempat (terutama berhubungan dengan tempat pekerjaan dan bahaya tanah longsor). Berhubungan dengan konstruksi struktur, dinding penahan tanah menurut prinsip dapat dibagi atas:
1) Dinding penahan tanah gaya berat tinggi. Pada dinding penahan gaya berat tinggi, bobot dinding penahan tanah menyalurkan beban ke pondasinya. Konstruksi dinding penahan tanah gaya berat tinggi dapat dibuat dari batu kali atau beton, dapat pula dibuat dari beronjong (gabion) berupa keranjang panjang terbuat dari kawat kasa baja yang diisi batu – bata dengan elemen prakilang dari beton (elemen sendok beton) atau ban bekas mobil (yang dua- duanya dapat diisi dengan tanah dan tanaman).
Gambar 2. Dinding penahan tanah gaya berat tinggi
Sumber: Heinz frick
2) Dinding penahan tanah siku dan konsol Dinding penahan tanah siku dan konsol memiliki kelebihan yaitu pada penggunaan sebagian dari tekanan tanah sebagai bobot dinding. Pada konstruksi ini timbul momen lentur yang tinggi sehingga menuntut penggunaann konstruksi beton bertulang. Disamping menghemat bahan banguanan beton, dinding penahan siku memusatkan saluran beban tanah pada pertengahan dasar pondasi yang penting pada keadaan tanah yang kurang stabil. Kelemahan konstruksi dinding penahan tanah siku memerlukan penggalian tanah yang sangat besar.
Ga mbar .3. Dinding penahan tanah siku dan konsol
Sumber: Heinz frick
6) Melestarikan Lingkungan
Pencegahan biologis terhadap erosi lerengan memanfaatkan bahan bangunan setempat seperti tanah, batu alam, air, kayu yang dilengkapi menurut kebutuhan dengan alat bantu teknis (kawat, baja beton, geotekstil, dan sebagainya).
a) Pecegahan erosi lerengan sederhana Sistem tradisional, semacam pagar anyaman tangkai, dikembangkan menjadi sisipan cangkok perdu, berkas tangkai, a) Pecegahan erosi lerengan sederhana Sistem tradisional, semacam pagar anyaman tangkai, dikembangkan menjadi sisipan cangkok perdu, berkas tangkai,
Gambar 4. Pecegahan erosi lerengan sederhana
Sumber: Heinz frick
b) Pencegahan erosi dengan menggunakan bahan tambahan
Pencegahan erosi dengan menggunakan bahan tambahan dapat dilakukan dengan pagar palisade (pengembangan pagar anyaman tangkai ), dengan bantalan hijau tunggal maupun berganda, atau degan beronjong (gabion) yang ditanami.
Gambar 5. Pencegahan erosi dengan menggunakan bahan tambahan
Sumber: Heinz frick
Kemungkinan lain untuk mencegah erosi adalah penggunaan jaringan baja tulangan atau concete lawn black yang diletakkan pada lerengan dengan kemiringan ± 2:3. Jaringan baja tulangan dipaku Kemungkinan lain untuk mencegah erosi adalah penggunaan jaringan baja tulangan atau concete lawn black yang diletakkan pada lerengan dengan kemiringan ± 2:3. Jaringan baja tulangan dipaku
Perencanaan Jalan Perencanaan dan penentuan jalan pada lereng gunung jangan didimensikan menurut kebutuhan pada masa pembangunan (supaya truk besar dapat naik) melainkan sesuai kebutuhan penghuni. Hal ini berarti bahwa pada umumnya jalan tidak perlu lebih lebar daripada 3,00-3,50 m dengan kekuatan 3,5 ton.
a) Penentuan sumbu jalan Seleksi awal garis sumbu dugaan jalan dilaksanakan sebelum pekerjaan konstruksi dimulai agar mendapatkan alur yang baik. Garis sumbu dugaan jalan terbaik adalah garis yang mengikuti garis kontur atau yang naik turun secara merata.
Penentuan garis sumbu dugaan jalan yang horizontal ditetapkan berbentuk polygon, garis sumbu kemudian menentukan sumbu jalan sebagai suatu rangkaian antara bagian jalan yang lurus dan tikungan terkait. Pada tikungan (dibawah 100,0 m garis tengah) jalan harus diperlebar karena mengambil tikungan.
b) Konstruksi jalan dan selokan air hujan Pembangunan atau susunan lapisan pada konstruksi badan jalan dapat dilakukan sebagai berikut:
Ga mbar 6. jalan aspal, berbatu dan jalanan
Sumber: Heinz frick
Setiap jalan harus memiliki kemiringan melintang minimal 3% (jalan aspal)atau 5% (jalan berbatu) ke salah satu sisi atau dari sumbu jalan kea rah sisi kanan maupun sisi kiri. Lebar jalan dibatasi dengan bahu jalan yang menghindari kerusakan tepi jalan, dan dengan selokan air hujan (dan air limbah).
Gambar 7. Selokan air hujan dari tanah dan dari bis – belah beton
Sumber: Heinz frick
c) Pembentukan bangunan di lerengan Dalam membangun didaerah lerengan perlu dijelaskan beberapa hal sebagai berikut:
1) Penyesuaian bangunan pada topografi tapak
Penyesuaian rumah pada topografi tapak merupakan tuntutan penting. Jangan meletakkan rumah yang sebenarnya direncanakan untuk tapak datar pada lereng gunung yang curam. Penyelesaian ini Penyesuaian rumah pada topografi tapak merupakan tuntutan penting. Jangan meletakkan rumah yang sebenarnya direncanakan untuk tapak datar pada lereng gunung yang curam. Penyelesaian ini
Gambar 8 : Perumahan yang mengikuti garis kontur
Sumber : Heinz Frick
Sesuai kemiringan lereng gunung, dapat dimanfaatkan rumah split level atau sengkedan.
Ga mbar 9. Kemiringan Lereng Sumber: Heinz frick
2) Pembangunan rumah pada kondisi kemiringan yang berbeda. Ada beberapa jenis pembangunan rumah pada konsidi kemiringan yang berbeda, diantaranya yaitu:
Rumah split level di kelerengan < 10%
Ga mbar 10. Rumah split level di kelerengan < 10%
Sumber: Heinz frick
Rumah sengkedan di lerengan 10-20%
Ga mbar 11. Rumah sengkedan di lerengan 10-20%
Sumber: Heinz frick
Rumah sengkedan yang tersusun di lerengan >20%
Ga mbar 12. Rumah sengkedan yang tersusun di lerengan >20%
Sumber: Heinz frick
C. Preseden
Beberapa reort yang digunakan sebagai referensi tawangmangu resort yaitu sebagai berikut:
1. Sukantara Resort Merupakan salah satu resort terbaik dan memiliki air terjun sejak tahun 2007 yang berada di chang mai, Thailand. Resort tersebut menggunakan perpaduan gaya bali dengan gaya lanna yang dibangun dengan beberapa macam pondok dengan dikelilingi oleh aliran air, kicauan burung liar dari hutan dimana resort ini berada. Dengan berbagai macam fasilitas yang tersedia salah satunya seperti spa yang berada di pinggiran air terjun. Selain itu bahan material yang digunakan pada sukantara resort didominasi dengan kayu untuk eksteriornya dan interior yang dibuat dengan tangan oleh pengrajin dalam negeri.
Gambar 13. Sukantara Resort Sumber: hotel &resort in thailand
2. Kalyana resort Merupakan resort yang berada dikaliurang, Yogyakarta dan memiliki pemandangan panorama kea rah gunung merapi dan hutan tropis. Suasana damai dan selaras dengan alam yang ada diresort ini sangat memikat hati wisatawan untuk menginap atau besinggah dalam waktu yang lama.
Ga mbar 14. Kalyana resort Sumber: .kalyana resort.co m
3. Novotel Bogor Golf Resort and Convention Center Berada di kota hujan , Bogor. Terletak diantara taman – taman yang indah dilengkapi dengan lapangan golf 18 lubang, 178 kamar, fasilitas konferensi dan perjamuan , dua restoran , bar, spa, kolam renang. Hotel ini dirancang untuk memenuhi kebutuhan setelah melakukan kepenatan dihiruk pikuk kota jakarta.
Gambar 15. Novotel Bogor Golf Resort and Convention Center
Sumber: novotelbogor.com
BAB III TINJAUAN TAWANGMANGU dan
RESORT YANG DIRENCANAKAN
A. Tinjauan Fisik Karanganyar
Kabupaten karanganyar merupakan sebuah kabupaten di Provinsi Jawa Tengah. Ibukotanya adalah Karanganyar, sekitar 14 km sebelah timur Kota Surakarta. Wilayah Kabupaten Tawangmangu dilalui jalan negara yang menghubungkan kota Solo-Surabaya, meski jalur ini tidak melintasi ibukota kabupaten Karanganyar. Karanganyar sendiri berada sekitar 14 km sebelah timur kota Surakarta. Bagian barat kabupaten ini termasuk wilayah pengembangan Kota Surakarta, khususnya di Kecamatan Jaten.Ibukota Kabupaten Karanganyar berada di jalur wisata Solo-Tawangmangu-Sarangan- Magetan-Madiun. Angkutan umum dilayani oleh angkutan bus jurusan Solo- Karanganyar-Tawangmangu. Meski dilintasi jalur kereta api (Solo-Madiun- Surabaya), tidak ada kereta api penumpang yang singgah di wilayah kabupaten ini. Tawangmangu adalah sebuah kecamatan di Kabupaten Karanganyar, Jawa Tengah. Kecamatan ini ternama karena merupakan daerah wisata yang sangat sejuk.
Gambar 16 Peta Karanganyar
B. Karakteristik Karanganyar
Secara administrasi wilayah Kabupaten Karanganyar merupakan salah satu kabupaten di Provinsi Jawa Tengah bagian Timur dengan luas wilayah ±
77.387,6374 Ha. Wilayah ini berbatasan langsung dengan Povinsi Jawa Timur dengan Magetan. Letak geografis Kabupaten Karanganyar sebagai berikut:
- Sebelah Utara
: Kab.Sragen
- Sebelah Timur
Prop.JawaTimur
- Sebelah Selatan
: Kab.Wonogiri,Kab.Sukoharjo
- Sebelah Barat
: Kota Surakarta, Kab. Boyolali
1. Kondisi Klimatologis
Letak geografis menentukan kondisi klimatologis suatu tempat yang juga menjadi pertimbangan dalam perwujudan fisik bangunan. Kondisi klimatologis tersebut meliputi:
a) Letak geografis
Bila dilihat dari garis bujur dan garis lintang, maka Kabupaten Karanganyar terletak antara 110°40’ – 110°70’ BT dan 7°28’ – 7°46’ LS. Ketinggian rata-rata 511 meter di atas permukaan laut serta beriklim tropis dengan temperatur 22°- 31°.
b) Curah Hujan
Berdasarkan data dari 6 stasiun pengukur yang ada di Kabupaten Karanganyar, banyaknya hari hujan selama tahun 2006 adalah 78 hari dengan rata-rata curah hujan 1.817 mm, Berdasarkan data dari 6 stasiun pengukur yang ada di Kabupaten Karanganyar, banyaknya hari hujan selama tahun 2006 adalah 78 hari dengan rata-rata curah hujan 1.817 mm,
c) Angin
Pergerakan angin berubah secara periodic antara tenggara dan barat laut dengan kecepatan rata – rata pertahun sedang dan maksimal terjadi pada bulan September – januari.
2. Topografi dan Geologi Ditinjau dari aspek topografi, karanganyar Karanganyar memiliki
ketinggian rata – rata 511 meter diatas permukaan laut (mdpl). Wilayah ini dapat dibagi menjadi 4 klasifikasi berdasarkan ketinggian dari permukaan air laut , sebagai berikut.
a) Ketinggian 0-100 mdpl, meliputi kecamatan Jaten dan Kebakkramat seluas ± 8,01% dari total luas wilayah Kabupaten Karanganyar.
b) Ketinggian 101-500 mdpl, meliputi kecamatan Karanganyar, Tasikmadu, Mojogedang, Kerjo, Jumapolo, Colomadu, Matesih, Jumantono, Karangpandan dan Gondangrejo dengan luas mencapai ± 53,35% total luas wilayah .
c) Ketinggian
meliputi kecamatan Jatiyoso,Jatipuro, Ngargoyoso dan kecamatan Jenawi dengan
501-1000
mdpl,
luas mencapai ± 29,59% dari total luas wilayah.
d) Ketinggian di atas 1.000 mdpl, meliputi Kecamatan Tawangmangu dengan luas ± 9,05% dari total luas wilayah.
Kondisi geologi Kabupaten Karanganyar terdiri atas bantuan hasil gunung api kwarter muda. Klasifikasi jenis tanah di wilayah ini dapat di golongkan sebagai berikut:
a) Latosol coklat kemerahan, terdapat di Kecamatan Jatipuro, Jatiyoso, Jumapolo, dan Jumantono; Latosol coklat terdapat terdapat di Kecamatan Matesih, Mojogedang, Kerjo dan Jenawi.
b) Komplek Andosol coklat, andosol coklat kekuningan dan Latosol terdapat di Kecamatan Jatiyoso, Tawangmangu, Ngargoyoso dan Jenawi.
c) Mediteran coklat terdapat di kecamatan Matesih, Karanganyar, Tasikmadu, Kebakkramat dan Mojogedang; Mediteran coklat tua terdapat di kecamatan Karangpandan; dan Mediteran coklat kemerahan terdapat di kecamatan Gondangrejo, Kebakkramat dan Jenawi.
d) Aluvial kelabu terdapat di kecamatan Jaten dan Kebakkramat.
e) Grumosol kelabu terdapat di kecamatan Jaten.
f) Asosiasi Grumosol kelabu tua dan Mediteran coklat kemerahan terdapat di kecamatan Gondangrejo dan Kebakkramat.
g) Regosol kelabu terapat di kecamatan Colomadu
h) Asosiasi Aluvial kelabu dan aluvial coklat kelabu terdapat di
kecamatan Kebakkramat.
3. Potensi Ekonomi
a) ekonomi dominan yang terdapat di kabupaten karanganyar adalah industri pengolahan, pertanian, dan perdagangan dengan
ketersediaan bahan baku dan tenaga kerja yang cukup.
b) Kabupaten karanganyar memiliki nilai PDRB cukup tinggi dengan nilai prosentase konstribusi: sektor industri pengolahan (48%), pertanian (21%) dan perdagangan (11%)
c) Sektor ekonomi basis tersebut sangat memungkinkan untuk dikembangkan guna memberikan multiplier effect bagi sektor lainnya.
d) Pertumbuhan ekonomi yang dilihat dari nilai P DRB tahun 2004-2006 selalu mengalami peningkatan yang positif.
4. Potensi pariwisata Potensi pariwisata yang terdapat dan mampu mendukung kondisi ekonomi di kabupaten karanganyar adalah sebagai berikut:
a) Kabupaten karanganyar memiliki objek wisat yang memiliki daya tarik terhadap pengunjung yang cukup tinggi sehingga sektor ini juga mampu memberikan konstribusi terhadap PAD (Pendapatan Asli Daerah) kabupaten karanganyar.
b) Potensi objek wisata antara lain:
1) objek wisata alam: hutan wisata grojogan sewu, wana wisata gunung bromo, bumi perkemahan sekipan dan camping lawu resort, pemandian air hangat cumpleng dan pablengan.
2) objek wisata budaya: candi sukuh, ceto, situs palanggatan dan menggung, makam raja – raja
mangadeg dan girilayu, dll
3) objek wisata buatan: taman ria balekambang, waduk lalung dan delingan, agrowisata sodokoro.