Ditinjau dari Hak Masyarakat Mengetahui Hukum

Tuti Hautabalian : Kesadaran Hukum Masyarakat Dalam Rangka Pendaftaran Tanah Di Kabupaten Samosir, 2008. USU Repository © 2009

BAB III HAMBATAN-HAMBATAN

A. Ditinjau dari Hak Masyarakat Mengetahui Hukum

Bicara tentang kesadaran hukum pada hakekatnya adalah bicara tentang manusia secara umum, bukan berbicara tentang manusia dalam lingkungan tertentu atau manusia dalam profesi tertentu. Manusia, sejak dilahirkan sampai meninggal dari dulu sampai sekarang, dimana-mana selalu mempunyai kepentingan. Kepentingan adalah suatu tuntutan yang diharapkan untuk dipenuhi. Maka oleh karena itu, manusia menginginkan adanya perlindungan kepentingan- kepentingannya terhadap ancaman-ancaman bahaya sepanjang masa. Perlindungan kepentingan terhadap bahaya-bahaya di sekelilingnya itu terpenuhi dengan terciptanya antara lain kaedah peraturan hukum. Fungsi kaedah hukum itu adalah untuk melindungi kepentingan manusia dan sesamanya masyarakat. Asas hukum yang berbunyi “ setiap orang dianggap tahu akan undang- undang” menunjukkan bahwa kesadaran hukum itu pada dasarnya ada pada diri setiap manusia. Asas hukum merupakan persangkaan, merupakan sebagian dari cita-cita manusia, sebagai sesuatu yang tidak nyata, sebagai presumption yang banyak terdapat di dunia hukum. Setiap orang dianggap tahu undang-undang agar melaksanakan dan menghayatinya, agar kepentingan kita atau masyarakat terlindungi terhadap gangguan atau bahaya dari sekitarnya, meskipun kenyataanya tidak tahu. Bahkan asas hukum tersebut mengasumsikan asas hukum lain yang Tuti Hautabalian : Kesadaran Hukum Masyarakat Dalam Rangka Pendaftaran Tanah Di Kabupaten Samosir, 2008. USU Repository © 2009 berbunyi “ketidak tahuan akan undang-undang tidak merupakan alasan pemaaf” “ignorantia leges excusat neminem” Walaupun kesadaran hukum itu ada pada setiap manusia tetapi kesadaran hukum itu tidak selalu disertai dengan perbuatan yang positif yang sesuai dengan kesadaran hukum pada umumnya, tetapi justru disertai dengan perbuatan yang tidak terpuji. Kesadaran akan kewajiban hukum tidak semata-mata berhubungan dengan kewajiban hukum terhadap ketentuan undang-undang saja, tidak berarti kewajiban untuk taat pada undang-undang saja, tetapi juga kepada hukum yang tidak tertulis. 33 c.Karena masyarakat menghendakinya. Dalam kenyataan banyak orang yang tidak menanyakan apakah sesuatu menjadi hukum atau bukan. Mereka tidak menghiraukan dan baru dirasakan dan dipikirkan apabila mereka telah melanggar dan dirasakan akibat pelanggaran tersebut. Mereka juga baru Menurut Utrecht, orang menaati hukum karena bermacam-macam sebab : a.Karena orang merasakan bahwa peraturan-peraturan itu dirasakan sebagai hukum. Mereka benar-benar berkepentingan akan berlakunya peraturan tersebut. b.Karena ia harus menerimanya supaya ada rasa ketenteraman. Ia menganggap peraturan sebagai peraturan hukum secara rasional rationeele aanvaarding. Penerimaan rasional ini sebagai akibat adanya sanksi hukum. Agar tidak mendapat kesukaran, orang memilih untuk taat saja pada peraturan hukum, karena melanggar hukum mendapat sanksi hukum. 33 Sudikno Mertokusumo, Op.cit. Hal 2 Tuti Hautabalian : Kesadaran Hukum Masyarakat Dalam Rangka Pendaftaran Tanah Di Kabupaten Samosir, 2008. USU Repository © 2009 merasakan adanya hukum apabila luas kepentingannya dibatasi oleh peraturan hukum yang ada. d.Karena adanya paksaan sanksi sosial. Orang merasa malu atau khawatir dituduh sebagai orang yang asosial apabila melanggar sesuatu kaidah sosial hukum. 34 34 R.Soeroso, Op.cit. Hal 65 Dari data yang diperoleh melalui pertanyaan 6 serta hasil wawancara, masyarakat Kabupaten Samosir memiliki pengetahuan hukum yang minim khususnya mengenai pendaftaran tanah. Dalam kehidupan sehari-hari mereka diatur oleh ketentuan hukum adat dan jika ada suatu masalah, maka akan diselesaikan dengan hukum adat. Ketergantungan masyarakat terhadap hukum adat membuat masyarakat kurang membuka diri terhadap hukum tertulis Nasional. Akan tetapi penyebab utama masyarakat tidak menaati hukum peraturan perundang-undangan, bukanlah karena ketergantungan terhadap hukum adat tersebut, namun sosialisai hukum peraturan perundang-undangan tersebutlah yang kurang disebarluaskan kepada masyarakat. Padahal kalau kita tinjau hukum negara kita menegaskan bahwa “tidak ada alasan bagi masyarakat karena tidak mengetahui hukum”. Bila hukum tidak disosialisasikan secara langsung kepada masyarakat, bagaimana masyarakat akan mengetahui hukum tersebut dan mematuhinya. Dari jawaban pertanyaan nomor 9 :”Pernahkah saudarai mengikuti penyuluhan hukum seminar tentang pendaftaran tanah?” dapat diketahui : Tuti Hautabalian : Kesadaran Hukum Masyarakat Dalam Rangka Pendaftaran Tanah Di Kabupaten Samosir, 2008. USU Repository © 2009 N= 200 No Jawaban Frekuensi a Pernah b Tidak pernah 200 100 Berbeda dengan masyarakat kota yang setiap saat dapat mengakses internet untuk mencari informasi hukum, maka di pedesaan, jika pemerintah tidak mensosialisasikannya langsung kepada masyarakat, maka masyarakat akan memiliki pengetahuan hukum yang minim.Begitu juga keadaan masyarakat Kabupaten Samosir yang belum mendapatkan sosialisasi hukum mengenai pendaftaran tanah oleh Badan Pertanahan Nasional. Jadi, minimnya pengetahuan hukum masyarakat menjadi salah satu hambatan pendaftaran tanah di Kabupaten Samosir. Dari tabel diatas jelas menggambarkan penyuluhan hukum tentang pendaftaran tanah belum menyentuh masyarakat. Dimana dari 200 responden, tiadak ada seorangpun yang pernah mengikuti penyuluhan hukum.

B. Ditinjau Dari Kesadaran hukum masyarakat