Tuti Hautabalian : Kesadaran Hukum Masyarakat Dalam Rangka Pendaftaran Tanah Di Kabupaten Samosir, 2008.
USU Repository © 2009
mengumpulkan, mengolah, menyimpan dan menyajikan data tertentu mengenai bidang-bidang atau tanah-tanah tertentu yang ada disuatu wilayah tertentu dengan
tujuan tertentu.
20
AP Parlindungan menyatakan bahwa pendaftaran tanah berasal dari kata cadastre bahasa Belanda kadaster suatu istilah teknis untuk suatu record
rekaman menunjuk kepada luas, nilai dan kepemilikan, misalnya ats sebidang tanah. Kata ini berasal dari bahasa Latin “capitastrum” yang berarti suatu register
atau capita atau unit yang diperbuat untuk pajak tanah Romawi Capotatio Terreus. Dalam artian yang tegas cadastre adalah record rekaman daripada
lahan, nilai daripada tanah dan pemegang haknya dan untuk kepentingan perpajakan.
21
20
Daliyo,dkk, Hukum Agraria 1, PT Prenhallindo, Jakarta, 2001, hal 80
21
Tampil Anshari Siregar, Pendaftaran Tanah Kepastian Hak, Multi Grafik, Medan,
2007, Hal 24
2. Asas-Asas dan Tujuan Pendaftaran Tanah
Menurut pasal 2 PP No 24 Tahun 1997, Pendaftaran Tanah dilaksanakan
berdasarkan asas sederhana, aman, terjangkau,mutakhir dan terbuka.
Dari penjelasan pasal-pasal disebut sebagai berikut : Asas sederhana dalam pendaftaran tanah dimaksud agar ketentuan-
ketentuan pokoknya maupun prosedurnya dengan mudah dapat dipahami oleh pihak-pihak yang berkepentingan, terutama para pemegang hak atas tanah.
Tuti Hautabalian : Kesadaran Hukum Masyarakat Dalam Rangka Pendaftaran Tanah Di Kabupaten Samosir, 2008.
USU Repository © 2009
Sedangkan asas aman dimaksudkan untuk menunjukkan bahwa pendaftaran tanah perlu diselenggarakan secara teliti dan cermat sehingga hasilnya
dapat memberikan jaminan kepastian hukum sesuai tujuan pendaftaran tanah itu sendiri.
Asas terjangkau dimaksudkan keterjangkauan bagi pihak-pihak yang memerlukan, khususnya dengan memperhatikan kebutuhan dan kemampuan
golongan ekonomi lemah. Pelayanan yang diberikan dalam rangka penyelenggaraan pendaftaran tanah harus bias terjangkau oleh para pihak yang
memerlukan. Asas mutakhir dimaksudkan kelengkapan yang memadai dalam
pelaksanaannya dan keseimbangan dalam pemeliharaan datanya. Data yang tersedia harus menunjukkan keadaan yang mutakhir. Untuk itu perlu diikuti
kewajiban mendaftar dan pencatatan perubahan-perubahan yang terjadi dikemudian hari. Asas mutakhir menuntut dipeliharanya data pendaftaran tanah
secara terus menerus dan berkesinambungan, sehingga data yang tersimpan di Kantor Pertanahan selalu sesuai dengan keadaan nyata di lapangan, dan
masyarakat dapat memperoleh keterangan mengenai data yang benar setiap saat. Untuk itulah diberlakukan asas terbuka.
22
22
AP Parlindungan, Op.cit, Hal 76
Adapun prinsi-prinsip pendaftaran tanah menurut Pasal 19 UUPA adalah: 1.Torrens system, adalah sistem yang dapat diketahui siapa yang memiliki dari
pertama kali di atas bidang-bidang tanah tersebut, siapa pejabat-pejabat yang menandatanganinya dapat diketahui pemilik yang baru.
Tuti Hautabalian : Kesadaran Hukum Masyarakat Dalam Rangka Pendaftaran Tanah Di Kabupaten Samosir, 2008.
USU Repository © 2009
2.Asas negatif, adalah bahwa seseorang yang telah tercantum namanya dalam sertifikat itu tidak mutlak sebagai pemilik hak atas tanah tersebut, akan tetapi
dapat diajukan suatu keberatan untuk menentukan pemilik dari suatu bidang tanah tersebut dengan suatu pembuktian yang lebih daripada yang tercantum
namanya tersebut, dalam hal ini dapat diajukan ke depan Pengadilan. 3.Asas publisitas, adalah suatu informasi pertanahan kepada umum dan kepada
pemerintah, oleh karena itu setiap orang berhak untuk meminta informasi kepada kantor pertanahan dan juga meminta surat keterangan yang berisikan
keterangan tentang haknya, luas, lokasinya dan sebagainya. 4.Asas spesialitas, adalah pendaftaran tanah dapat dilihat dari surat ukurannya
karena himpunannya adalah desa disertai jalan, nomor dari jalan tersebut sehingga akan mudah ditelusuri tempat tersebut.
5.Asas rechts-cadaster, adalah suatu kegiatan daripada kantor pertanahan apabila seseorang yang akan melakukan suatu peralihan harus lebih dahulu dibayar
pajak balik namanya dan biaya balik nama kepada orangnya.
23
b.Untuk menyediakan informasi kepada pihak-pihak yang berkepentingan termasuk Pemerintah agar dengan mudah dapat memperoleh data yang
Menurut Pasal 3 PP No 24 Tahun 1997, Pendaftaran Tanah bertujuan : a.untuk memberikan kepastian hukum dan perlindungan hukum kepada pemegang
hak atas suatu bidang tanah, satuan rumah susun dan hak-hak lain yang terdaftar agar dengan mudah dapat membuktikan dirinya sebagai pemegang hak yang
bersangkutan.
23
Affan Mukti, Pokok-Pokok Bahasan Hukum Agraria, USU Press, Medan, 2006,
Hal 52
Tuti Hautabalian : Kesadaran Hukum Masyarakat Dalam Rangka Pendaftaran Tanah Di Kabupaten Samosir, 2008.
USU Repository © 2009
diperlukan dalam mengadakan perbuatan hukum mengenai bidang-bidang tanah dan satuan-satuan rumah susun yang sudah terdaftar.
c.Untuk terselenggaranya tertib administrasi pertanahan. Dari penjelasan pasal-pasal disebutkan sebagai berikut :
Tujuan pendaftaran tanah sebagaimana tercantum pada huruf a merupakan tujuan utama pendaftaran tanah yang diperintahkan oleh pasal 19
UUPA. Disamping itu dengan terselenggaranya pendaftaran tanah juga dimaksudkan terciptanya suatu pusat informasi mengenai bidang-bidang tanah
sehingga pihak-pihak termasuk Pemerintah dengan mudah dapat memperoleh data yang diperlukan dalam mengadakan perbuatan hukum mengenai bidang-bidang
tanah dan satuan-satuan rumah susun yang sudah terdaftar. Terselenggaranya pendaftaran tanah secara baik merupakan dasar dan perwujudan tertib
administrasi di bidang pertanahan.
24
a. Pelaksanaan pendaftaran tanah untuk pertama kali
3. Mekanisme Pendaftaran Tanah menurut PP No 24 Tahun 1997