1
BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Pengungkapan informasi yang relevan dan reliabel merupakan hal yang penting di dalam bidang akuntansi. Melakukan adopsi International Financial
Reporting Standard IFRS merupakan salah satu upaya dalam meningkatkan relevansi dan reabilitas laporan keuangan di Indonesia. Penggunaan IFRS tidak
terlepas dari penggunaan Konsep Nilai Wajar. Menurut International Accounting Standard Board IASB Konsep Nilai Wajar merupakan bagian dari kerangka
konseptual akuntansi di bagian pengukuran. Nilai wajar adalah harga yang diterima pada saat menjual aset atau dibayar pada saat melakukan transfer
liabilitas pada sebuah transaksi antara dua buah pihak pada tanggal pengukuran tertentu IFRS 13. Penggunaan konsep nilai wajar berdampak pada informasi
yang dihasilkan pada sebuah laporan keuangan karena banyak perubahan nilai yang terjadi di dalam pos
– pos tertentu seperti aset tetap, aset keuangan, investasi yang tersedia untuk dijual, dan kewajiban jangka panjang.
Salah satu fungsi laporan keuangan adalah informasi kepada investor sebagai dasar peramalan kinerja di masa depan Kieso, 2014:1436. Investor menanamkan
modalnya di dalam suatu perusahaan untuk memperoleh dividen ataupun capital gain. Kemampuan peramalan kinerja di masa depan diperlukan untuk
menentukan di mana investasi akan dilakukan. Sebagai salah satu bentuk dari peramalan kinerja, metode yang sering digunakan adalah Discounted Cash Flow
2 untuk menilai intrinsik suatu aset keuangan. Penggunaan nilai wajar secara tidak
langsung akan mempengaruhi pos-pos yang ada di dalam arus kas, sehingga nilai yang dihasilkan dari metode Discounted Cash Flow juga akan berubah. Dari hal
ini dapat dilihat bahwa arus kas digunakan dalam peramalan kinerja perusahaan dan tidak terlepas dari dampak yang diberikan dengan adanya penggunaan konsep
nilai wajar. Laporan arus kas adalah salah satu komponen laporan keuangan yang
berfungsi untuk mengetahui kinerja perusahaan terlepas dari basis akrual. Nilai yang dihasilkan di dalam arus kas terlepas dari estimasi-estimasi yang dilakukan
perusahaan, sehingga kinerja perusahaan yang tersirat di dalam laporan tersebut lebih riil. Untuk memprediksi arus kas di masa yang akan datang merupakan
merupakan hal yang penting untuk menentukan nilai intrinsik suatu perusahaan dengan menggunakan Discounted Cash Flow seperti yang sudah disebutkan di
atas. Di dalam metode tersebut dilakukan pencarian jumlah nilai sekarang dari arus kas pada periode tertentu dan prediksi arus kas periode-periode selanjutnya.
Sehingga melakukan prediksi arus kas merupakan hal yang penting, terlebih lagi jika dipengaruhi oleh penggunaan konsep nilai wajar.
Menurut Bratten 2014, di dalam jurnalnya, ia mengatakan bahwa, pengukuran dengan menggunakan nilai wajar relevan terhadap pengambilan
keputusan keuangan dan ada tiga argumen pendukung bahwa nilai wajar saling berhubungan terhadap kinerja masa depan : pertama, karena nilai wajar adalah
jumlah dari present value arus kas yang diharapkan di masa depan, sehingga nilai
3 wajar memberikan informasi tentang resiko arus kas masa depan. Kedua,
kebanyakan instrumen keuangan diukur berdasarkan nilai wajar, sehingga muncul hubungan antara nilai wajar instrumen keuangan ini dengan pengukuran dari
kinerja di masa depan. Terakhir, akuntansi nilai wajar dapat mengurangi earning management dan income smoothing untuk menghasilkan informasi yang lebih
reliable untuk pengukuran kinerja masa depan. Dengan demikian, laba yang dihasilkan dengan penggunaan konsep nilai wajar, lebih bagus untuk digunakan
dalam memprediksi arus kas masa depan. Di Indonesia, konsep nilai wajar itu sendiri sudah diatur di dalam PSAK 68
tentang Nilai Wajar yang sudah disahkan pada awal 2015. Standar akuntansi lainnya pun sudah menagalami revisi untuk menyesuaikan standar akuntansi
tersebut dengan konsep nilai wajar, misalnya, PSAK 16 tentang Aset Tetap, PSAK 24 tentang Imbalan Kerja, dan PSAK 55 tentang Instrumen Keuangan.
Dengan adanya perubahan ini, adalah sebuah hal yang vital untuk mengerti dampak dari penggunaan konsep nilai wajar karena konsep tersebut akan
diterapkan secara menyeluruh di Indonesia. Dari penggunaan konsep nilai wajar ini, muncul argumen yang
memperdebatkan apakah konsep nilai wajar ini dapat menghasilkan informasi yang lebih reliabel atau tidak. Peneliti mengambil masalah ini dengan cara
mencari pengaruh penggunaan konsep nilai wajar dalam memprediksi arus kas di masa yang akan datang. Penggunaan konsep nilai wajar bisa saja meningkatkan
kemampuan prediksi arus kas, dengan kata lain menghasilkan informasi yang
4 lebih reliabel, penggunaan konsep nilai wajar dapat mengurangi kemampuan
prediksi arus kas. Perusahaan yang dipilih oleh peneliti adalah kelompok perusahaan di dalam
industri perbankan di Indonesia. Penulis memilih industri perbankan karena perusahaan perbankan memiliki banyak aset keuangan seperti efek, tagihan
derivatif, tagihan akseptasi, dsb. Penggunaan nilai wajar sangat berdampak pada aset keuangan karena kenaikan dan penurunan nilainya diukur setiap tahunnya.
Oleh sebab itu, industri perbankan merupakan industri yang cocok untuk dilakukan penelitian tentang fenomena nilai wajar ini.
Berdasarkan teori penggunaan konsep nilai wajar dapat menambah kemampuan laporan keuangan dalam meramal arus kas masa depan. Hal ini
terbukti dari penelitian Barth pada tahun 2006 dan Altamuro pada tahun 2010 yang menyimpulkan bahwa penggunaan konsep nilai wajar berpengaruh dalam
meramalkan arus kas di masa yang datang. Hal ini belum terbukti di negara Indonesia yang belum lama menggunakan adopsi IFRS sebagai standar laporan
keuangannya. Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan, penulis ingin meneliti
pengaruh penggunaan konsep nilai wajar di dalam perusahaan perbankan di Indonesia
, dengan judul penelitian “Pengaruh Penggunaan Konsep Nilai Wajar dalam Memprediksi Arus Kas Perusahaan Perbankan di Indonesia
yang Terdaftar di BEI ”
5
1.2. Perumusan Masalah