Eksistensi Tembakau Deli di Kebun Bulu Cina

53

BAB IV Eksistensi Tembakau Deli di Kebun Bulu Cina

Seperti yang telah disebutkan setelah PT. Perkebunan IX mengelola seluruh perkebunan tembakau Deli di Sumatera Timur, terjadi kemerosotan dari sebelumnya yang berada di pengelolaan perusahaan Belanda. Pasar yang menampung dari hasil produksi tembakau Deli tetap ada, namun kebun-kebun tembakau Deli tidak sanggup untuk memenuhi permintaan pasar. Produksi kebun Bulu Cina pada masa PT. Perkebunan IX juga mengalami kemerosotan yaitu panen setiap tahun hanya berkisar 2000-2500 pikul atau setara dengan 120.000-150.000 kg per tahunnya. 47 Berdasarkan kondisi tembakau Deli menunjukkan bahwa masa depan pertembakauan akan semakin terancam. Bahkan ada kemungkinan akan hilang dari pasaran tembakau di Bremen atau hanya sebagai pelengkap saja, bukan lagi sebagai primadonanya tembakau. Atas ketidak sanggupan PT. Perkebunan IX untuk memenuhi pasar, akibatnya para pedagangindustri cerutu di Eropa akan lebih hati-hati dan sangat selektif. Di samping itu para pedagangindustri akan memberikan harga yang cukup tinggi, apabila ada tembakau kualitas baik yang disajikan di pelelangan. Hal ini justru membahayakan produsen tembakau Deli karena para pedagangindustri yang memiliki dana besar saja yang sanggup membeli tembakau Deli, sedangkan pedagangindustri kecil akan mati jika harga tembakau tersebut terus meningkat akibat Sebelumnya pada masa pengelolaan Belanda sudah berkisar 4.300 pikul atau setara dengan 258.000 kg per tahunnya. Di samping itu juga sering terjadi di pelelangan beberapa contoh yang disajikan belum menunjukkan adanya keseragaman standard dari masing-masing kebun. Hal ini menjadikan salah satu faktor kelemahan penilaian pembeli dan akan menyulitkan para industri apabila ingin mendapatkan mutu yang sama lebih dari satu kebun. 47 Wawancara dengan Nyono, Desa Bulu Cina tanggal 21 Juli 2013. Universitas Sumatera Utara 54 kebutuhan pasar, maka para pedagangindustri tersebut tidak akan membeli tembakau Deli, tetapi mengalihkan perhatiannya kepada tembakau lain yang mutunya hampir sama dengan tembakau Deli. Untuk itu diupayakan agar komoditas tembakau Deli tetap dilestarikan dengan upaya yang dilakukan adalah: 1. Instruksi Presiden Republik Indonesia Himbauan Presiden RI demi mempertahankan nama Indonesia diperdagangan internasional sebagai satu-satunya negara penghasil daun tembakau cerutu merupakan wujud upaya yang dilakukan demi mempertahankan daun tanaman tembakau Deli. Instruksi ini berupa perintah yang harus dilaksanakan oleh tiap-tiap kebun untuk mengosongkan satu lahan yang digunakan untuk penanaman tembakau Deli. Dengan kata lain, setiap kebun wajib menanam tanaman tembakau Deli di lahan perkebunannya. Hal ini dilakukan karena daun tembakau Deli tidak bisa digantikan oleh tembakau manapun yang digunakan sebagai pembalut cerutu. Karena tembakau Deli memiliki aroma yang wangi pada saat pembakaran cerutu. Karakteristik yang khas inilah membuat daun tembakau Deli tidak dapat digantikan oleh daun tembakau manapun. 2. Memperbaiki Sistem Manajemen Upaya yang dilakukan ialah memperbaiki manajemen secara lebih baik dan rasa tanggung jawab. Perkebunan tembakau Deli yang dapat mempertahankan harga pelelangan tetap tinggi disarankan untuk tetap ditanami dengan tembakau, sedangkan perkebunan yang tidak dapat mempertahankan harga di pelelangan, serta harganya rendah sebaiknya dikonvensikan dengan budidaya tebu, kelapa sawit atau kakao, dengan sasaran utama dari PT. Perkebunan IX Universitas Sumatera Utara 55 adalah untuk mendapatkan laba yang besar dan dapat menampung tenaga kerja serta turut melestarikan lingkungan hidup. Beberapa perkebunan tembakau seperti Saentis, Batang Kwis, Sampali, dan Tandem Hilir, selalu ditawar dengan harga yang sangat rendah bila dibandingkan dengan tembakau- tembakau yang dihasilkan oleh perkebunan lain seperti Tandem, Klumpang, Bulu Cina dan Klambir Lima. Maka disarankan agar kebun Batang Kwiss ditutup dari budidaya tembakau dan diganti dengan tanaman kelapa sawit, sedangkan kebun Saentis dikonvesikan dengan kakao dan kebun Sampali dan Tandem Hilir dikonvesikan dengan komoditi tebu. Perkebunan seperti Helvetia, Kumpang, Klambir Lima, Bulu Cina, Tandem dan Kwala Bingei dipusatkan sebagai perkebunan tembakau Deli dengan tidak bercampur dengan budidaya lain. Upaya lain yang dilakukan agar tembakau Deli tetap bertahan ialah mengusahakan agar tiap pohon tembakau menghasilkan 20 lembar daun tembakau yang baik. 48 Dimana pada masa kolonial, satu tanaman tembakau bisa menghasilkan sampai 25-30 daun tembakau yang berkualitas baik. Sedangkan pada masa PT. Perkebunan IX biasanya satu tanaman tembakau dikatakan baik jika memiliki 15 daun yang berkualitas baik. Sehingga terus diupayakan kepada pengelola perkebunan untuk terus meningkatkan kualitas tembakau dengan menghasilkan 20 lembar daun. Pada masa kolonial, tanaman tembakau Deli memiliki tinggi setara dengan tinggi manusia yaitu berkisar 150 cm, namun sekarang tinggi pohon yang diproduksi hanya memiliki tinggi setengah dari tanaman terdahulu yaitu 70-75 cm. 49 48 Yusuf Resma Reza, dkk., op.,cit., hal. 36. 49 Wawancara , dengan Sumo Prawiro, Desa Bulu Cina, tanggal 27 Juni 2013. Universitas Sumatera Utara 56 3. Mendirikan SBU Sistem Bisnis Unit Sistem Bisnis Usaha ini merupakan orang kedua setelah direksi. SBU ini dibentuk dengan tujuan sebagai berikut: a. Mengontrol biaya produksi tembakau. b. Menekan dan memperkecil kerugian. c. Mengupayakan agar tembakau tidak dibebani oleh biaya lain. Wadah ini dibentuk agar pengelolaan dalam memproduksi tanaman tembakau Deli tidak mengalami resiko atau kerugian yang besar. Wadah ini berfungsi agar pengelolaan tembakau dapat memilik untung yang tinggi dengan resiko kerugian yang kecil. Hal tersebut dilaksanakan agar selain mempertahankan tanaman khas dari Sumatera Utara yang dahulunya Sumatera Timur, juga mendapatkan keuntungan yang dapat diperhitungkan. 4. Mengupayakan dengan BPTD Balai Pelestarian Tembakau Deli Balai Pelestarian Tembakau Deli dibentuk merupakan usaha dari perkebunan untuk melestarikan tanaman tembakau Deli. Wadah ini dibentuk untuk menghasilkan varietas-varietas tembakau yang tahan terhadap serangan hama. Sehingga adanya upaya dari perkebunan untuk menciptakan jenis tanaman unggul, demi menekan kerugian dari daun tembakau yang tidak baik. 5. Melakukan Intensifikasi Intensifikasi dilakukan untuk mendorong hasil produksi dari pengelolaan tembakau Deli. Kekurangan tenaga kerja yang dialami oleh pihak perkebunan dapat disiasati dengan cara menanam tembakau Deli menjadi dua semester. Hal ini merupakan wujud intensifikasi yang dilakukan oleh pihak perkebunan demi mempertahankan tanaman tembakau Deli. Universitas Sumatera Utara 57 6. Menahan harga tawar Di pasar pelelangan banyak dilakukan penawaran dari berbagai perusahaan cerutu untuk meminta daun-daun yang terbaik. Dari pihak perkebunan hal yang dapat dilakukan untuk menaikan keuntungan dari tembakau Deli ialah menahan harga tawar yang memiliki nilai tawar yang tinggi. Hal ini membuat perusahaan dan juga pedagang cerutu harus menaikkan harga penawaran untuk mendapat daun terbaik yang diinginkan. Sehingga pihak perkebunan dapat menahan penjualan tembakau yang baik untuk perusahaan atau pedagang yang melakukan penawaran dengan harga yang tinggi. 7. Adanya himbauan dan pasar di pelelangan Bremen Jerman Adanya himbauan dari pihak pasar yang berada di Bremen untuk tetap melestarikan tembakau Deli, merupakan upaya pelestarian tanaman tembakau dari faktor luar. Pelelangan di Bremen menghimbau untuk melestarikan tanaman ini karena sangat disayangkan sekali bila tanaman ini tidak diproduksi lagi. Hal ini tentunya karena daun tembakau Deli merupakan daun yang sangat cocok untuk pembalut cerutu terbaik. Perkebunan tembakau Deli di Bulu Cina tetap masih sanggup untuk memenuhi standar di pelelangan Bremen, sehingga perkebunan tembakau Deli di Bulu Cina tetap bertahan bahkan sampai sekarang untuk memproduksi tembakau Deli. Disamping itu, yang menentukan bertahannya dan dilestarikanya tembakau Deli hingga saat ini ialah karena masih ada pasar atau perusahaan cerutu yang menampung hasil produksi tembakau Deli di Bulu Cina. Universitas Sumatera Utara 58

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN