Uji Hipotesis Pretest Uji Hipotesis Posttest

2. Uji Hipotesis

Uji hipotesis ini dilakukan untuk mengetahui apakah terdapat perbedaan hasil pretest dan posttes siswa pada kelompok kelas eksperimen I dan eksperimen II. Uji prasyarat normalitas dan homogenitas menunjukkan bahwa data berdistribusi normal dan memiliki ragam yang homogen sehingga uji hipotesis dilakukan dengan menggunakan uji-t. Taraf signifikansi yang digunakan dalam penelitian ini adalah 0,05.

a. Uji Hipotesis Pretest

Hasil perhitungan uji hipotesis pretest pada kelompok eksperimen I dan eksperimen II dapat dilihat pada Tabel 4.8 Tabel 4.8 Hasil Uji Hipotesis Pretest Statistik Eksperimen I Eksperimen II N 32 32 X rata-rata 42,34 41,48 t hitung 0,51 t tabel 1,99 Kesimpulan Ho diterima, tidak terdapat perbedaan yang signifikan Berdasarkan Tabel 4.8, menunjukkan bahwa t hitung t tabel 0,511,99, oleh karena itu Ho diterima. Dapat disimpulkan dari hasil analisis data dengan menggunakan uji-t untuk data pretest adalah tidak terdapat perbedaan yang signifikan terhadap keterampilan generik sains siswa anatara kelas eksperimen I dan II sebelum diberikan perlakuan.

b. Uji Hipotesis Posttest

Hasil perhitungan uji hipotesis posttest pada kelompok eksperimen I dan eksperimen II dapat dilihat pada Tabel 4.9 Tabel 4.9 Hasil Uji Hipotesis Posttest Statistik Eksperimen I Eksperimen II N 32 32 X rata-rata 77,89 81,88 T hitung 3,07 t tabel 1,99 Kesimpulan Ho ditolak, terdapat perbedaan yang signifikan Berdasarkan Tabel 4.9, menunjukkan bahwa t hitung t tabel 3,071,99, oleh karena itu Ho ditolak dan Ha diterima. Dapat disimpulkan dari hasil analisis data dengan menggunakan uji-t untuk data posttest adalah terdapat perbedaan yang signifikan terhadap keterampilan generik sains siswa anatara kelas eksperimen I dan II setelah diberikan perlakuan.

C. Pembahasan

Model pembelajaran Project Based Learning PJBL dan Problem Based Learning PBL menggunakan permasalahan yang ada di sekitar siswa dalam proses pembelajarannya. Keunggulan pembelajaran yang dimulai dari permasalahan yaitu siswa diharapkan memiliki pemahaman yang utuh dari sebuah materi yang diformulasikan dengan masalah, dan keterampilan secara bertahap dan berkesinambungan. 1 Perbedaan model pembelajaran PJBL dan PBL yaitu, pada PJBL peserta didik bekerja secara nyata, memecahkan persoalan dunia nyata yang dapat menghasilkan solusi berupa produk atau hasil karya secara nyata atau realistis. Sedangkan pada PBL peserta didik memecahkan persoalan dunia nyata namun tidak harus menghasilkan sebuah produk sebagai solusi pemecahan masalah. Model PJBL membutuhkan penelitian, keterampilan merencanakan dan keterampilan menyelesaikan masalah dalam upaya membuat proyek, serta melibatkan siswa dalam belajar menerapkan pengetahuan dan keterampilan ketika membuat proyek. 2 Model PBL menuntut aktivitas siswa dalam memahami suatu konsep, prinsip, dan keterampilan melalui situasi atau masalah yang disajikan di awal pembelajaran. Berdasarkan penjelasan tersebut, proses pembelajaran yang terdapat pada masing-masing model dalam menyelesaikan permasalahan diharapkan dapat melatih dan meningkatkan keterampilan generik sains siswa. Sebelum diberikan perlakuan, kelas eksperimen I dan eksperimen II sama- sama memiliki keterampilan generik sains yang rendah. Hal ini dibuktikan dengan 1 Rusman, Model-Model Pembelajaran, Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2012, h. 241 2 Ridwan Abudllah, Pembelajaran Saintifik untuk Implementasi Kurikulum 2013, Jakarta: PT Bumi Aksara, 2014, h. 176