kesimpulan pemeriksaan :Tidak dapat disangkal, bahwa korban meninggal dunia karenapendarahan rongga perut karena robekan dinding perut sebagai
akibatpersentuhan dengan benda tajam.
2. Dakwaan
Terdakwa didakwa dengan dakwaan primair dengan Pasal 340 KUHP jo 55 ayat 1 KUHP subsidair Pasal 338 KUHP jo 55 ayat 1 KUHP.
3. Tuntutan Pidana
Jaksa Penuntut Umum tanggal 17 April 2008 menuntut Terdakwa dengan Pasal 340 KUHP jo Pasal 55 ayat 1 KUHP dengan ancaman pidana 17 Tahun
penjara.
4. Pertimbangan Hakim
a. Terdapat Keadaan Baru NOVUM
Novum 1 : Pengakuan dari Very Idham Heryansyah alias Ryan yang mengaku telah membunuh M. Asrori dan menyatakan bahwa M.
Asrori adalah korban ke 11 dan mayatnya yang disebut Mr. X dikubur di pekarangan belakang rumah orang tuanya di dusun Maijo, Desa Jatiwates,
Kecamatan Tembeleng, Kabupaten Jombang. Sedangkan kesimpulan penyidik dan penuntut umum beserta kakak M. Asrori hanya dengan
identifikasi visual menyatakan mayat yang berada di kebun tebu di Desa Braan, Kecamatan Bandar Kedungmulyo, Kabupaten Jombang adalah M.
Asrori. Novum 2 : Berdasarkan surat hasil tes laboratorium DNA No. Pol :
R 08012. D DNA VIII 2008 Biddokpol tgl 27 Agustus 2008 oleh Putut
Universitas Sumatera Utara
Wibowo, DNAMr. X yang dikubur di belakang rumah orang tua Very Idham Heryansyah alias Ryan identik dengan DNA M. Jalal ayah kandung
M. Asrori dan Dewi Muntari ibu kandung M. Asrori. Disimpulkan bahwa dengan nilai kebenaran pemeriksaan DNA lebih dari 99,99 bahwa
Mr. X yang dibunuh oleh Ryan teridentifikasi sebagai M. Asrori als Aldo. Novum 3 : Berdasarkan Surat Pemeriksaan DNA No. R 08012. E
DNA IX 2008 Biddokpol Tanggal 16 September 2008 menyatakan hasil tes DNA mayat Mr. XX yang ditemukan di kebun tebu Desa Braan
Kabupaten Jombang identik dengan keluarga Fauzin Suyanto dan merupakan anak biologis dari Ny. Suyati selaku ibu kandung Fauzin
Suyanto alias Antonius yang dilakukan dengan pembongkaran makan Mr. XX yang sebelumnya diyakini sebagai mayat M. Asrori. Ny. Suyati
mengakui telah kehilangan anak laki-laki yang bernama Fauzin Suyanto sejak tahun 2007.
Disimpulkan bahwa dalam kasus a quo telah terjadi error in subjective kesalahan Terdakwanya dan kesalahan menangkap. Dengan
adanya novum tersebut, maka Terdakwa harus dinyatakan tidak terbukti dan karenanya harus dibebaskan.
5. Putusan Hakim