29
2.3 Tanaman Mahkota
Dewa
Bahan alami khususnya tumbuh-tumbuhan merupakan keanekaragaman hayati yang masih sangat sedikit menjadi subjek penelitian ilmiah di Indonesia,
padahal Indonesia merupakan negara yang memiliki kekayaan keanekaragaman hayati terbesar di dunia dengan lebih kurang 30.000 jenis tumbuh-tumbuhan berikut
biota lautnya. Dari sekian besar jumlah tersebut, baru sekitar 940 spesies yang diketahui bersifat terapeutik melalui penelitian ilmiah dan hanya sekitar 180 spesies
di antaranya yang telah dimanfaatkan dalam temuan obat tradisional oleh industri obat tradisional Indonesia.
15
Tanaman mahkota dewa Phaleria macrocarpa [Scheff.] Boerl. merupakan tamanan obat yang sudah dikenal dan saat ini semakin diminati masyarakat. Asal
tanaman mahkota dewa masih belum diketahui. Menilik nama botaninya Phaleria papuana, banyak orang yang memperkirakan tanaman ini populasi aslinya dari tanah
Papua, Irian Jaya. Dan dewasa ini, pengobatan dengan memanfaatkan mahkota dewa semakin dirasakan khasiatnya oleh masyarakat umum dengan petunjuk beberapa
pengobatan herbal.
26,27
Mahkota dewa tumbuh subur di tanah yang gembur dan subur pada ketinggian 10-1.200 m dpl. Perdu menahun ini tumbuh tegak dengan tinggi 1-2,5 m. Batangnya
bulat, permukaannya kasar, warnanya cokelat, berkayu dan bergetah, percabangan simpodial. Daunnya tunggal, letaknya berhadapan, bertangkai pendek, bentuknya
lanset atau jorong, ujung dan pangkal runcing, dengan tepi rata, pertulangan menyirip, permukaan licin, berwarna hijau tua,ukuran panjang 7-10 cm, lebar 2-5 cm.
Bunganya keluar sepanjang tahun, letaknya tersebar di batang atau ketiak daun,
Universitas Sumatera Utara
30
bentuk tabung, berukuran kecil, berwarna putih, dan harum. Buahnya berbentuk bulat, dengan diameter 3-5 cm, permukaan licin, beralur, ketika muda warnanya hijau
dan merah setelah masak. Daging buah berwarna putih, berserat, dan berair. Biji buahnya bulat, keras, berwarna cokelat. Berakar tunggang dan berwarna kuning
kecokelatan.
26,27
Gambar 3. Buah Mahkota Dewa
26
Berdasarkan taksonominya, tanaman mahkota dewa dapat diklasifikasikan sebagai berikut:
Divisi : Spermatopyta
Subdivisi : Angiospermae
Kelas :
Dicotyledonae Bangsa
: Thymelaeaceae Suku
: Thymelaeceae Marga
: Phaleria Spesies
: Phaleria macrocarpa [Scheff.] Boerl. atau Phaleria papuana Warb var. Wichnannii Val Back
Universitas Sumatera Utara
31
Di daerah Sumatera, mahkota dewa biasanya dikenal dengan nama simalakama, sedangkan di daerah Jawa dikenal dengan nama makutadewa. Tanaman ini disebut
juga makuto rojo, makutu ratu, obat dewa, obat pusaka, crown of God.
27,28
Pemanfaatan tanaman mahkota dewa ini secara tradisional adalah sebagai tanaman obat yang sejak lama dikenal dapat memiliki khasiat untuk mengobati luka,
diabetes, lever, flu, alergi, sesak nafas, desentri, penyakit kulit, diabetes, jantung, ginjal, dan kanker.
13,14
Berdasarkan hal tersebut, dilakukan rangkaian penelitian farmakologi terhadap ekstrak kulit biji dan daging buah tanaman mahkota dewa yang
mencakup penelitian uji toksisitas, uji antikanker, dan uji aktifitas antioksidan pada tanaman.
26
Penelitian Lisdawati 2002 menunjukkan bahwa daging buah dan cangkang biji mengandung beberapa senyawa, antara lain: alkaloid, flavonoid,
senyawa polifenol dan tanin.
15,28
Acuan pustaka yang ada telah menyebutkan bahwa tanaman marga Phaleria umumnya memiliki aktifitas antimikroba. Aktifitas ini berkaitan dengan toksisitas
tanaman yang cukup tinggi sebagai salah satu bentuk dan mekanisme pertahanan diri. Penelitian yang telah dilakukan hingga saat ini menyatakan bahwa toksisitas tanaman
berkaitan erat dengan kandungan senyawa kimia yang terkandung di dalamnya.
15
2.4. Nilai Farmakologis Buah Mahkota Dewa