BAB 3 KERANGKA KONSEP DAN DEFINISI OPERASIONAL
3.1. Kerangka Konsep
Berdasarkan tujuan penelitian diatas, maka kerangka konsep dalam penelitian ini adalah :
yang diteliti Aktititas fisik
yang Gaya hidup yang
tidak sehat Defek
genetik Penyakit
hormonal
Obesitas primer Obesitas sekunder
Frekuensi konsumsi makanan cepat saji
Status Gizi Tingkat
pengetahuan
1xmi nggu
≥3xm inggu
1- 2x minggu
Gizi Kurang Gizi baik
Gizi lebih Obesitas
Universitas Sumatera Utara
3.2. Alur Penelitian dan Cara Kerja
3.2.1. Alur Penelitian
3.2.2. Cara Kerja
Pada saat dilakukan penelitian, peneliti mengunjungi sekolah tempat dilakukan penelitian dan memberikan penjelasan kepada subjek penelitian berupa
siswa-siswi. Setelah mereka mengerti penjelasan yang diberikan, kemudian dibagikan informed consent untuk ditandatangani. Setelah itu, dilakukan
pembagian kuesioner dan diawasi pengisiannya satu per satu face to face yang kemudian dilanjutkan dengan pengukuran berat badan menggunakan alat timbang
digital dan tinggi badan dengan microtoise. Hasil yang didapatkan akan diplot ke kurva CDC IMT menurut umur dan jenis kelamin.
Memberikan penjelasan ke
siswasiswi SMP
Informed consent Pengisian
kuesioner face to face
Pengukuran berat badan
tinggi badan Survey awal ke
sekolah
Gizi Baik Gizi Lebih
Obesitas Status gizi
Gizi Kurang
Universitas Sumatera Utara
3.3. Definisi Operasional
Variabel independen dari penelitian ini adalah frekuensi konsumsi makanan cepat saji dan variabel dependennya berupa status gizi.
3.3.1. Remaja Usia 13-15 tahun
Remaja usia 13-15 tahun adalah anak laki-laki ataupun anak perempuan yang berada dalam rentang usia 13-15 tahun.
3.3.2. Frekuensi Konsumsi Makanan Cepat Saji a.
Definisi
Frekuensi makanan cepat saji yaitu berapa kali seseorang mengkonsumsi makanan cepat saji dalam waktu seminggu. Makanan cepat saji yaitu
makanan yang disajikan dalam waktu singkat seperti kentang goreng, ayam kentucky, pizza, hamburger, dan minuman bersoda.
b. Cara Ukur
Pengukuran dilakukan dengan metode wawancara.
c. Alat Ukur
Alat ukur yang digunakan yaitu kuisioner.
d. Hasil Pengukuran
Tabel 3.1. Interpretasi hasil pengukuran frekuensi konsumsi makanan cepat saji
Jumlah Interpretasi
1x minggu Sangat jarang
1-2x minggu Jarang
≥3x minggu Sering
Universitas Sumatera Utara
e. Skala Ukur
Skala ukur yang digunakan yaitu skala ordinal.
3.3.3. STATUS GIZI a.
Definisi
Status gizi yaitu suatu keadaan tubuh yang ditimbulkan karena adanya pemasukan dan pengeluaran energi.
b. Cara Ukur
Pengukuran dilakukan dengan mengukur IMT BB dalam kg dibagi TB
2
dalam meter dan diplot ke kurva CDC menurut umur dan jenis kelamin.
c. Alat Ukur
Alat ukur yang digunakan adalah timbangan digital berat badan dan microtoise tinggi badan.
d. Hasil Pengukuran
Tabel 3.2. Interpretasi hasil pengukuran untuk status gizi Status Gizi IMT
Interpretasi
Gizi kurang 5th persentil
Gizi baik 5th persentil sd 85th persentil
Gizi lebih 85th persentil sd 95th persentil
Obesitas ≥ 95th persentil
e. Skala Ukur
Skala ukur yang digunakan yaitu skala ordinal.
3.3.4. Tingkat Pengetahuan a.
Definisi
Pengetahuan merupakan hasil dari tahu Notoatmodjo, 2005.
b. Cara Ukur
Pengukuran dilakukan dengan metode wawancara.
Universitas Sumatera Utara
c. Alat Ukur
Alat ukur yang digunakan yaitu kuesioner.
d. Hasil pengukuran
Tingkat pengetahuan dikelompokkan berdasarkan kategori berikut :
• Baik, apabila nilai yang diperoleh 75 dari nilai tertinggi • Sedang, apabila nilai yang diperoleh 40-75 dari nilai tertinggi
• Rendah, apabila nilai yang diperoleh 40 dari nilai tertinggi
Tabel 3.3. Interpretasi hasil pengukuran untuk tingkat pengetahuan
Skor Interpretasi
Skor 27 Pengetahuan baik
Skor 14-27 Pengetahuan sedang
Skor 14 Pengetahuan rendah
e. Skala Ukur